Info Kesehatan: Cegah Demam Berdarah dengan Pelihara Ikan Seribu

Fimela Editor diperbarui 24 Sep 2013, 05:59 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Binatang mungil dengan manfaat besar

Studi yang dilakukan pemerintah Kamboja dan Laos tahun 2009 sampai dengan 2011 dengan bantuan dana WHO menemukan kalau ikan gupi adalah salah satu cara termurah sekaligus paling aman untuk menekan perkembangbiakan nyamuk, mengingat selama ini pemusnahan nyamuk penyebab DBD kerap dilakukan dengan bahan kimia. Dua negara tersebut mengakui populasi jentik-jentik di tangki air menurun tajam dengan bantuan ikan gupi. Ikan asal Amerika Tengah dan Selatan ini banyak ditemukan di telaga Asia, di beberapa negara ikan gupi bahkan menjadi pakan ikan besar, dan di negara kita lebih familiar sebagai ikan hias.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan penyebaran virus DBD cukup tinggi. DBD bukanlah penyakit ringan, mulai dari menyebabkan sakit kepala, gangguan persendian dan nyeri otot, demam tinggi, DBD juga sangat bisa menyebabkan kematian. DBD bahkan menjadi ancaman 2,5 miliar penduduk dunia, yang 70%-nya merupakan penduduk Asia-Pasifik. DBD jugalah yang menghilangkan nyawa sekitar 20 ribu orang di dunia per tahun. Dan tahun ini, DBD menghantui sebagian besar negara di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk melimpah.

Membasmi jentik-jentik

Selain mudah didapatkan, ikan gupi ternyata juga sangat mudah berkembang biak, karena itu pula ikan ini disebut ikan seribu. Ikan gupi sanggup beranak hingga ratusan ekor setelah masa kehamilan sekitar satu bulan lho, dan sangat doyan mengonsumsi jentik-jentik nyamuk. Inilah yang utama. Bayangkan, kalau satu ikan gupi saja bisa melahap ratusan jentik, seberapa besar pengaruhnya memberantas nyamuk pembawa virus DBD?

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

“Pemanfaatan gupi bisa menjadi cara aman dan murah untuk mengurangi penyebaran demam berdarah sepanjang tahun. Seluruh masyarakat pun bisa berpartisipasi langsung,” jelas Gerard Servais, spesialis kesehatan Bank Pembangunan Asia dalam sebuah acara di Manila. Jentik-jentik memang menjadi makanan pokok ikan yang masuk ke Indonesia dari Meksiko tahun 1936 ini, selain lumut, larva serangga, dan cacing.

Perawatan mudah dan murah

Perawatan ikan jenis ini pun sangat mudah dan murah. Kamu tinggal menyiapkan stoples atau wadah besar lain sebagai tempatnya tinggal. Namun, sebaiknya di ruangan yang bisa terkena sinar matahari langsung supaya warnanya terang. Yang terpenting, wadah ikan gupi dilengkapi dengan sistem aerasi dengan penggantian air tiap dua hari sekali.

Gupi dulunya kerap dianggap ikan yang tak berarti. Popularitasnya kalah dari ikan cupang, koi, sampai arwana, tapi cuma ikan gupi yang memiliki manfaat luar biasa. Lain dulu, lain sekarang. Saat ini, pamor gupi menanjak dan peternak berlomba menciptakan gupi dengan corak baru.

Selain mulai ada kesadaran akan pentingnya populasi gupi untuk memerangi DBD, gupi memang bisa mempercantik ruang dengan corak dan pola warna beragam jika dikawinsilangkan, sehingga sekaligus menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Tertarik? Kamu bisa mendapatkan ikan mungil ini dengan harga relatif—bergantung dari jenis, warna, dan komposisi bentuknya—mulai dari lima ribu sampai ratusan ribu Rupiah di mana saja, pasar hewan sampai online shop. Gampang, kan! Bukannya lebih baik mencegah daripada mengobati?