Next
Salah satu produk investasi yang sedang banyak dibicarakan di masyarakat adalah Reksadana dan emas. “Sebenarnya Reksadana bukan produk investasi baru lagi di Indonesia, tapi memang saya akui bahwa gaung Reksadana baru terdengar jelas beberapa tahun belakangan ini. Kenapa? Karena kami, yang terlibat dalam dunia keuangan, merasa masyarakat kurang mendapatkan edukasi tentang Reksadana sehingga Reksadana menjadi kurang populer di Indonesia. Dan beberapa tahun ini, memang semua yang terlibat dalam dunia keuangan dan investasi gencar mengedukasi masyarakat tentang Reksadana,” ujar Freddy Tedja, Head of Investment Specialists Manulife Asset Management.
Lisa Soemarto, Senior Advosr AFC dalam satu kesempatan mengatakan bahwa salah satu faktor yang membuat Reksadana tidak populer beberapa waktu lalu karena dulu Reksadana tidak dijual secara retail (dalam jumlah kecil). “Setelah krisis moneter tahun 1998, Reksadana pun mulai dijual secara retail hingga saat ini. Sehingga hanya dengan Rp100.000,- masyarakat sudah bisa melakukan investasi setiap bulan,” ujar Lisa. Selain Reksadana, produk investasi yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini adalah logam mulia atau yang lebih sering dikenal dengan emas.
Endy J. Kurniawan (pakar emas) mengakui bahwa emas merupakan jenis investasi terbaik, namun tentu kita harus waspada dengan beragam jenis investasi emas yang banyak beredar saat ini. “Setiap tahun, harga emas cenderung naik dan stabil, walaupun terkadang juga ada masanya emas mengalami penurunan harga. Sama seperti produk lain, setiap investasi pasti akan disertai risiko,” ujar Endy. Lisa Soemarto menambahkan, untuk pemilihan produk investasi sebenarnya tergantung pada tujuan dari setiap invidu.
Emas bukan produk investasi?
What's On Fimela
powered by
Next
Emas menjadi topik pembicaraan, terlebih ketika muncul kasus investasi bodong, emas menjadi pusat perhatian dari para investor. Yang menarik, Freddy Tedja tidak setuju jika emas dikelompokkan ke dalam salah satu produk investasi. “Memang cukup banyak orang yang memilih emas sebagai produk investasi. Tapi, menurut saya emas bukanlah sebuah produk investasi. Kenapa? Karena emas sebuah barang yang tidak bisa memberikan hasil kepada pemiliknya setiap bulan. Sedangkan, investasi haruslah bisa memberikan hasil kepada investor, walaupun emas dan produk investasi lainnya sama-sama berisiko mengalami penurunan nilai,” Freddy Tedja berpendapat.
Namun, Dr. Iwan P. Pontjowinoto seorang pakar keuangan syariah dan seorang pengajar di beberapa perguruan tinggi, menyangkal pendapat yang diutarakan oleh Freddy. “Emas bukan investasi? Pertama-tama kita harus mengerti terlebih dahulu apa arti investasi. Investasi adalah meletakkan satu asset pada satu instrument atau produk yang bisa memberikan hasil dan mengalami peningkatan nilai. Jadi, saya tidak setuju jika dikatakan emas bukanlah produk investasi. Emas memang tidak bisa memberikan hasil kepada si pemilik seperti produk investasi lainnya, tapi dari waktu ke waktu, emas selalu mengalami peningkatan nilai. Jadi, jangan hanya dilihat dari satu sisi saja. Contoh lainnya adalah rumah. Apakah rumah merupakan investasi? Ya! Tidak memberikan hasil secara langsung memang, tapi ketika kita bisa menikmati rumah tersebut maka itulah hasil yang diberikan rumah kepada si investor. Apakah nilai rumah meningkat? Sudah pasti. Karena itu, jika akan memilih produk investasi, lihat dari kedua poin tersebut, apakah instrument tersebut memberika ‘hasil’ dan ‘mengalami peningkatan nilai’ dari waktu ke waktu,” Iwan Pontjowinoto, memberikan saran.
Investasi terbaik?
Next
Dengan beragamnya pilihan produk investasi, tidak sedikit orang yang bingung memilih dan menentukan satu produk yang bisa dipercaya akan “menyelamatkan” kehidupan mereka kelak. “Investasi yang baik minimal untuk jangka waktu 5 tahun. Dan menurut saya, investasi terbaik untuk mereka yang berada di usia dewasa muda dan masa produktif adalah Reksadana campuran. Pilihlah satu Manajer Investasi terpercaya untuk bisa memilihkan produk Reksadana yang sesuai dengan tujuanmu. Pilih Reksadana campuran dengan prosentase saham agak besar karena produk tersebut memberikan keuntungan lebih besar, walaupun risiko yang harus ditanggung juga cukup besar,” Iwan Pontjowinoto kembali memberikan saran.
So, sudah mendapat pencerahan kan soal produk investasi? Produk investasi apa yang menjadi pilihan untuk “menyelamatkan” masa depan keuanganmu, Fimelova? Share with us!