Next
Gambang Kromong Soekmadjaja mengisahkan tentang cara sebuah kesenian tradisional bertahan di tengah-tengah arus globalisasi jaman yang semakin canggih dan modern. Adalah Jaelani (Jay) yang dihadirkan sebagai bentuk penolakan anak muda masa kini terhadap budaya asli mereka dan Jayadi (Yadi) tampil sebagai sosok anak muda yang justru peduli dengan nasib kebudayaan aslinya.
Jay dan Yadi yang sama-sama berasal dari keluarga Betawi tulen, memiliki cara pandang berbeda tentang kesenian asli mereka. Jay justru malu mengakui darah Betawi yang dimilikinya dan menolak untuk meneruskan usaha kesenian Gambang Kromong miliki ayahanya. Sedangkan Yadi, adik Jay, justru merasa bangga dan menggebu-gebu dalam meneruskan cita-cita luhur ayahnya untuk tetap melestarikan kebudayaan Betawi melalui Gambang Kromong mereka.
Next
Ya, tak bisa dipungkiri bahwa inilah kenyataan yang harus dihadapi seluruh kesenian tradisional yang ada di Indonesia, khususnya Betawi. Tertampar, inilah efek yang harusnya diterima penonton ketika menyaksikan teater berdurasi sekitar 1.5 jam ini. Salah satu upaya melestarikan kesenian Betawi yang semakin tergerus dan terpinggirkan, Gambang Kromong Soekmadjaja merupakan bentuk rasa cinta Abang None terhadap Ibukota Jakarta.