Next
Jakarta Jika waktu kecil mungkin kamu pernah diledek karena memiliki bentuk gigi depan yang menyerupai gigi kelinci, nampaknya bentuk gigi tersebut kini sudah jadi tren. Namun ternyata tren gigi kelinci ini bukanlah suatu hal yang baru di Indonesia. Sebut saja Olla Ramlan yang sudah terlebih dahulu mencoba tren gigi kelinci tersebut langsung ke drg. Devya Linda, Sp.BM., FISID. Kira-kira sudah dua tahun lalu lamanya. Dari sinilah akhirnya tren gigi kelinci tersebut mulai banyak dibicarakan dan dicoba banyak orang. Tak hanya Olla, ternyata presenter Vega Darwanti juga melakukan hal yang sama di dokter yang sama untuk mengikuti tren tersebut.
Kami pun menghampiri langsung drg. Devya ke tempat praktiknya di Beyoutiful Aesthetic Clinic di bilangan Jakarta Selata untuk bertanya soal tren gigi ini. Dan dari sinilah kami mengetahui kalau bentuk gigi kelinci tersebut didapatkan dengan teknik veneer. Yup, the same veneer yang mungkin kamu tahu selama ini hanya untuk membuat gigi terlihat lebih putih.
�Dulu orang hanya menyangka kalau veener itu hanya untuk membuat gigi terlihat lebih putih padahal veener itu bisa membuat orang terlihat berubah jadi lebih cantik. Lebih tirus dan terlihat lebih muda. Pada beberapa pasien kesannya bisa jadi tirus karena pembentukan pada veener-nya. Semua ini tergantung dari susunan bentuk veneer yang kita buat pada awalnya,� jelas drg. Devya.
Apa Itu Veneer?
Veneer merupakan suatu bahan yang digunakan untuk melapisi permukaan gigi. Pada awalnya, veneer digunakan pada pasien yang mengalami masalah karies supaya giginya nggak mudah pecah. Namun belakangan, veneer justru jadi tren lebih untuk tujuan estetika. �Gigi orang dengan bentuk yang kasar, besar, dan warnanya kuning, wajahnya akan terlihat berbeda setelah giginya lebih putih dengan veneer. Ia akan terlihat lebih muda,� katanya.
Lebih tirus? Apakah ada operasi rahang? Ternyata lebih tirus di sini dihasilkan karena susuna veneer yang sudah dibuat. Jadi, bentuk wajah pasien akan langsung terlihat lebih tirus. Namun drg. Devya mengatakan bahwa pada kasus tertentu, memang diperlukan adanya operasi rahang untuk memaksimalkan veneer yang akan dipasang pada pasien.
What's On Fimela
powered by
Next
Prosedur Veneer
Untuk pemasangan veneer, pasien disarankan untuk membuat janji terlebih dahulu dengan dokter sebelum datang ke klinik. Setelah itu, pasien akan dilihat kondisi giginya, apakah ia cocok atau perlu di-veneer. �Kalau giginya sudah putih dan bagus, ngapain di-veneer lagi. Ada beberapa pasien yang seperti ini, sudah punya gigi putih dan bagus namun tetap ingin di-veneer,� ceritanya pada FIMELA.com ketika ditemui hari ini.
Kemudian pasien akan difoto supaya ia punya pedoman agar bisa terlihat perbedaannya sebelum dan sesudah di-veneer. Pasien selanjutnya akan dicetak giginya untuk mendapatkan model awal. Saat dicetak inilah, dokter gigi tersebut bisa membentuk dua gigi depan lebih panjang sehingga berbentuk menyerupai gigi kelinci.
Proses selanjutnya, pasien akan diolesi bahan supaya tak merasa ngilu saat dikikir. �Kalau saya menganut minimal preparasi. Pernah ada yang tak dipreparasi, malah giginya jadi terlihat tebal. Dipreparasi dengan dikikir ini biasanya akan mengambil 0,5 mm pada masing-masing gigi pasien,� paparnya. Kemudian dipasang veneer sementara dan seminggu datang lagi untuk dipasang veneer aslinya.
Sebelum dipasang veneer secara langsung, pasien akan dipasangkan veneer sementara selama satu minggu ke depan menunggu veneer yang asli dicetak. Veneer sementara juga tetap membutuhkan perawatan khusus sama seperti saat menggunakan veneer yang asli nantinya.
Veneer sementara berfungsi untuk melapisi email yang sudah terkikis. Jika tak dilapisi, gigi akan mudah terasa ngilu. Selain itu, veneer sementara tersebut juga bertujuan untuk melihat apakah bentuk veneer yang akan digunakan cocok atau tidak dengan wajah pasien. �Jadi, nggak semua orang cocok dengan gigi kelinci. Kalaupun sudah cocok dengan gigi kelinci, nggak semua orang cocok dengan bentuknya yang kotak atau bulat. Tergantung dari hasil yang terlihat dari wajah pasien,� tambahnya.
Biaya
Soal biaya, drg. Devya mengatakan tergantung kasus. Namun di kliniknya, rata-rata pengerjaan veneer dimulai dari Rp6-8 juta per giginya. Lalu, ada berapa gigi yang harus di-veneer? Semua itu tergantung dari berapa gigi yang terlihat saat orang tersebut tersenyum �Rata-rata biasanya 8 gigi atas dan 8 gigi bawah yang kita veneer. Bisa juga sampai 20 gigi atas dan bawah. Tergantung dari berapa gigi yang terlihat saat tersenyum,� jelas drg. Devya.
Jadi, bagaimana, Fimelova? Sudah mulai penasaran dengan tren gigi kelinci ini? Kami masih punya satu artikel lagi soal apa saja yang perlu diperhatikan saat menggunakan veneer tersebut. Until next article ya!