Terkadang karena terlalu sibuk dan stress dengan pekerjaan, kita ingin segala sesuatunya instan. Lebih memilih naik lift atau eskalator dibanding tangga biasa, lebih memilih naik taksi dibanding jalan kaki walau jarak yang kita tuju tidak terlalu jauh dan lain sebagainya. Padahal, sebetulnya kalau kita mau menggerakkan badan kita, kita bisa meminimalkan datangnya penyakit tidak menular seperti sakit jantung, hipertensi, hingga obesitas.
Sejak tahun 2007, Amerika Serikat melakukan sebuah gerakan yang bernama Exercise is Medicine (EIM). Ini adalah sebuah gerakan yang melibatkan para praktisi kesehatan seperti dokter, rumah sakit, serta pemerintah, masyarakat, dan korporasi. Tahun ini, gerakan ini dibawa oleh The Coca-Cola Company ke Indonesia untuk diperkenalkan ke masyarakat. Uniknya, gerakan ini ingin mengajak para dokter untuk memasukkan latihan fisik sebagai resep!
Karena itu, pada pekan lalu mereka mengundang para dokter di seluruh Indonesia untuk mengikuti pelatihan EIM bersertifikasi selama dua hari dengan tujuan agar para dokter ini bisa mengetahui latihan-latihan dan gerakan apa saja yang bisa dimasukkan sebagai alternatif. Topik pelatihan mereka juga bervariasi, Fimelova! Mulai dari menjadikan latihan fisik sebagai salah satu tanda kesehatan pasien (banyak atau nggaknya kita berolahraga dan bergerak), meresepkan latihan fisik secara tepat bagi para penderita diabetes, obesitas, hipertensi dan jantung, hingga osteoporosis, serta praktik latihan fisik yang tepat. So, harapannya adalah nggak melulu obat yang bisa ditulis di resep kita, tapi dokter juga bisa memberi ide latihan fisik apa yang pas untuk penyakit kita!
Kita pun harus tahu, Fimelova, ternyata pola hidup santai atau malas gerak yang sering kita jalani sehari-harinya ternyata punya efek negatif yang serius, lho! Menurut dr. Grace Tumbelaka, Sp.KO., WHO menunjukkan hasil riset bahwa physical inactivity alias kurangnya gerak berada dalam peringkat 4 teratas penyebab kematian setelah hipertensi, diabetes, dan merokok. “Sebagai penasihat kesehatan, dokter tentunya punya peranan penting untuk mulai lebih aktif memasukkan latihan fisik sebagai bagian dari pencegahan dan pengobatan bagi pasien mereka,” ujar dr. Grace mengomentari gerakan Exercise is Medicine ini. Jadi, mulai sekarang jangan kaget jika ada dokter yang meresepkan aktivitas atau latihan fisik ke dalam resepnya. Selain itu, sebaiknya mulai sekarang jauhkan kata-kata malas gerak alias mager dalam kamus kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Setuju, Fimelova?