Takut Membuka Hati Terhadap Orang Baru? Ini Cara Tepat Bebas dari Kekecewaan!

Fimela Editor diperbarui 25 Mar 2015, 09:00 WIB

Jakarta Tidak semua kisah cinta berakhir dengan happy ending layaknya drama fairytale yang diakhiri kalimat �and they live happily ever after atau happy ending. Kenyataannya kekecewaan pasti pernah dialami seseorang mulai dari memergoki pasangan berselingkuh, mencintai orang yang tidak tepat, mengalami cinta yang bertepuk sebelah tangan sampai mungkin ditinggalkan. Kekecewaan tadi bisa saja terjadi sekali atau bahkan berkali-kali sehingga membuatmu takut untuk membuka hati terhadap lelaki lain. Agar nggak jatuh di kubangan yang sama, Jose Carol membagi cara tepat buat membuka diri dalam urusan cinta. Niscaya, orang yang tepat pada akhirnya yang akan setia berada di sampingmu, Fimelova! 

Layaknya tamu yang berkunjung ke rumahmu begitulah seharusnya kamu membuka hati pada seseorang baru yang akan menaklukkanmu, Fimelova. �Ketika ingin berkunjung ke rumah seseorang, Si Tamu pasti masuk melalui halaman rumah. Di halaman rumah biasanya bahasa yang digunakan formal, basa-basi, dan sedikit klise. Seperti itulah awal mula pendekatan terjadi. Semua hal yang dibagi bersama Si Dia masih bersifat permukaan,� tutur Sang Motivator yang turut mengisi ajang seminar sehari IWOW (17/5) lalu.

Setelah kenal satu sama lain, tempat selanjutnya yang akan dikunjungi adalah ruang tamu. Di ruangan ini, apa saja yang bisa kamu bagi terhadap Si Dia? �Kamu mulai menceritakan soal latar belakang kehidupanmu termasuk keluarga, membahas mimpi-mimpimu dan berbagai hal yang lebih pribadi. Meski masih menggunakan bahasa yang masih formal,� jelas Jose kembali.

Setelah berhasil menaklukkan �ruang tamu�, Si Dia dan kamu akan memasuki ruangan keluarga. �Dalam tahap ini rasa tanggung jawab dan kesetiaan harus teruji,� ungkap Jose. Di sini informasi yang sangat pribadi akan diungkap satu sama lain termasuk soal perasaan masing-masing. Bahasa yang digunakan tidak lagi formal. Keduanya sudah saling terbuka dan jujur. Rasa saling percaya pun tumbuh di antara kamu dan Si Dia. Seperti mempersilakan seseorang memasuki ruang keluarga, di tempat ini Si Dia seharusnya sudah bisa diperkenalkan terhadap anggota keluarga yang lain.

Memasuki ruangan terakhir adalah kamar tidur. �Komitmen adalah hal yang dibutuhkan dalam tahapan ini,� tutur Jose. Seharusnya, kamu dan Si Dia sudah sama-sama yakin untuk melangsungkan komitmen ke tahapan lebih serius dari sekadar berpacaran.

Bila saja kamu bisa memperlakukan ruangan hatimu layaknya ruangan dalam rumah, kemungkinan besar mengalami kegagalan dalam sebuah hubungan dapat diminimalisasi. Yang perlu diingat, Jose mengatakan agar perempuan mahir mengelola pengharapan. �Jangan sampai baru berkenalan ekspektasi yang dibangun Si Dia berada di ruang keluarga atau bahkan kamar tidur," ungkapnya. "Saat ingin membuka diri terhadap seseorang sebaiknya Si Dia harus dapat lolos ujian dalam membuka (baca: menaklukan) setiap pintu  rumahmu (baca: ruang hatimu). Ujiannya seperti apa? Kamu yang menentukan!,� tutup Jose menyudahi perbincangan.

What's On Fimela