Next
Tips sukses yang berikut wajib kamu simak. Dia tak cuma tumbuh menjadi perempuan cantik, tapi juga pintar dan berani. Bagaimana tidak, di umur 14 tahun, Julia sudah menjabat sebagai anggota Dewan Siswa Kota Dresden sekaligus wakil juru bicara Dewan Siswa Negara Bagian Saxony, Jerman. Julia percaya bahwa anak muda seperti dirinya harus mulai tertarik dan terlibat lebih dalam di politik. Itulah yang membuatnya bersemangat terjun langsung untuk mempraktikkan apa yang dia pelajari di bangku sekolah dan kuliah.
Setelah menyelesaikan sekolah dwibahasa—Jerman-Prancis—Abitur, tahun 2004 dia pun mendaftarkan diri sebagai anggota parlemen Negara Bagian Saxony, dan secara mengejutkan terpilih. Tugas Julia, sebagai wakil anak muda, adalah menjadi Wakil Juru Bicara Parlemen Komite Olahraga dan Pendidikan, juga anggota Komite Ilmu Pengetahuan, Universitas, Kebudayaan, dan Media.
Sejak itu, sembari berkarier di bidang politik, Julia melanjutkan pendidikan di Universitas Universitas Teknologi Dresden dan mengambil dua jurusan, politik dan sejarah, untuk memperdalam ilmunya. Selama menjabat sebagai anggota parlemen periode 2004–2009, setidaknya profil perempuan yang dijuluki si Seksi Saxon ini sudah ditulis hampir 90 surat kabar internasional.
Tahun 2009, Julia ditunjuk sebagai anggota Komite Pembentukan Undang-Undang, Konstitusi, dan Eropa. Kemudian, dia pun dipercaya menjadi Federal-Speakers dalam organisasi Solid (The Socialist Youth) bersama sembilan tokoh muda lainnya dan juru bicara The Emancipatory Left yang masih berada di bawah naungan Partai Kiri.
What's On Fimela
powered by
Next
Saat ini umur Julia menginjak 26 tahun, dan membuktikan konsistensinya di dunia politik. Bukan berarti karier Julia selalu mulus. Apa yang dikerjakan perempuan single itu pun tak lepas dari kritikan. Beberapa pihak menganggap kepintaran Julia tak ada gunanya selama belum sanggup memberikan perubahan apa pun untuk Jerman. Kritik itulah yang kini terus dijadikan semangat olehnya, selain dukungan dari keluarga.
Sumber kekuatan dan semangat Julia yang utama memang terletak pada keluarga. Julia menggambarkan kedekatan keluarganya dan bagaimana mereka sangat mendukung tiap langkah dan keputusan yang dia ambil “We actually function as a family unit very closely…and we're not just family, we are friends and so we look out for each other big time,” papar Julia.
Berkarier di dunia politik jelas tak mudah. Dia harus berhati bersih dan lapang. “My mother was a big influence on me and she was a phenomenally strong person,” ungkap Julia, “So her influence, I think, as I reflect back on it, would have been very simply one of pick yourself up, dust yourself off, get back into it.”
Apa pun persoalan pekerjaan dan tuntutan masyarakat, selama ini dihadapi Julia dengan sabar dan tenang. Dia juga belajar fokus pada perjuangannya menyetarakan pendidikan dan melanjutkan proses reunifikasi Jerman, bukan untuk tujuan lain, apalagi mencari keuntungan pribadi. Toh, tak cuma politik yang penuh dengan tantangan. Hidup tiap orang pun penuh kasus yang mesti dipecahkan, penuh hal yang harus diperjuangkan. “I think I'd become more philosophical or even theological about it all: life's never even, it's never smooth, it's never perfectly predictable,” tutupnya.
Julia kemudian berpesan agar tiap orang menikmati dan mensyukuri pilihan hidup yang sudah diambil. Dia membuka mata soal betapa pentingnya total dan konsisten menekuni satu hal, atau kita hanya akan terjebak pada rutinitas dan tak menghasilkan apa pun selain kejenuhan. Sementara kesuksesan adalah proses panjang, buah dari ketekunan tersebut. Julia sedang berusaha mencapai ke sana, bagaimana denganmu?