Next
Jakarta Mengatur pengeluaran tiap bulan jadi tantangan besar untuk Deasy (26) dan Benny (27). Pasangan yang belum genap setahun menikah ini, mengaku cukup kaget dengan banyaknya pos pengeluaran baru setelah menikah yang harus terpenuhi. "Aku lumayan keteteran mengatur pengeluaran tiap bulan. Apalagi saat single dulu aku cenderung boros dan nggak punya perencanaan soal keuangan," cerita Deasy.
Kalau saat single, uang yang dikeluarkan tiap bulan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup seperti hangout, baju, atau jalan-jalan. Sekarang Deasy dan Benny harus pula menyisihkan penghasilan untuk tabungan, asuransi jiwa, dan cicilan rumah. "Ternyata, beda sekali pos pengeluaran saat menikah dan waktu single dulu. Sekarang banyak pengeluaran yang saat single dulu tidak terpikir," ujarnya.
What's On Fimela
powered by
Next
Perbedaan pos pengeluaran sebelum dan setelah menikah juga dialami Nyssa (26). Perempuan yang bekerja sebagai staf keuangan di sebuah perusahaan swasta ini mengaku nggak bisa lagi menyisihkan gaji dalam jumlah besar untuk tabungan. "Saat single dan masih tinggal dengan orangtua hampir 70% gajiku bisa ditabung. Sisanya lebih buat transportasi, makan siang, dan pengeluaran weekend," ujar Nyssa.
Ke mana tabungan dialokasikan saat single dan setelah menikah, menurut Nyssa juga berbeda. Bila sebelum berpasangan tujuannya menabung lebih untuk kesenangan pribadi, seperti biaya liburan atau sekadar membeli gadget. Sekarang, tabungan Nyssa banyak terpakai untuk mengisi rumah. "Bila menyangkut rumah, pengeluaran kami jadi luar biasa besar sekarang," jelasnya.
Next
Penyebab Pos Pengeluaran Berbeda
Adanya perbedaan pos pengeluaran saat kita berumah tangga dan saat kita masih single juga diamini Prita Ghozie, Financial Planner dari ZAP Finance. Kebutuhan yang nggak sama lagi dan bertambahnya tanggung jawab saat berumah tangga menjadi penyebab berbedanya pos pengeluaran bulanan. :Pastinya berbeda karena kita memulai rumah tangga baru yang nggak sama kebutuhannya dengan saat masih tinggal bersama orangtua. Belum lagi, tanggung jawab pun mulai bertambah karena pasangan yang menikah pasti ingin memiliki anak. Maka harus disiapkan juga kebutuhan si anak kelak," ungkap Prita.
Masih menurut Prita, biasanya pos pengeluaran baru yang paling jelas terlihat bagi pasangan yang baru menikah adalah pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran ini meliputi biaya keamanan, biaya listrik, dan anggaran rumah tangga. Adanya tanggungan seperti anak, juga membutuhkan pengeluaran lain untuk asuransi jiwa.
Banyaknya pengeluaran baru yang muncul dan harus dipenuhi, membuat tiap pasangan yang memulai rumah tangga wajib menentukan prioritas. Untuk membantu para pasangan baru, Prita menjelaskan adanya tujuh pos pengeluaran penting yang harus diprioritaskan. Pos pengeluaran ini antara lain biaya hidup rutin (maksimal hanya 50% dari gaji), biaya kehamilan dan melahirkan, uang muka pembelian rumah tinggal, dana pendidikan anak, dana pensiun, dana darurat, dan premi asuransi jiwa.
Next
Tekan Pos Pengeluaran Single!
Selain menentukan prioritas pengeluaran, Prita juga menegaskan perlunya memangkas biaya beberapa pos pengeluaran yang dulu sering kita keluarkan dan nggak lagi jadi prioritas utama. Lifestyle expenses jadi salah satu pos pengeluaran yang harus ditekan. "Idealnya, lifestyle expenses hanya boleh memakan 20% dari pendapatan kita. Apabila dipertahankan hanya 10% dari pendapatan maka lebih baik," jelas Prita.
Deasy dan Nyssa juga mengaku harus menekan beberapa pos pengeluaran saat single. Kalau Deasy memilih menekan pos pengeluaran saat single dengan mengurangi intensitas hangout, mencicipi kafe baru, dan shopping, Nyssa memilih cara berbeda. "Waktu single, aku lebih suka makan di luar saat jam lunch kantor. Sekarang, aku lebih memilih membawa bekal," cerita Nyssa.
Next
Buat Investasi Bersama
Nggak sedikit pasangan yang memiliki investasi pribadi sebelum menikah dan menyisihkan pengeluaran cukup besar untuk investasi. Setelah menikah, Prita menyarankan pasangan baru untuk lebih baik membuka investasi bersama. Besar biaya yang dialokasikan untuk investasi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan investasi baru.
"Karena sekarang invetasi termasuk rencana keuangan keluarga maka harus disatukan dengan prioritas dan tujuan pasangan juga. Hitung dan cek ulang aset yang sudah dimiliki kemudian sesuaikan dengan jumlah kebutuhan investasi baru," ujarnya.
Next
Hal serupa juga dilakukan Nyssa. Sebelum menikah, perempuan berjilbab ini mengaku berinvestasi emas. Seluruh investasi ini akhirnya digunakannya untuk ikut membiayai pernikahan. Setelah berumah tangga, Nyssa memutuskan untuk membuka investasi bersama suami.
"Sebelum menikah kami sempat diskusi kalau pengeluaran hanya dari satu pintu. Makanya setelah menikah, aku dan suami membuka investasi bersama. Sekarang, kami berinvestasi emas dan mata uang asing. Untuk porsi pengeluaran investasi kami sekarang dibanding saat single nggak berubah karena balance dengan gaji suami juga," ungkap Nyssa.
Next
Jangan Jadikan Uang Problematika Rumah Tangga!
Rumitnya mengelola keuangan seringkali menjadi penyebab utama pertengkaran pasangan yang baru menikah. Prita pun berbagi sejumlah tips agar masalah keuangan nggak menjadi problematika dalam rumah tangga baru;
- Tentukan siapa manajer keuangan di rumah tangga. Suami atau istri yang ditunjuk sebagai manajer harus diberikan kepercayaan penuh. Namun dia juga harus bertanggung jawab melaporkan kemajuan rencana keuangan.
- Saling terbuka. Coba bicarakan masalah keuangan secara terbuka dengan pasangan, termasuk kecemasan masing-masing. Jangan membuat penilaian sepihak dan dengarkan apa yang diutarakan pasangan dengan seksama.
Next
- Hargai privacy masing-masing. Hargai keinginan pasangan untuk menyimpan sejumlah uang untuk kebutuhan pribadi dan hobi. Misalnya, beri kesempatan pasangan untuk sesekali membeli cd musik atau cerutu favoritnya tiap bulan. Asalkan jumlahnya ditentukan bersama. Kamu tentu juga ingin meneruskan arisan di salah satu kafe atau mall bersama teman-teman, bukan? Jangan ragu menyampaikan keinginan ini pada suami.
- Tentukan tujuan bersama. Yang nggak kalah penting dalam percakapan mengenai uang dengan pasangan adalah menentukan prioritas. Misal, jika prioritas keluarga kamu adalah pendidikan anak. Maka, mulailah memperkirakan berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk biaya pendidikan beberapa tahun ke depan dan berapa yang harus disisihkan.
Uang jadi masalah yang cukup emosional dalam pernikahan. Kebiasaan kamu dan pasangan dalam mengelola uang juga ikut menentukan keberhasilan pernikahan. Jadi, siap mempraktekan saran-saran di atas, Fimelova?