Tips Sukses, Cerdas Siasati Perbedaan Generasi Di Kantor

Fimela Editor diperbarui 02 Sep 2013, 07:29 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Gen Y, istilah yang digunakan untuk menyebut satu generasi tertentu ini sudah tidak lagi asing di telinga, terutama di dunia karier. Generasi Y atau yang biasa disebut Gen Y, biasanya digunakan untuk menyebut generasi yang lahir pada tahun 1985 ke atas, terutama mereka yang lahir pada tahun 90-an. Munculnya gap antara Gen Y dan generasi sebelumnya, Gen X, pun tidak jarang menimbulkan konflik tersendiri dalam berkarier. Penilaian suatu perusahaan dalam memandang perbedaan gap ini bisa menjadi tips suksesmu dalam meniti karier.

Siapa yang termasuk dalam kelompok Gen Y?

Anung Anindita seorang GM Strategy & Planning dari Trakindo, sebagai orang dari Gen X dari satu perusahaan besar, memberikan pendapatnya tentang sebuah perusahaan menilai Gen Y. “Beberapa pendapat mengatakan bahwa Gen Y adalah mereka yang lahir pada tahun 1985 ke atas, antara Gen X dan Gen Y biasanya hanya berbeda 10 tahun. Secara jelas, memang ada perbedaan antara Gen Y dan Gen x. Karena lahir dan berkembang di era teknologi, Gen Y biasanya memang sangat erat berhubungan dengan teknologi dan internet. Bisa jadi, saat kali pertama masuk kerja, hal yang menjadi pertanyaan mereka adalah seputar fasilitas teknologi yang mungkin mereka dapat,” ujar Anung Anindita dalam sebuah talkshow di acara Kompas Karier Fair 2013 di 2013.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

 

Keuntungan Gen Y?

Tentu, kehidupan Gen Y seperti ini memiliki keuntungan tersendiri untuk mereka yang digolongkan ke dalam Gen Y. “Gen Y cenderung multitasking dan tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini perusahaan mencari dan memang harus mempekerjakan orang-orang yang berasal dari Gen Y. Dan menurut saya, Gen Y adalah orang-orang yang bisa berpikir lebih luas lagi, secara global dan internasional yang pasti akan membawa kemajuan untuk perusahaan,” Anung berpendapat.

Selain itu, Anung juga berpendapat bahwa anugrah multitasking dan kreatif yang dimiliki oleh para Gen Y membuat orang-orang yang ada dalam kelompok ini bisa menghasilkan uang tanpa harus bekerja di kantor. “Gen Y adalah mereka yang termasuk ke dalam technology dan internet savvy, tidak bisa lepas dari social media, facebook, twitter dan sebagainya. Dan jangan salah, jumlah follower dan teman yang berjumlah ratusan atau mungkin ribuan, justru bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi mereka. Bukan tidak mungkin ada satu perusahaan yang tiba-tiba membayar seseorang dengan jumlah follower banyak hanya untuk mem-posting tweet tentang produk mereka. Awalnya, mereka pasti sama sekali tidak berpikir tentang uang yang akan didapat, tapi tanpa disadari justru itu merupakan keuntungan tersendiri untuk mereka,” Anung sedikit memberikan tips sukses untuk para Gen Y.

4 dari 4 halaman

Next

 

Gen Y, generasi yang tidak setia?

Mudah bosan dan cenderung suka mencari hal-hal baru, membuat para Gen Y sering berpindah ke tempat berbeda. Nggak setia pada satu kerjaan pun akhirnya melekat pada Gen Y. “Ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan orang cepat bosan dengan pekerjaannya. Pertama, dia sebenarnya tidak tahu apa yang diinginkan sehingga setiap hal yang ia kerjakan tidak menimbulkan ketertarikan pada dirinya sendiri yang mengakibatkan ia selalu mencari. Kedua, ia sangat membutuhkan variasi dan harus mengalami perubahan setiap saat sehingga ia kurang menyukai sesuatu yang sifatnya “flat”. Ketiga, kurangnya fighting spirit dari dalam dirinya untuk mencoba bertahan dalam situasi tertentu sehingga dengan mudah memutuskan untuk mundur. Keempat, tidak sesuainya karakter pekerjaan dengan karakter orang tersebut. Dan masih banyak faktor lainnya yang memengaruhi. Untuk bisa tahu, sebaiknya cobalah untuk berdiskusi dan jujur pada diri sendiri,” ujar Alexander Sriewijono dalam satu kesempatan pada FIMELA.com

Anung pun setuju bahwa perusahaan memang harus memiliki trik tersendiri dalam menghadapi pekerja yang berasal dari Gen Y. “Dalam menghadapi Gen Y, kami harus bisa mengadaptasi organisasi kantor agar lebih fleksibel agar bisa diterima Gen Y. Karena umumnya Gen Y tidak suka terhadap sesuatu yang sangat kaku dan birokratik.” Anung menjelaskan.

Pekerjaan yang cocok untuk Gen Y

Selain dikenal sebagai “tukang selingkuh” dalam pekerjaan, Gen Y juga sesekali dikenal sebagai generasi yang suka “menggampangkan” satu pekerjaan. Lantas, apa posisi dan pekerjaan yang cocok untuk Gen Y? “Saya rasa tidak ada pekerjaan dan spesifikasi khusus untuk para Gen Y karena mereka sudah menyebar ke berbagai industri. Jadi, saya rasa mereka bisa membangun karier di semua bidang walaupun terkadang memang Gen Y lebih susah untuk fokus pada satu kegiatan karena pada dasarnya mereka multitasking,” Anung berpendapat.

Nah, Fimelova, itu adalah pandangan dari Gen X yang mewakili satu perusahaan dalam memandang Gen Y. Buat Fimelova yang termasuk kategori Gen Y, setuju dengan pendapat tersebut?