Next
Faktor psikologis nyatanya memegang peranan sangat penting dalam perkembangan semua penyakit. Dunia medis menamakannya psikosomatik, yaitu berbagai keluhan fisik yang dipengaruhi faktor psikologis atau psikososial, bisa berupa gangguan sistem pernapasan, kulit, sampai pencernaan. Mengapa psikosomatik menyasar ke banyak bagian tubuh? Semua tergantung sistem pertahanan tubuh yang otomatis melindungi diri dari serangan psikis maupun emosional dari pikiran bawah sadar kita.
Stres sebagai biang keladi
Ahli kejiwaan yang juga mengajar di Departermen Psikiatri FKUI, dr. Suryo Dharmono, menegaskan kalau psikosomatik identik dengan keluhan fisik yang tidak sesuai dengan fakta objektif dari hasil pemeriksaan medis. Penyebabnya? Kita yang tak mampu mengontrol stres kemudian menyalurkannya ke tubuh. Makin stres, makin menjadi juga keluhan yang dirasakan.
What's On Fimela
powered by
Next
Hati-hati, penyakit psikosomatik ini biasa menyerang kamu yang ambisius dan perfeksionis, karena perempuan dengan karakter penuh target ini cenderung mengalami stres tingkat tinggi dan kecemasan berlebihan jika menemui hal-hal yang tak sesuai harapan.
Perempuan urban pun ikut terancam!
Dr. Lahargo Kembaren, Psikiater Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi, juga mengungkapkan dalam tulisannya, “Psikosomatik, Gangguan Psikis Masyarakat Perkotaan”, kalau penyakit psikosomatik sangat mungkin menyerang masyarakat perkotaan, termasuk di dalamnya perempuan urban. “Tuntutan kehidupan yang kian tinggi, kemacetan, kondisi transportasi seperti kereta api yang tak memadai, masalah keluarga, sekolah anak, dan lainnya, membuat seseorang mudah cemas dan depresi, yang kemudian memunculkan keluhan-keluhan fisik.
Adakah solusinya?
Tenang, keluhan yang dirasakan akan berkurang dengan sendirinya kalau bisa mengelola pikiran atau mengontrol respons terhadap stres. Misalnya, lebih berpikiran positif. Namun, jika ganguan berkepanjangan, ada baiknya memeriksakan diri ke ahli kejiwaan untuk mendapatkan obat antidepresan. “Upaya penyembuhan dapat meringankan penderita, salah satunya bisa juga dengan menjalani terapi,” ungkap pemerhati masalah kesehatan dan pengajar, dr. Samsuridjal Djauzi. Tak mau menderita penyakit semacam ini? Hindari dirimu sendiri dari stres mulai sekarang, dan segala hal yang membuat bermacam beban pikiran bersarang di otak dan menguras perasaan. Hati-hati.