Hubungan Tanpa Tantangan, Lebih Mudah Menuju Perpisahan

Fimela Editor diperbarui 29 Jul 2013, 10:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Masih ingat dengan film komedi-romantis The Five-Year Engagement (2012)? Hubungan cinta Tom Solomon (Jason Segel) dan Violet Barnes (Emily Blunt) tak mendapat tantangan berarti sampai akhirnya semua berubah setelah mereka resmi bertunangan.

Rencana menggelar pernikahan impian harus ditunda karena Tom maupun Violet punya mimpi masing-masing yang mendesak diwujudkan. Merasa tak satu tujuan, pertunangan 5 tahun mereka pun dibatalkan. Walaupun di akhir cerita menikah (akhirnya mereka sadar satu sama lain masih punya cinta!), ada pelajaran lebih indah dari mereka soal bagaimana mempertahankan apa yang sudah dimiliki.

Saat satu per satu masalah datang, mulai dari soal karier, hadirnya orang ketiga, terganjal restu orangtua, sampai kesulitan meredam ego masing-masing yang membuat sikap saling menghargai hilang. Hal ini kerap menjadikan hubungan rapuh. Namun, konflik semacam ini jugalah yang berperan membuat kamu dan pasangan menjadi tim solid. Tim yang harus bersatu demi mendapatkan akhir bahagia. Dalam artikel “Jarang Bertengkar, Bukan Berarti Hubungan Aman”, psikolog sekaligus mentor TalkInc, Alex Sriewijono, pernah membahas soal ini. “Jangan harap hubungan akan selalu manis. Justru setelah mengalami kepahitan, rasa manis itu akan lebih terasa,” ujarnya. Secara psikologis, fase-fase sulit memang dibutuhkan untuk menemukan kembali esensi kebersamaan itu sendiri. Namun, bagaimana dengan hubungan yang adem-ayem? Klik halaman selanjutnya!

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

A smooth sea never made a skilled sailor. But, tak perlu juga menunggu masalah muncul—atau membuat-buat masalah yang berujung pada perpisahan—hanya untuk meyakinkan diri sendiri kamu dan dia bisa jadi pasangan hebat. Beruntung, dalam The Five-Year Engagement, Tom dan Violet sadar cinta bisa menjadi penengah segala persoalan yang datang di saat mereka merasa tak ada lagi halangan untuk mempersatukan cinta dalam ikatan pernikahan. Sayangnya tak semua pasangan seberuntung itu, atau lebih tepatnya tak sadar begitu beruntung menemukan belahan jiwa. Ketidaksadaran yang membuat mereka melewatkan si belahan jiwa begitu saja (dan menyesal di kemudian hari). Mendapatkan cinta, memang tak pernah sesulit mempertahankannya.

Seharusnya kamu yang punya hubungan cinta mulus bisa bersyukur dengan terus menjaga hubungan. Semua mendambakan hubungan harmonis dan sempurna, dan tak semua punya kesempatan mendapatkannya. Jadi, kalau kamu salah satu yang beruntung itu, jangan siakan semua hanya karena ada keraguan.

Hindari sikap apatis, merasa pasangan atau kamu sendiri tak benar-benar saling mencintai. Jangan juga berpikir kalian bersama hanya karena kebetulan, bukan karena memang tak bisa terpisahkan. Bocoran untukmu, memiliki hubungan baik dan hamonis sebenarnya merupakan ujian dalam bentuk lain. Tentang apakah kalian bisa mempertahankan hubungan yang sempurna itu, atau malah terhanyut dalam keraguan yang membuat kamu atau pasangan berpaling, berjalan tak lagi searah.

Love is an endless mystery, for it has nothing else to explain it, kata Rabindranath Tagore. Ikuti saja alur misteri itu, dan pelan-pelan kamu akan dengan yakin bertahan di satu hati tanpa perlu mengukur seberapa besar tantangan yang berhasil dilewati bersama. Dalam cinta tak mungkin tak ada ujian, dan mematahkan keraguan justru menjadi salah satu bagian terberat dari ujian itu. Tantangan semacam ini, bisa jauh lebih berisiko menghancurkan komitmen ketimbang tantangan yang dari luar. Hati-hati.