Cara Instant Tiru Wajah Kencang Ratu Atut

Fimela Editor diperbarui 23 Okt 2013, 03:29 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Terbongkarnya kebobrokan Dinasti Ratu Atut di Banten, membuat perempuan berusia 51 tahun ini wara-wiri di layar kaca sebulan belakangan. Mencengangkan, wajahnya tampak lebih muda dari usia yang semestinya. Tetap kencang, jauh dari kerutan, dan menyemu merah layaknya remaja yang dilanda asmara.

Lazimnya, menurut dermatologis asal New York bernama dr. Rosemarie Ingleton, produksi minyak di kulit perempuan yang telah mencapai usia 50-an menurun sehingga membuat kontur wajah kendur, berkerut, dan proses regenerasi kulit berkurang.

Tapi, mengapa perubahan tadi tidak tampak di wajah Ratu Atut? Wajar, jika buntutnya komentar miring seputar suntik botox dan facelift ‘menghujani’ sang penguasa Banten di dunia maya. Sayang, sejauh ini belum ada berita yang membongkar tentang perawatan kecantikan yang pernah dilakukan Ratu Atut. Kami pun ikut penasaran dibuatnya!

Namun, membedakan wajah yang telah mengalami perubahan dengan suntik botox atau facelift susah-susah gampang. Tampak atau tidak jejak perawatan tersebut menurut dr. Nenden S. Prabu, Sp.KK tergantung keahlian sang dokter. Bagi penderita keloid, luka lebih jelas terlihat.

 

Umumnya, “Bila penyuntikan botox dilakukan di daerah dahi, alis akan tampak lebih naik dan muka terlihat kaku saat berbicara,” ungkap sang dokter.

Umumnya, “Bila penyuntikan botox dilakukan di daerah dahi, alis akan tampak lebih naik dan muka terlihat kaku saat berbicara,” ungkap sang dokter. Mengapa? Karena pada dasarnya racun yang berkhasiat melenyapkan kerutan di wajah ini melumpuhkan otot. Saat penyuntikan dilakukan di dahi, otot bagian tengah wajah akan lumpuh. Sementara itu, saat berbicara alis kanan dan kiri tetap aktif dan kelamaan tampak terangkat. Tentang ketahanan suntik botox, dr. Nenden menjelaskan, “Awet 3-4 bulan, selebihnya bisa melakukan suntik kembali,” ungkapnya. Uniknya, injeksi botox pertama kali disetujui oleh FDA Amerika (Food & Drug Administration) di tahun 1980-an untuk mengatasi kedutan di mata dan bukan demi kecantikan. 

[Ikuti keseruan FIMELA3TH: HUJAN-HADIAH-HEBOH!]

 

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

 

Selain botox, proses operasi pengangkatan kulit remaja atau lebih dikenal dengan nama facelift tak kalah ‘diburu’ perempuan. Proses facelift pertama kali dilakukan di tahun 1901 oleh seorang dokter asal Jerman bernama Hollander. Lima tahun kemudian barulah sampai ke Amerika dan berkembang menjadi bisnis yang menjanjikan di dunia perawatan wajah.

Proses facelift umumnya, “Dilakukan dengan menyayat kulit mulai dari pelipis dan diteruskan sampai lubang telinga,” kata dr. Nenden kembali. “Perawatan facelift bertahan 8-9 bulan kedepan,” tambahnya. Biasanya, bekas luka dari operasi ini bisa diintip di daun telinga seseorang.

Seiring perkembangan zaman, proses facelifting semakin beragam. Ada yang tanpa operasi dan hanya menggunakan energi gelombang radio dan ultra sound saja (smooth facelift). Ada juga dengan proses menanam benang di wajah atau lebih dikenal dengan nama Thread Lift. Terakhir dan sedang menjadi tren di Hollywood adalah Vampire Facelift  yang menggunakan darah segar dari tubuh si pasien (baca artikel Vampire Facelift yang pernah kami bahas disini).

Dari segi harga, menurut dr. Nenden kedua perawatan, baik suntik botox maupun facelift, sangat beragam, tergantung klinik, berapa banyak suntikan yang dibutuhkan, dan jenis cairan yang digunakan. “Suntikan botox per milliliter bahkan ada yang seharga 10 juta Rupiah, lho!“ ucapnya tanpa mau membeberkan harga lebih lanjut.

Suntik botox dan facelifting menurut penelitian terakhir Profesor Tanya Chartrand mengakibatkan seseorang sulit memiliki empati dengan lawan bicaranya.

Perlu diingat, cara cepat ini tidak hanya mengeluarkan biaya besar tapi juga berisiko kematian bila dilakukan di tangan tidak ahli. Di tahun 2008, FDA resmi mengingatkan dampak tersebut. Paling mengenaskan, suntik botox dan facelifting menurut penelitian terakhir Profesor Tanya Chartrand mengakibatkan seseorang sulit memiliki empati dengan lawan bicaranya.

Dalam dunia keartisan Indonesia, operasi plastik pernah dilakukan oleh beberapa artis seperti Krisdayanti dan Titi DJ. Siapa pun, baik itu pejabat tinggi, artis atau penduduk awam sebenarnya sah-sah saja  melakukan perawatan tersebut. Asalkan biaya yang dikeluarkan berasal dari kantong sendiri, ya!

[Ikuti Keseruan FIMELA3TH: HUJAN-HADIAH-HEBOH]