Konsep Rumah Idaman Ramah Lingkungan Ala Nicholas Saputra

Fimela Editor diperbarui 03 Des 2013, 10:59 WIB

Sulit rasanya melepaskan sosok Rangga dari lelaki bernama lengkap Nicholas Schubring Saputra ini. Film Ada Apa dengan Cinta yang menjadi kiprah pertamanya di dunia hiburan Indonesia pada tahun 2002 sukses melambungkan nama Nico di dunia hiburan. Tidak sekadar memikat masyarakat karena penampilannya, bakat Nico di dunia film membuat lelaki berdarah Jawa-Jerman ini bisa bertahan hingga sekarang. Perhatian pun semakin tersita ketika belakangan diketahui bahwa Nico memunyai concerned tinggi pada isu-isu lingkungan.

Tidak hanya ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang bertujuan menjaga lingkungan, sosok lelaki berambut keriting yang tengah sibuk mempersiapkan film barunya juga menerapkan konsep ramah lingkungan pada rumah baru yang sedang ia bangun. Dalam acara peluncuran kampanye ‘Click to Save’ yang diadakan oleh Schneider Electric Indonesia di kawasan SCBD minggu lalu, Nico bertutur panjang lebar tentang konsep rumah idaman ramah lingkungan yang sedang ia bangun.

"Hemat energi bukan hanya mengurangi penggunaan tapi juga meningkatkan efektivitas dari apa yang kita pakai."“Sebagai seorang lulusan teknik arsitek, membangun rumah tentu menjadi hal yang sangat menarik bagi saya. Saat membangun rumah maka saya sudah mempertimbangkan berbagai macam detailnya sejak awal. Bahkan, ketika mencari lokasi tanah untuk rumah yang sedang dibangun pun sudah saya perhitungkan. Bagi saya perencanaan bangunan di awal sangatlah penting karena itu untuk membangun rumah harus dipikirkan dengan matang supaya tidak terlalu repot mendesain nantinya,” ujar lelaki kelahiran 1984 ini.

Salah satu cara yang ia terapkan agar rumah yang sedang dibangunnya menjadi rumah ramah lingkungan, ia meminta sebuah rumah hemat energi pada arsitek yang merancang rumahnya. “Hemat energi bukan hanya mengurangi penggunaan tapi juga meningkatkan efektivitas dari apa yang kita pakai, bukan berarti kita menurunkan standar hidup. Tidak bisa dipungkiri kita butuh pencahayaan dan AC sehari-hari. Nah, hemat energi adalah bagaimana caranya kita bisa menikmati semua fasilitas yang kita gunakan sekarang dengan efisien,” tutur Nico.

“Seperti yang sudah saya katakan bahwa desain awal sangat penting. Karena itu, sejak awal saya sudah berpesan kepada arsitek yang membangun agar saya hanya menggunakan AC ketika malam hari ketika tidur. Sedangkan untuk siang hari, saya tidak ingin menggunakan AC di ruang publik rumah kecuali jika memang kedatangan banyak tamu. Sedangkan untuk lampu, tentu saya menginginkan rumah yang hanya menggunakan pencahayaan minim pada siang hari dan bisa menggunakan pencahayaan dengan efisien saat malam,” jelasnya lagi. Kepeduliannya pada efisiensi penggunaan listrik ternyata sudah melekat sejak kecil karena ayahnya yang berprofesi sebagai seorang teknisi listrik juga menularkan kepeduliannya terhadap listrik kepada anak-anaknya.

 

What's On Fimela