Megawati Soekarnoputri, Ditinggal Pergi Taufiq Kiemas

Fimela Editor diperbarui 10 Jun 2013, 04:30 WIB

Membicarakan tentang Megawati, tak hanya menarik dari sepak terjangnya dalam berpolitik. Perempuan ayu puteri sulung dari Presiden Soekarno itu, juga adalah sosok perempuan domestik Seorang ibu dari tiga anak, istri dari tiga kali pernikahan, dan eyang untuk beberapa orang cucu. Aktifnya ia berpolitik sejak di bangku kuliah, tak membuat peran utamanya sebagai perempuan dengan kebutuhan untuk menjadi istri dan ibu terlupakan.

Walau besar dengan namanya sendiri, Megawati tak bisa melepaskan Taufiq Kiemas dari profesinya sebagai politikus. Bertemu saat mereka berdua sama-sama aktif bergerak di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, posisi suami Mega itu tetaplah sentral. Ia menduduki jabatan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 2009-2014 sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan . Prestasi Taufiq mengantarkan PDIP ke gerbang kemenangan di Pemilihan Umum 1999, serta menyokong kemenangan istrinya menjadi Presiden Republik Indonesia untuk masa pemerintahan di 2001-2004, juga tak mudah dilupakan.

Dengan kehadirannya, Indonesia pun untuk pertama kalinya memiliki Bapak Negara, dimana Megawati berhasil jadi presiden perempuan pertama di negara ini. Dari semua kegemilangan Megawati tersebut, Taufiq tetap berdiri gagah sebagai profil politisi senior dan suami yang disegani. Istilah karier istri yang lebih maju akan mengusik ego laki-laki, tak berlaku pada Taufiq. Hal tersebut pernah dituturkan secara langsung olehnya dalam sebuah acara bincang-bincang televisi, yang mengatakan kalau ia memang berperan sebagai suami yang mendukung dan penyeimbang untuk sifat keras Mega. “Ya saya sebagai suami, hanya bisa mengingatkan. Kalau Mega tetap berkeras, saya tetap mendukungnya,” ujarnya bijak tanpa terkesan menyudutkan istrinya.

Sementara Mega, yang memang dikenal irit bicara di hadapan publik, memang tak banyak berkomentar tentang pernikahannya dengan Taufiq yang sudah berlangsung selama 40 tahun tersebut. Hanya saja, itu tak mengurangi bukti betapa cintanya ia dengan Taufiq. Sebisa mungkin, Mega hanya akan mau bepergian bila didampingi oleh suaminya. Begitu juga hingga akhir hayatnya, Mega diketahui terus mendampingi suaminya dirawat di rumah sakit di Singapura, bersama Puan Maharani, anak perempuan semata wayangnya. Megawati pun terlihat menangis di samping jenazah suaminya. Menitikkan air mata kehilangan sebagai seorang istri dan sahabat. Kehilangan itu memang patut dimaklumi. Karena, berdasarkan pengamatan analis politik dari Universitas Islam Jakarta, Gun Gun Heryanto, Mega memang telah kehilangan elemen pelengkapnya. Seperti diketahui, Taufiq semasa hidupnya adalah pemberi kritik konstruktif sekaligus pelengkap kekurangan Mega, baik dalam berumahtangga maupun berpolitik. Entah, apakah akan ada yang bisa menggantikan kharisma seorang Taufiq Kiemas. Namun, semoga saja itu tak melunturkan kekuatan Mega dalam berpolitik.

Selamat jalan, Pak Taufiq…

What's On Fimela