Syahrini di Mata Sahabat dan Adiknya: "Dia Hanya Perempuan Biasa"

Fimela Editor diperbarui 30 Mei 2013, 08:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Syahrini di mata sahabat

Penampilan Syahrini yang glamor, sungguh jauh berbeda bila di kehidupan sehari-hari. Ia menjalani dan memakai semua atribut itu demi kepentingan penampilan menyanyi saja, kok. Di balik itu, dia benar-benar perempuan biasa. Dia adalah teman ngobrol yang enak sekaligur partner bertukar pendapat soal fashion yang baik. Ngobrol dengan dia bisa berjam-jam karena pribadinya yang menyenangkan.

Mengenai anggapan ia adalah orang suka pamer, menurut saya itu kembali lagi ke anggapan masing-masing. Hal yang ia lakukan di Instagram dan banyak lagi peminat fashion lainnya, adalah sebuah bentuk apresiasi yang dituangkan dalam foto. Bila itu dinilai lain, itu terserah saja, karena saya yakin ia melakukan itu atas dasar kecintaannya akan fashion. Malah, kesenangan kami akan fashion inilah yang jadi satu persamaan yang mengakrabkan. Sayangnya, karena kesibukan masing-masing frekuensi pertemuan kami jadi agak jarang sekarang. Tapi begitu ketemu, obrolan kami bisa sangat panjang.

Diana Safira “Dsaks”

Fashion blogger

3 dari 3 halaman

Next

 

Syahrini di mata keluarga

Percaya atau tidak, Syahrini tetaplah kakak saya yang tak berubah dari dulu hingga sekarang. Dia tetaplah perempuan yang polos dan suka bercanda. Mengenai gaya bicaranya yang banyak dikomentari orang, memang seperti itulah caranya dia berbicara. Mau di atas panggung, di depan wartawan, atau di rumah, dia memang seperti itu. Yang membedakan dirinya antara di atas panggung dan di rumah hanya make up dan kostum, karena itu memang jadi pendukung penampilannya. Selebihnya, ia hanyalah perempuan biasa dengan gaya hidup yang tak berbeda dari orang lainnya.

Kakak saya itu juga orang yang sangat ahli menghangatkan suasana. Omongannya yang ceplas-ceplos membuat acara kumpul-kumpul keluarga selalu menyenangkan. Jargonnya seperti “cetar membahana” atau terciptanya istilah ”jambul Khatulistiwa”, sebenarnya sudah dimulainya dari rumah. Ia memang kreatif mempelesetkan sesuatu jadi lucu, yang ternyata ketika dilontarkan di muka publik jadi heboh. Kadar manjanya juga masih sama seperti dulu sebelum saya jadi business manager-nya. Itulah yang seringkali membuat saya merasa kalau dia seperti adik saya. Seringnya ia nggak keberatan dengan hal itu, tapi terkadang ia protes juga dan mengingatkan kalau saya harus tetap bersikap seperti adik. Yang pasti, kami memang tak terpisahkan, karena ia nggak akan pergi tanpa saya temani.

Aisyahrani Aisyah

Business manager Syahrini