Next
Jakarta
Lelah karena harus terus khawatir dengan kondisi lambung selama puasa? Intip tips sehat berikut dari sang ahli. Cukup banyak penderita maag khawatir dengan kondisi lambung mereka selama puasa. Perut kosong dalam kurun waktu yang agak lama, tak jarang menjadi momok tersendiri bagi para penderita maag. Bayang-bayang asam lambung yang naik dan menimbulkan nyeri, mual, bahkan muntah bisa menjadi alasan tersendiri bagi penderita maag untuk absen menjalani puasa di bulan Ramadhan. Padahal, nyatanya, puasa bukan musuh untuk penyakit maag.
�Penyakit maag timbul awalnya karena si penderita tidak teratur makan. Perut dibiarkan kosong dalam waktu yang lama sekali, kemudian tiba-tiba diisi dengan makanan dalam jumlah banyak sekaligus. Inilah yang sering kali menimbulkan rasa nyeri bagi si penderita. Lalu, bagaimana dengan puasa? Justru puasa merupakan latihan terbaik untuk para penderita maag untuk membuat pola makan mereka menjadi teratur,� ujar Juli Triharto, Master Hynolangsing, MindSlim Center, pada FIMELA.com pada sebuah kesempatan.
"Penyakit maag timbul awalnya karena si penderita tidak teratur makan. Lalu, bagaimana dengan puasa? Justru puasa merupakan latihan terbaik untuk para penderita maag untuk membuat pola makan mereka menjadi teratur."
Tak ada yang berubah saat puasa, makan tetap 3 kali sehari, saat buka puasa, usai ibadah tarawih, dan juga sahur. �Ketika puasa, niatkan puasa memang untuk ibadah, dengan sendirinya metabolisme tubuh pun akan bekerja sama dengan baik. Ketika berbuka, biasanya keinginan makan langsung menggebu, tidak mengherankan karena ketika orang dalam keadaan lapar, hasratnya terhadap makanan sangat besar. Oleh karena itu, tetap makanlah secara sadar. Pilihlah makanan yang paling diinginkan saat berbuka, makan secara perlahan dan sadar. Setelah selesai menunaikan shalat tarawih, biasanya perut akan kembali meminta asupan makanan. Lagi-lagi, pilihlah makanan yang paling diinginkan, makanlah dengan sadar hingga tubuh dalam kondisi netral (tubuh mendapatkan cukup energi untuk beraktivitas tanpa perut merasa kenyang). Kondisi tubuh yang netral ketika beranjak tidur, akan membuat perut kembali lapar saat waktu makan sahur. Jika ritme ini diikuti dengan baik, bukan tidak mungkin justru maag yang diderita malah menjadi sembuh dengan sendirinya dengan berpuasa,� Juli kembali menjelaskan.
�Dengan berpuasa kita juga mengistirahatkan lambung dan saluran cerna kita dari rutinitas yang mungkin biasanya tidak berhenti. Dengan demikian, sistem pencernaan pun bisa bekerja lebih baik lagi. Asam lambung berlebihan, akan membaik selama puasa,� ujar dr. Fiastuti Witjaksono, Sp. Gk., spesialis gizi.
Next
�Penderita diabetes, sebenarnya harus lebih sering makan dibandingkan dengan mereka yang sehat. Supaya apa? Agar gula darah tidak naik dan tidak turun. Bahaya orang diabetes adalah hypoglikemik, gula darah rendah. Hypoglikemik bisa membuat penderita diabetes meninggal,� ujar dr. Samuel Oetoro, Sp. Gk., pada sebuah acara.
Bukan hanya penderita maag yang khawatir dengan kondisi tubuh mereka saat puasa. Para penderita diabetes pun harus mencari celah untuk menyiasati waktu makan mereka selama puasa. Mengingat, seperti yang dikatakan dr. Samuel bahwa penderita diabetes memerlukan asupan makanan lebih sering dibandingkan dengan orang sehat normal lainnya.
"Puasa merupakan salah satu cara yang bisa digunakan oleh penderita diabetes untuk mengontrol gula darah."�Puasa adalah suatu kondisi ketika kita akan melakukan sahur pada pukul 3 dini hari dan makan kembali pada pukul 6 sore, sekitar 14 jam tubuh kita tidak mengonsumsi apapun. Puasa merupakan salah satu cara yang bisa digunakan oleh penderita diabetes untuk mengontrol gula darah. Kenapa? Karena dengan puasa kita membuat jadwal makan teratur, yang mau tidak mau harus diikuti. Pada pukul 3 atau 4 dini hari, saat sahur kita harus makan sebagai bekal asupan untuk beberapa jam ke depan, sebisa mungkin sekitar 40% makanan dalam satu hari sudah dikonsumsi saat sahur. Makanan saat sahur terdiri dari, makan besar dan juga camilan. Nah, jam 6 sore ketika buka puasa, kita bisa memilih makanan kecil untuk memberikan tenaga untuk sementara. Setelah solat Maghrib, baru pilih makanan besar lengkap. Kemudian, setelah solat tarawih, kita bisa memilih lagi makanan kecil atau camilan. Untuk itu, sebenarnya tidak ada yang berubah sama sekali walaupun kita puasa. Yang berubah hanyalah waktu makannya,� dr. Fiastuti menyarankan.
Next
Nah, yang juga terkadang menggugurkan kewajiban puasa saat Ramadhan adalah ketika seseorang sedang �ketergantungan� pada obat-obatan. Kondisi fisik yang tidak fit sehingga diharuskan oleh dokter untuk mengonsumsi obat secara teratur terkadang juga menjadi alasan beberapa orang untuk tidak berpuasa.
Jika, frekuensi makan saat bulan puasa bisa tetap sama dengan makan kita sehari-hari maka begitu pula dengan konsumsi obat-obatan. Seperti yang dikatakan oleh dr. Fiastuti bahwa yang berubah saat puasa hanyalah waktu mengonsumsi makanan. So, buat kamu yang kebetulan bergantung dengan obat selama puasa, waktu saat berbuka, usai tarawih dan saat sahur menjadi jadwal baru rutinitas konsumsi obatmu selama Ramadhan. Kecuali dokter tidak mengijinkan untuk berpuasa, rasanya nggak ada halangan lain yang bisa menggagalkan niat kamu untuk berpuasa kan?