Next
Tiap perempuan memiliki keunikan masing-masing. Itulah mengapa perempuan terlahir dan besar dengan beragam bentuk tubuh. Kalau kemudian muncul patokan soal bentuk tubuh sempurna, hanyalah bagian dari budaya. Kita tak bisa bilang perempuan cantik itu yang bertubuh sintal, atau langsing seperti model. Di Mauritania, misalnya, kecantikan perempuan dinilai dari besar badan dan seberapa banyak selulit ditubuhnya. Semua soal cara pandang dan tradisi.
Masih merasa penampilan kurang oke karena ada beberapa bagian yang kelihatan membengkak? Daripada memikirkannya dan membuat kamu tak nyaman, lebih baik menjadi diri sendiri. Ratih Ibrahim—Direktur counseling and development center Personal Growth— bilang, percaya diri, berwawasan luas, dan bersemangat menjalani hari adalah bekal lengkap perempuan untuk terlihat cantik. Cantik tak semata diukur dari fisik, tapi juga hati dan pikiran. Dalam bukunya, How to be a Happy Human, psikolog Pam Spurr pun menjelaskan kalau berat badan mempengaruhi semangat perempuan. Banyak dari mereka yang minder karena bentuk fisik tak sempurna, padahal rasa minder itulah yang membuat mereka menutup diri dan menyia-nyiakan peluang untuk berkembang. Pikiran negatif seringkali berasal dari dalam diri sendiri, justru bukan dari orang lain. Siapa pun berhak merasa nyaman dengan apa yang dia miliki, kok. Tak ada patokan ukuran baju, sepatu, harta untuk bahagia.
Next, soal PASANGAN HIDUP!
Next
Pasangan hidup
Soal pasangan hidup, Ratih berujar, “Kebanyakan orang takut melajang karena kesan yang ditimbulkan dalam masyarakat stereotip atau kaku. Kesan perempuan tidak laku, turun pasaran, tidak oke, atau perawan tua masih jadi momok, dan perempuan sendiri tidak siap mendengar pandangan-pandangan ini. Makin lama menikah, makin banyak yang berkomentar.”
Atas alasan itu, saat umur menginjak usia rawan disebut perawan tua, perempuan cenderung galau, menjelang putus asa. Kekhawatiran tak mendapatkan pasangan yang cocok, tak mendapat restu orangtua, atau sama sekali tak laku mulai menghantui hari-hari mereka. Oke, mungkin memang belum saatnya kamu bertemu dengan “orang yang tepat”. Hei, tiap orang punya jalan dan waktu berbeda untuk bertemu dengan seseorang. So, jangan kamu kira saat-saat sendiri adalah saat paling tak berguna. Justru dengan all out menunjukkan kualitas diri, kamu bisa eksis dan sadar kalau kamu punya dunia yang asyik. Kamu menikmati duniamu, enjoy dengan hidupmu, orang yang melihat pun akan nyaman berada di dekatmu. Salah satunya, mungkin juga jodohmu.
Soal ROMANTISME, ada di halaman berikutnya.
Next
Romantisme
Pernah berpikir mengapa kebanyakan perempuan pencinta film drama-romantis? Karena, dari sekian banyak yang mengidamkan romantisme mewarnai hidupnya, hanya sedikit yang keinginannya benar-benar terwujud. Mengutip kata konselor pernikahan Manmeet Bhalla di Times of India, kebanyakan perempuan suka kepada laki-laki yang ekspresif. “Tak peduli seberapa sering dan bagaimana cara mengungkapkannya,” tambah Manmeet. Mengekspresikan perasaan, erat dengan romantisme. Mungkin kamu salah satu yang beruntung mendapatkan pasangan super-romantis, tapi ingat romantisme bukan segalanya. Banyak yang terbuai dengan ungkapan sayang dan perlakuan istimewa lalu melupakan esensi kebersamaan itu sendiri, yaitu cinta dan komitmen.
Romantisme kadangkala menutup mata dan hati. Pertimbangkan hal lain untuk menilai pasangan, termasuk akhlak, ketulusan, dan keseriusannya terhadapmu. Bukan yang asal romantis. So, jangan terburu-buru menganggap pasangan tak benar-benar sayang kalau tak romantis, karena keraguan itu akan membuat kehidupan percintaanmu tak bahagia. Laki-laki tak romantis bukan berarti tak menyenangkan, bisa jadi ini baru pertama kali baginya bertemu dengan perempuan spesial sepertimu, atau bisa saja dia memang tak sanggup mengungkapkan isi hati dengan tindakan, walau rasa sayangnya terhadapmu begitu besar.
MULTITASK ternyata juga menghambat kebahagiaanmu.
Next
Multitask
Kata ini sangat menjebak. Perempuan dikaruniai kemampuan untuk sanggup melakukan dan memikirkan beberapa hal dalam satu waktu. Namun, tanpa disadari, banyaknya hal yang harus dipikirkan seringkali membuat perempuan tertekan dan kehilangan konsentrasi. Hasilnya, semua hal dikerjakan dengan tidak maksimal, atau malah berantakan. Intinya, kemampuan multitask sangat membantu kerja dan gerak perempuan, tapi sekaligus menjadi kelemahan kalau tak pintar-pintar mengelolanya.
“Prioritaskan hal yang akan dikerjakan dan sederhanakan. Putuskan untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan. Orang sering mengacaukan kehidupan dan pekerjaan mereka. Sebaiknya selesaikan yang ada di depan mata, satu per satu,” saran Jim Taylor?psikolog University of Denver?daripada melakukan banyak hal sekaligus, kecuali memang mampu dan bisa menjamin hasilnya maksimal. Sayang, tak banyak yang benar-benar bisa melakukannya.
Apa penghambat yang kelima? KLIK next page.
Next
Sometimes you just can't have everything. Memiliki sikap perfeksionis dan optimis mewujudkan target pribadi akan membawa kita kepada hal positif. Namun, ada namunnya nih, kata Kim Zittel?pengamat sosial dari Buffalo State College?perempuan perlu menurunkan standar ketika sudah merasa kewalahan, karena tuntutan diri sendiri malah bisa membuat perempuan makin frustasi.
Bahagia itu simpel. Happiness is not having what you want, but wanting what you have. Apa yang kita miliki seharusnya bisa menjadi sumber kebahagiaan kalau saja selalu disandingkan dengan pikiran dan semangat positif, bukan terus merasa ada yang kurang dan perlu disempurnakan. Itu mengapa banyak yang mengatakan, kebahagiaan hanya datang kepada orang-orang yang merasa hidupnya “cukup”.