Astrid Tiar Pilih Jadi Agresif saat Menghadapi Suami

Fimela Editor diperbarui 01 Feb 2015, 10:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Jakarta Setahun lebih menjalani rumah tangga itu masih terbilang muda dalam sebuah pernikahan. Proses pengenalan pasangan masih harus terus dilalui, meski kami setuju dengan pendapat sebagian orang bahwa proses pengenalan dua insan dalam pernikahan berlangsung selamanya.

Pada FIMELA.com, Astrid bercerita tentang proses penyatuan kedua karakter dalam pernikahannya. "Aku itu tipe orang yang suka memberikan kejutan pada pasangan sedangkan suami aku kebalikannya. Ia cenderung kaku. Jangankan soal memberikan kejutan, masalah mengirimkan pesan saja dia sangat irit sekali. Di awal pernikahan aku sempat sensitif dengan masalah ini tapi semakin ke sini aku mengerti kalau kesibukannya sebagai dokter bikin ia memiliki ritme yang seperti itu," tuturnya. "Makanya, aku lebih agresif memberikan warna-warni dalam pernikahan kami," tambahnya.

Sebisa mungkin setiap hari, Astrid memberikan kejutan kecil pada Gerhard untuk mempermanis pernikahan mereka. "Kalau flu misalnya, aku menyelipkan obat untuk diminum di dompetnya. Meski ia dokter terkadang tetap saja suka lupa minum obat. Saat jam makan siang, nanti aku mengirimkan pesan singkat bilang agar nggak lupa makan dan minum obat," ceritanya tersipu.

Dari sekian kejutan yang dipersiapkan, nggak semuanya berjalan mulus, kok, ada saja yang gagal. Dengan nada tergelitik ia bercerita, "Beberapa waktu lalu, aku masak kari ayam karena tahu suami paling suka makanan berbumbu kari. Tapi, ternyata dia sudah makan di luar dan menunya kari pula. Gagal, deh!"

Biar tetap mesra panggilan kesayangan selalu dilontarkan satu sama lain dan keduanya selalu melakukan kegiatan seperti layaknya orang tengah baru pacaran. "Kami punya panggilan mesra yaitu Bove (baby love). Sebenarnya muncul karena suami irit dalam penulisan pesan. Selain itu, kami berdua juga menyempatkan diri untuk menonton bioskop. Momen pacaran kami memang justru setelah menikah," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Next

Kehadiran putri pertama mereka, Dialucita Annabel Estheressa Thiorina Situmorang, semakin membuat kebahagiaan rumah tangga mereka bertambah. Dalam urusan membesarkan anak, Astrid menurunkan didikan yang diterimanya dari Sang Bunda pada putri semata wayangnya ini. "Mama aku itu tangan besi tapi berhati "Rinto". Mama nggak pernah manjakan aku. Dari kecil kalau mau sesuatu harus berusaha jadi nggak ada yang instan," ceritanya. "Di rumah, aku sengaja tidak menyediakan air panas. Jadi, bila Annabel meminta susu ia harus sabar menunggu prosesnya," tambahnya.

Astrid mengaku hidupnya sangat jauh berubah setelah kehadiran Annabel. "Dulu, aku nggak suka sama anak kecil, lho. Aku punya lima keponakan, semuanya takut sama aku," ungkapnya sambil tertawa kecil. "Meski begitu aku tetap nggak pernah memanjakan anak kecil. Aku belakangan mengajarkan Annabel untuk nggak selalu membeli mainan saat kami mengunjungi mal," tambahnya.

Raut muka Astrid memang langsung berubah manakala kami bertanya soal Annabel lebih lanjut. "Annabel itu nge-fans sama mamanya. Apa-apa pasti yang dipanggil mama," ungkapnya bangga. Makanya saat seharian tak bertemu dengan Annabel karena urusan pekerjaan, Astrid pasti langsung meluangkan waktu untuk mengganti waktu bersama mereka. "Kami berdua suka creambath atau pijat bareng!," tuturnya. "Tapi, semua dilakukan di rumah. Kami creambath pakai kemiri atau lidah buaya yang memang alami dan dibuat sendiri," ceritanya kembali.

Menjadi perempuan yang sukses di karier maupun keluarga memang impian setiap perempuan termasuk Astrid. Perempuan cantik kelahiran 12 Juli 1986 ini berpendapat menjadi istri dan ibu yang baik adalah proses belajar yang panjang. Untuk itu, "Aku belajar dari banyak pengalaman orang lain maupun buku. Yang aku amati dalam membina rumah tangga itu pilihan aku belum tentu baik untuk kita (Astrid, suami dan putri mereka). Jadi, harus saling mengalah demi kebaikan bersama," tutupnya.


Wah, semoga Astrid bisa mengikuti jejak pasangan artis lain yang memiliki rumah tangga yang langgeng ya, Fimelova!