Penulis: Ani Berta
Membaca kisah Nursigit di Majalah Buletin P4GN BNN Edisi 11 Tahun 2012, Nursigit yang mantan pecandu narkoba ini bercerita ketika ia merantau ke Jambi dan menjadi operator alat berat di sebuah perusahaan, meraup gaji bulanan yang mencapai 10 Juta per bulannya. Ia menggunakan gajinya sangat tidak bijak, foya-foya, judi dan terjerumus narkoba. Awalnya hanya coba-coba dengan menggunakan ganja kering. “Saya tak bisa lepas dari mengonsumsi ganja kering ini, selain rasanya enak juga murah dan mudah didapatkan, harga kisara 20 ribu untung 4 linting.” Kata Nursigit.
Beberapa bulan kemudian ia dipindah kerja ke Palangkaraya, di sana ia mengenal Shabu dan semakin tak bisa lepas dari narkoba, siang menggunakan ganja lalu malam menggunakan shabu. Ia kerap mengajak teman-temannya untuk ikut memakai dan Nursigit hampir dikenal oleh para pemakai narkoba.
Nursigit mempunyai titik balik saat bertemu seorang Kiyai yang menyentuhnya dengankasih sayang, bertanya keadaannya tanpa menghakimi dan meangkulnya dengan segenap kemanusiaan bersama seluruh keluarga besarnya. Nursigit merasa tersentuh, malu dan bertekad untuk mengkahiri hubungannya dengan narkoba.
Godaan, cobaan bagi Nursigit selalu ada, teman-teman pecandunya kerap menghampirinya untuk mengajaknya kembali memakai narkoba. Disaat tertentu Nursigit sempat tergoda apalagi ketika teman-temannya mengiming-imingi narkoba gratisan.
Lain lagi dengan kisah Bim Bim Slank, yang saya kutip dari sebuah majalah, Bim Bim yang merupakan salah satu motor penggerak Grup Band Slank sempat tersihir oleh narkoba termasuk dua temannya Kaka dan Ivan. Seolah narkoba memberikan kebebasan berekspresi ketika berkarya, iming-iming tersebut selalu disambut Bim Bim dan dua kawannya sebagai doping saat bermusik. Tetapi itu tidak lama, karena Bim Bim, Kaka dan Ivan merasakan dampaknya seiring berjalannya waktu. Tubuh mereka lambat laun digerogoti narkoba, semakin hari semakin kecanduan dan setiap langkah hidupnya yang terbersit hanyalah berpikir bagaimana caranya mendapatkan narkoba ketikka sakaw tiba. Dukungan dan perhatian Bunda Ipet, orangtua Bim Bim akhirnya menngantarkan mereka pada proses pemulihan. Bim Bim, Kaka dan Ivan menjalani terapi di rumah Bim Bim dengan bantuan therapyst yang didatangkan oleh Bunda Ipet. Pada hari pertama sampai hari ketiga, Bim Bim, Kaka dan Ivan merasakan reaksi terapi yang dahsyat. Saat sakaw mereka hanya diberikan ramuan herbal sebagai detoksifikasi. Dalam proses ini, mereka mengamuk karena menahan sakit dan nyeri akibat sakaw. Bim Bim dan Ivan cenderung mengamuk di dalam rumah, didampingin Bunda Ipet. Sedangkan Kaka lebih memilih lari keluar dan menghubungi bandar narkoba langganannya. Bandar narkoba datang tetapi langsung ditangkap dan diserahkan kepada yang berwajib. Kaka akhirnya ikut menjalani pemulihan bersama Bim Bimm dan Ivan. Dari proses detoksifikasi tersebut, mereka berangsur-angsur pulih dan semua racun keluar melalui feses yang berwarna hitam. Dalam hari ke tujuh proses pemulihan, mereka sudah merasa segar dan dilanjutkan dengan terapi lanjutan serta pengobatan medis. Pendekatan secara rohani pun dilakukannya. Inisiatif Bunda Ifet sebagai orangtua yang sangat pedulu terhadap anaknya serta teman-temannnya, sangat membantu proses pemulihan mereka. Sampai sekarang Bim Bim,Kaka dan Ivan sudah terlepas dari jeratan narkoba dan sudah dapat berkarya dengan total tanpa narkoba. Ekspresi mereka pun semakin berisi dan karirnya semakin cemerlang tanpa narkoba.
Dari pengalaman Nursigit, Bim Bim Slank diatas,diambil kesimpulan bahwa melalui proses rehabilitasi ini para pecandu dapat pulih kembali dan dapat menjalani kehidupannya seperti sedia kala. Jika ada pecandu atau pemakai narkoba yang berkeliaran di sekitar kita, jangan ragu untuk melaporkannya demi kebaikan pecandu supaya memperoleh haknya untuk hidup sehat dan menjalani kehidupannya dengan baik. Bagi para pecandu atau pemakai narkoba, jangan pernah takut untuk berhenti dari mengonsumsi narkoba karena menuruti sakaw, dengan membeli dan memakai terus menerus narkoba bukan sebuah solusi dalam menghilangkan rasa sakitnya. Jika ingin sembuh total, penuhi proses rehabilitasi sampai tuntas dan jalani dengan penuh ketekunan. Niscaya hasilnya akan mengembalikan kehidupannya yang sempat hilang.
Bagi para pecandu dan pemakai narkoba, tak perlu takut apalagi malu ketika ingin melaporkan diri bahwa dirinya adalah pecandu narkoba. Karena pecandu narkoba yang bukan pengedar, akan dianggap sebagai korban penyalahgunaan narkoba. Bukan dianggap penjahat atau pelaku kriminalitas. Semua pecandu yang melaporkan diri ke institusi yang ditunjuk sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) setempat akan dilayani dengan baik dan kekeluargaan. Dan pemerintah memberkan pengobatan dan proses rehabilitasi gratis sampai sembuh. Para pecandu atau pemakai narkoba yang melaporkan diri atas inisiatif dirinya sendiri, proses rehabilitasi bukanlah hukuman tetapi sebagai proses penyembuhan. Dalam prosesnya, mereka akan mendapatkan rangkaian terapi yang berkelanjutan, pemeriksaan psikologis dan fasilitas konseling yang nyaman dengan dokter yang kompeten.
Ikutin survey media pilihan penyebaran bahaya narkotika di sini http://kplg.co/B3wJ
Mau tahu lebih jauh ttg narkoba? klik disini http://www.indonesiabergegas.com/
[ADVERTORIAL]