Terjebak Cinta, Perempuan Ini Rela Bantu Pernikahan Sang Pacar Bersama Orang Lain!

Fimela Editor diperbarui 02 Okt 2014, 09:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Cinta tumbuh karena sering bertemu. Perasaan tadi dialami oleh Trista, seorang auditor di sebuah kantor pengacara di Jakarta. Sebagai karyawan baru, berusaha ‘masuk’ ke berbagai karakter di kantor sangatlah penting dilakukan. Tapi, ia tidak pernah menyangka hatinya bisa terpincut pada sesosok pengacara yang menjadi rekan kerjanya. Namanya Arnold (samaran), lelaki yang dianggapnya sempurna menjadi seorang suami bahkan ayah.

Selama kedekatan mereka, Trista hanya mengetahui kalau hubungan Arnold bersama perempuan yang ia pacari sejak kuliah berakhir di tengah jalan. Arnold dan pacarnya, Cika (samaran) telah menjalin hubungan selama 8 tahun. Alasan runyamnya hubungan mereka karena faktor kebosanan dan beda pendapat. Keluarga Cika ingin agar ia dan Arnold melangsungkan pernikahan sedangkan Arnold masih ingin melakukan banyak hal lain.

Di saat goyahnya hubungan mereka, Trista masuk memberikan ‘angin segar’ bagi Arnold yang dikenal memiliki kepribadian yang kaku dan serius, tipikal seorang pengacara. Dengan Trista, Arnold bisa terlihat lebih santai dan melontarkan canda di kantor. Hal tadi ternyata diamati oleh sebagian rekan kerja yang lain, meski mereka hanya bisa menebak-nebak sosok siapa yang berhasil mengubah karakternya. Trista menyadari kalau Arnold jauh lebih down to earth bersamanya, bahkan diajak makan di pinggir jalan pun tak keberatan, berbeda dengan Arnold yang lama.

Banyak hal yang menjadi pertimbangan Trista untuk akhirnya jatuh cinta pada Arnold. Yang terutama adalah ia memiliki sosok yang pantas dijadikan suami –bertanggung jawab terhadap keluarga, memiliki ambisi terhadap pekerjaannya dan mau berjuang demi perempuan yang ia sayangi.

 

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

Saat perasaan mereka sudah semakin dalam, Arnold sempat mengutarakan akan kembali ke pelukan Cika dan menikahinya. Sakit? Sudah pasti! Tapi Trista pun tidak menghalanginya karena toh hubungannya bersama Arnold tidak memiliki ujung yang berarti, berbeda agama dan suku. Namun, Trista tak bisa memungkiri kalau ia terlanjur sayang terhadap lelaki yang ia kagumi. Ia bahkan rela melakukan apapun, termasuk mengurusi pernikahan Arnold. Ya, benar-benar turun tangan mulai dari memesan tiket honeymoon ke Hongkong, menemani Arnold memesan gedung, memilih kue pengantin bahkan mengirim undangan. Ia memang tak sedikit pun menitikkan air mata tapi rasa sakit dan sesak di dada yang justru dirasakannya tapi toh ia ikhlas membantu orang yang disayanginya.

Jelang pernikahan, Arnold lebih sering menghubungi Trista bahkan subuh sebelum ia melakukan ijab Kabul, Arnold masih menghubungi lewat pesan singkat. Kala itu, Trista hanya bisa mengungkapkan kalau itu pilihan Arnold dan ia harus menjalaninya.

Ingin terbebas dari hubungan terlarang dan melupakan bahwa lelaki yang ia sayangi telah menjadi suami orang lain, Trista memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan masuk ke perusahaan yang ternyata membuat kondisi tubuhnya buruk. Sayangya, ia pun kembali lagi ke kantor yang sama dengan Arnold. Seperti sudah terduga, kondisi hubungan mereka jadi jauh semakin dalam, meski Arnold telah menikah dan Cika sedang hamil. Arnold semakin jauh lebih menjaga Trista dan melindunginya, bahkan ia rela mengantar dan menjemput dari Bogor-Jakarta-Bogor terutama saat kondisi pekerjaan sedang menumpuk.

Selama tiga tahun menjalani hubungan bersama lelaki yang bukan miliknya, Trista sering kali menangis bukan karena takut kalau hubungannya akan berakhir tapi lebih karena Arnold telah dimiliki oleh orang lain dan ia memosisikan dirinya (kembali) sebagai perempuan. Setelah mengumpulkan cukup keberanian, ia menantang rasa takutnya dan mengakhiri hubungannya bersama Arnold. Ia memutuskan untuk benar-benar keluar dari kantor dan menjalani hidup baru.

Bagi Trista, pengalamannya cinta pertamanya membuatnya banyak belajar. Belajar untuk bisa mengontrol perasaannya dan menghargai hubungan orang lain, terutama perempuan lain dan dirinya sendiri. Makanya, saat ia berada di lingkungan kantor baru dan (lagi-lagi) terjebak memiliki perasaan dengan orang yang telah menjadi milik orang lain (baca: bertunangan), ia kini bisa menjaga perasaan dan tahu bagaimana harus bersikap. She said to that guy, “I respect you, your fiancée and your relationship.” And she means it! Clearly, dia benar-benar menjalaninya meski Sang Lelaki memiliki sinyal lebih terhadapnya.