Saham Anjlok, Dolar Naik, Bagaimana Nasib Investasi Reksa Dana?

Fimela Editor diperbarui 23 Agu 2013, 05:29 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Jika biasanya yang peduli dengan kondisi ekonomi, IHSG, harga dolar, harga emas, dan situasi politik, hanya segelintir orang, saat ini mendadak hampir sebagian orang melirik perkembangan dan laju perekonomian. Yup, harga saham anjlok dan rupiah semakin melemah.

Buat mereka yang berencana bepergian ke luar negeri dalam waktu dekat, melemahnya rupiah pastinya menjadi perhatian khusus. Bayangkan, kemarin (22/8) harga jual dolar Amerika mencapai Rp11.600,-. Terhadap mata uang lain pun kekuatan rupiah cenderung melemah. Bahkan, seorang ahli Feng Shui, Master Feng Shui Yohan Suyangga, memprediksi dolar Amerika bisa tembus hingga Rp15.000,-. Pendapatnya ia sampaikan melalui akun Facebook-nya.

Selain dolar yang menjadi perhatian, anjloknya nilai IHSG pun mencuri perhatian masyarakat, terutama mereka yang memiliki aset investasi dalam bentuk Reksa Dana (saham dan campuran) serta saham pastinya. Lisa Soemarto, Investment dan Financial Advisor, yang merupakan ahli keuangan dalam Reksa Dana pun angkat bicara soal kinerja Reksa Dana di tengah anjloknya harga saham.

“Penurunan IHSG dipicu oleh beberapa faktor yaitu keluarnya investor asing, kenaikan BBM yang diikuti oleh naiknya inflasi dan suku bunga menjelang lebaran.  Disisi lain harga Emas pun mengalami penurunan diikuti dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut diatas menyebabkan nilai investasi menjadi  turun cukup signifikan.  Pemegang portofolio saham, obligasi, dan emas saat ini mengalami penurunan nilai investasinya.  Demikian juga otomatis para pemegang unit Reksa Dana pun mengalami penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB)-nya,” ujar Lisa.

Lalu apa kabar dengan Reksa Dana? Haruskah segera menarik Reksa Dana, tetap berinvestasi pada Reksa Dana, atau justru memegang uang tunai?

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

-          IHSG turun karena situasi politik, ekonomi, sosial, dan kondisi ini tentu berdampak pada penurunan Reksa Dana Saham.

-          Pada saat suku bunga Bank Indonesia naik maka harga obligasi dan surat hutang lainnya yang terdapat pada portfolio Reksa Dana Campuran, Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Pasar Uang akan turun.

-          Jika terjadi penarikan / redemption yang cukup besar pada suatu Reksa Dana maka Manajer Investasi harus menjual efek-efek nya dengan segera yang dapat membuat harga semakin turun.

Walaupun Reksa Dana terpengaruh dengan kondisi IHSG dan dolar saat ini, lebih baik kamu tidak panik dan melakukan penarikan besar karena justru akan membuat harga semakin terpuruk. Lagi pula, Reksa Dana merupakan jenis investasi yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang. Jadi, tidak perlu khawatir dengan kondisi perekonomian saat ini. Then what should we do?

“Untuk kondisi pasar seperti saat ini disarankan untuk membentuk dana darurat dalam bentuk tunai atau tabungan atau deposito dan tidak berinvestasi dulu di Reksa Dana Pasar Uang,” Lisa Soemarto memberi saran.

So, sudah terjawab kan masalah Reksa Dana yang kamu khawatirkan sejak goyahnya perekonomian Indonesia beberapa bulan terakhir ini?