Blake, Bukan Boyband Biasa dan Bersaing Ketat dengan One Direction

Fimela Editor diperbarui 20 Mei 2013, 12:30 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Belum familiar dengan Blake? Coba dengar dulu track terkenal yang lebih dulu dipopulerkan oleh U2, “With or Without You” hasil gubahan mereka, dan kamu akan tahu kenapa men band ini bisa sangat populer. Beranggotakan Oliver Baines, Humphrey Berney, dan Stephen Bowman, kami sungguh beruntung bisa dikelilingi oleh tiga laki-laki Inggris tampan yang jadi idola Kate Middleton tersebut. Dan, inilah hasil perbincangan kami.

Kami tak akan ajak One Direction untuk membuat musik bersama

Humphrey: Sebagai orang Inggris, ego nasionalisme kami sudah pasti akan memilih Adele untuk diajak membuat musik bersama. Bukan hanya bermisi British Invasion, tapi secara musikal Adele juga mampu menyampaikan emosi dalam musik dengan baik seperti yang kami lakukan selama ini.

Oliver: Ya, saya setuju dengan itu. Harmonisasi suara kami yang dominan laki-laki pasti bagus bila dikombinasikan dengan Adele. Selama itu bukan One Direction, saya pasti nggak keberatan dengan musisi mana pun untuk bermusik bersama. Bukan apa-apa, tapi terlalu banyak lelaki dalam satu ruangan kurang menyenangkan rasanya hahaha…

Stephen: Terlepas dari itu, kami cukup beruntung karena sudah berkesempatan bernyanyi untuk Shirley Bassey di pesta ulang tahunnya thun 2007 silam. Dia adalah solois perempuan terkenal di Inggris, dimana merupakan sebuah kehormatan bisa bernyanyi bersamanya. Dari Adele hingga One Direction, kesempatan kami bernyanyi dengan Shirley Bassey adalah sebuah pencapaian yang bisa dibanggakan.

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

Banyak orang kira menjadi anggota boyband itu pekerjaan mudah…

Humphrey: Yang nyatanya sebenarnya tidak. Profesi kami sebagai musisi dalam satu grup vokal adalah sebuah pekerjaan tim yang menuntut kekompakan dan keseriusan. Di balik hingar bingar panggung, pemotretan penuh senyum di media massa, atau kejaran banyak fans perempuan, kami sebenarnya ditempa dengan tuntutan keras untuk membuat ini berhasil. Malah bisa saya katakan, tanpa kerja keras, boyband ini hanyalah sebuah lelucon, bukan profesi yang bisa dibanggakan.

Oliver: Menurut saya, orang terkadang menganggap remeh perihal traveling. Sebagai musisi internasional, traveling adalah bagian dari komitmen pekerjaan. Jujur, tak selamanya bepergian itu menyenangkan, tapi kami selalu berusaha untuk membuat dan menjalankannya dengan senang hati. Trik lainnya untuk hal ini adalah kami selalu menyediakan waktu lebih untuk berlibur di setiap negara yang kami kunjungi. Seperti kedatangan kami ke Indonesia, kami sempatkan untuk berlibur selama lima hari di Bali yang jadi tujuan berlibur impian hampir semua orang di Inggris.

Stephen: Satu lagi, orang banyak mengira kalau pasti ada kompetisi di antara sesama anggota boyband. Yang mana, itu salah besar besar. Saya bisa bilang begitu karena di antara kami tak ada sama sekali permusuhan semacam itu. Kami tumbuh dan berkembang bersama. Sebagian besar waktu kami dihabiskan bersama. Kesuksesan ini adalah milik kami bersama. Dengan semua itu, kami menjadi seperti saudara, yang menurut saya memang begitulah seharusnya boyband.

Oliver: Ya, keuntungan lainnya adalah kami terlahir menjadi laki-laki yang terbiasa mengutarakan apapun secara langsung. Beda dengan perempuan, yang terdengar saling memuji, tapi sebenarnya berkompetisi satu sama lain. Benar begitu, bukan? Hahaha…

Pertanyaan kami lalu terhenti karena Blake harus melanjutkan jadwal padat mereka selama di Jakarta. Agenda meet and greet dan berbagai photoshoot menanti. Senangnya, sebelum mereka berlalu, Oliver mengatakan pada kami, “Saya lebih senang diwawancara oleh Anda ketimbang dengan Piers Morgan yang terkenal. So glad to meet fans in Indonesia,” ucapnya manis. Thank you for the sweet words, Blake. So glad to meet three British hunks like you.

Thank you so much to Debenhams Indonesia for the interview