Next
Sebanyak 23 jiwa melayang akibat Banjir Jakarta
Sudah hampir sebulan sosial media –path, twitter, dan facebook, dihujani laporan langsung dari para masyarakat yang terkena banjir di sejumlah titik di Jakarta. Yang sempat menjadi jadi sorotan salah satunya seputaran Jalan TB. Simatupang, tepat di depan Gedung Graha Simatupang –yang sedang mengalami perbaikkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, tergenang air setinggi kurang lebih 1 meter. Sejumlah jalan yang dialihkan menyebabkan kemacetan di ruas jalan lainnya.
Di Jakarta Barat, Green Garden –kawasan langganan banjir, tak luput terendam air setinggi 100 sentimeter. Akibatnya empat halte transjakarta –Halte Grogol, Kedoya Green Garden, Kedoya Assiddiqiyah, dan Duri Kepa, tidak berfungsi seperti sedia kala. Di daerah Jalan Outer Ring Road, Jakarta Barat, banjir menelan korban bocah berusia 5 tahun bernama Fatimah. Ia terperosok ke dalam saluran air dan terseret gelombang sampai jarak 150 meter manakala menyaksikan genangan di Jalan Outer Ring Road setinggi 50 sentimeter.
Beralih ke Jakarta Timur, ada 10 titik daerah banjir meliputi Pasar Rebo, Cakung, Bidara Cina, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Cipinang Melayu, Ciracas dan Kramat. Dari sekian titik, Cipinang Melayu dan Kampung Pulo dilanda banjir paling parah.
What's On Fimela
powered by
Next
Kelapa Gading, Artha Gading, Sunter dan daerah lainnya di Jakarta Utara juga ikut terendam banjir, Fimelova! Di kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, korban banjir terpaksa harus mengungsi ke dalam peti kemas milik perusahaan logistik yang berada di dekat pemukiman pada Sabtu (18/1) lalu. Menurut Somah yang tak sempat menyelamatkan barang-barangnya, banjir kali ini tak berbeda dengan banjir yang terjadi pada 2007 lalu. Ketinggian air mencapai 120-150 sentimeter.
Sejauh ini, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta korban jiwa akibat banjir di wilayah Jakarta tahun 2014 mencapai 23 jiwa (26/1). Korban meninggal diakibatkan ikut terbawa arus, tenggelam, terjatuh, tersetrum listrik, dan sakit. Those stories could be a big alarm for us, Fimelova!
Next
Tanggul (kembali) jebol di Depok
Hujan tanpa henti yang melanda kawasan Jabodetabek membuat debit Kali Ciliwung, Depok meluap. Sementara itu, Tanggul Kali Laya yang berada di dekat sejumlah perumahan –termasuk Perumahan Bukit Cengkeh, Cimanggis Country dan Taman Duta, tak bisa menahan curah hujan yang tinggi sehingga tanggul jebol sepanjang 10 meter. Selain banjir sebagian kawasan Depok mengalami tanah longsor di Sukamaju, Tapos. Satu rumah hancur dan hanyut tergerus air. Longsor di kawasan tersebut sebenarnya sudah beberapa kali terjadi. Beruntung tak ada korban jiwa atas peristiwa ini, Fimelova!
Next
Stasiun Tawang Semarang teredam air
Banjir juga melanda Kota Semarang pada Selasa (14/1) lalu. Akses jalan Pantai Utara yang menghubungkan Semarang dengan Kendal sempat terputus karena air meluap hingga ketinggian 50 meter. Air juga tampak tergenang di beberapa titik jalanan Semarang sepeti Jalan Citarum, Jalan dr. Cipto, Jalan MT Haryono dan Jalan Pattimura dengan ketinggian air rata-rata 20-50 sentimeter.
Banjir sempat merendam Stasiun Kereta Api Tawang, Semarang dengan ketinggian sedengkul orang dewasa. Akibatnya jadwal kereta mengalami keterlambatan hingga 5 jam. Selain itu, banjir kali ini juga menimpa kawasan perumahan elite seperti Perumahan Delta Mas, Permata dan Pondok Mas yang tergenang hingga 50 sentimeter. Selama lima hari, penduduk yang belum berhasil dievakuasi terjebak di dalam rumah.
Next
Petani Rugi Milyaran Rupiah di Jember
Hujan deras merendam ratusan rumah di Kabupaten Jember. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, sedikitnya ada 350 rumah di Desa Sidomekar dan Desa Sidomulyo yang terendam air setinggi 70 sentimeter. Setidaknya 4 kecamatan mengalami banjir di Jember. Paling parah terjadi di Desa Lojejer, Karangsono, Grenden dan Kasyiyan Timur. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian wilayah 8 Jember, petani mengalami kerugian hingga Rp2,9 Milyar. Lebih dari 500 hektare seperti padi, cabai dan jeruk rusak terendam air.
Next
Banijr Manado tewaskan 19 orang!
Banjir Bandang setinggi 3 meter dialami Kota Manado, Sulawesi Utara. Berdasarkan Posko Tanggap Darurat Pemkot Manado, sebanyak 564 rumah warga hanyut terbawa arus. Sementara itu, 3.609 rumah rusak berat sedangkan 4.789 rusak ringan. Beberapa jembatan ambruk dan terputus. Saluran air bersih pun ikut rusak serta beberapa wilayah mengalami pemadaman listrik.
Banjir Bandang yang terjadi di Manado ini tak ayal mirip dengan Tsunami Aceh di tahun 2004. Pemandangan mobil yang tumpang tindih akibat arus deras mewarnai kota Manado. Terhitung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekitar 19 orang meninggal dunia akibat banjir bandang.
Belum selesai pemulihan pasca banjir di Manado, Sulawesi Utara kembali dilandan Banjir Bandang. Kali ini di Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Kepulauan Sitaro. Sekitar 3 orang tewas, 6 luka-luka dan 30 orang dikabarkan menghilang.
Next
Aksi Pemrov DKI
Sejauh ini Pemerintah DKI yang dipimpin Jokowi-Ahok mengusahakan beberapa tindakan dalam mengatasi banjir yang melanda ibukota. Pertama, pelaksanaan normalisasi kali –termasuk Kali Ciliwung, Cideng, Tunjangan, dan lainnya, serta waduk yang diberi nama Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Target pengerukan 14 taduk dan kali di Jakarta ini diprediksi akan selesai di tahun 2015. Kedua pemerintah DKI akan memindahkan warga bantaran kali ke rusun saat perlebaran Sungai Ciliwung. Ketiga, Pemrov DKI sedang gencar membuat sekitar 1.949 resapan yang tersebar di berbagai titik di Jakarta. Terakhir, Pemrov DKI berencana membeli lahan untuk resapan air serta menghijaukan kembali kasawan Puncak.
Well, semoga pemerintahan daerah lain yang mengalami banjir mampu melakukan penanganan nyata, ya!