Next
Buat mereka yang berencana bepergian ke luar negeri dalam waktu dekat, melemahnya rupiah pastinya menjadi perhatian khusus. Bayangkan, kemarin (22/8) harga jual dolar Amerika mencapai Rp11.600,-. Terhadap mata uang lain pun kekuatan rupiah cenderung melemah. Bahkan, seorang ahli Feng Shui, Master Feng Shui Yohan Suyangga, memprediksi dolar Amerika bisa tembus hingga Rp15.000,-. Pendapatnya ia sampaikan melalui akun Facebook-nya.
“Penurunan IHSG dipicu oleh beberapa faktor yaitu keluarnya investor asing, kenaikan BBM yang diikuti oleh naiknya inflasi dan suku bunga menjelang lebaran. Disisi lain harga Emas pun mengalami penurunan diikuti dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut diatas menyebabkan nilai investasi menjadi turun cukup signifikan. Pemegang portofolio saham, obligasi, dan emas saat ini mengalami penurunan nilai investasinya. Demikian juga otomatis para pemegang unit Reksa Dana pun mengalami penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB)-nya,” ujar Lisa.
Lalu apa kabar dengan Reksa Dana? Haruskah segera menarik Reksa Dana, tetap berinvestasi pada Reksa Dana, atau justru memegang uang tunai?
What's On Fimela
powered by
Next
- Pada saat suku bunga Bank Indonesia naik maka harga obligasi dan surat hutang lainnya yang terdapat pada portfolio Reksa Dana Campuran, Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Pasar Uang akan turun.
- Jika terjadi penarikan / redemption yang cukup besar pada suatu Reksa Dana maka Manajer Investasi harus menjual efek-efek nya dengan segera yang dapat membuat harga semakin turun.
Walaupun Reksa Dana terpengaruh dengan kondisi IHSG dan dolar saat ini, lebih baik kamu tidak panik dan melakukan penarikan besar karena justru akan membuat harga semakin terpuruk. Lagi pula, Reksa Dana merupakan jenis investasi yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang. Jadi, tidak perlu khawatir dengan kondisi perekonomian saat ini. Then what should we do?
“Untuk kondisi pasar seperti saat ini disarankan untuk membentuk dana darurat dalam bentuk tunai atau tabungan atau deposito dan tidak berinvestasi dulu di Reksa Dana Pasar Uang,” Lisa Soemarto memberi saran.
So, sudah terjawab kan masalah Reksa Dana yang kamu khawatirkan sejak goyahnya perekonomian Indonesia beberapa bulan terakhir ini?