Di majalah “Vogue” edisi April 2011, Rihanna berujar panjang tentang keberatannya akan tuntutan publik kepada seorang selebriti untuk menjadi role model. Tak seperti umumnya figure public yang sadar kalau itu adalah sebuah konsekuensi yang harus diterima dan dijalani, Rihanna menolak hukum alam tersebut dan mementahkan istilah role model yang baginya merepotkan.
“Banyak orang, terutama mereka yang berkulit putih, menginginkan saya untuk menjadi role model melebihi kewajiban pekerjaan yang saya inginkan ini. Hal-hal yang saya utarakan di lagu-lagu saya, diharapkan mereka untuk jadi role model. Padahal, saya cuma ingin bermusik. That’s it,” urainya tegas dan berbau sedikit rasis.
Selang nyaris dua tahun dari pernyataan itu, Rihanna kembali bertindak untuk menegaskan posisinya sebagai musisi, bukan role model. Dalam sebuah artikel yang ditayangkan oleh situs Inggris, Daily Mail,kemarin, Rihanna dituliskan oleh Liz Jones, kolumnis tetap situs tersebut, sebagai Pop’s princess yang beracun dan berbahaya sebagai role model untuk penggemarnya yang berusia muda. Diserang secara forntal dalam sebuah tulisan berjudul itu, Rihanna langsung emosi dan kalut. Dengan menggunakan akun Instagram-nya yang sangat aktif, ia mem-posting foto Liz Jones disertai dengan caption yang bernada mengejek dan marah.
“Jika kamu tulus ingin membantu banyak gadis muda dibanding orang tua mereka sendiri, inilah tipsnya: jangan jadi amatir dengan artikel-artikelmu, kamu terdengar hambar!,” sepotong ucapan Rihanna yang menyertai kemarahannya kepada Jones.
Bahkan, Rihanna juga turut menyebutkan kata kasar, mengejek penampilan Jones, dan menyinggung masalah menopause untuk menumpahkan kemarahannya. Rihanna jelas tak peduli dengan public image-nya, karena ia kembali mengulang omongannya kalau role model bukanlah sesuatu yang dicarinya dari karir showbiz.
Di sisi lain, kemarahan Rihanna ini justru makin membuat artikel Jones mencapai page view cukup tinggi. Tak ada komentar atau pernyataan maaf dari Jones. Juga, tak ada penyesalan dari Rihanna telah berlaku seperti itu. Yes, like she said, she doesn’t want to become a role model. We got it, Riri!