Mau Sukses, Curi Rahasia 3 Perempuan Pebisnis Ini!

Fimela Editor diperbarui 15 Mei 2013, 05:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Beberapa perempuan pengusaha pun berbagi pengalaman mereka berjuang memenangkan keluarga, passion, dan mimpi mereka sekaligus. Dengan kunci masing-masing, mereka akhirnya berhasil membuka sendiri jalan menuju apa yang dinamakan kesuksesan.

Berani menghadapi risiko dan tak cepat merasa puas

Bisa menikmati pencapaian, mungkin adalah hal yang kamu tunggu-tunggu selama ini. Namun, ternyata bukan itu yang dicari dan dinanti para perempuan yang kemudian meraih sukses dengan caranya sendiri. Rakhma Sinseria, Co-Owner coffee shop Coffee Toffee, pilih menikmati kesuksesan dengan terus menjalani rutinitas seperti sedang merintis usaha dari bawah. “Sampai saat ini saya masih kurang tidur, karena sebagai perempuan karier, istri, dan ibu rumah tangga tetap saja banyak yang harus dikerjakan tiap harinya,” ungkap ibu dua orang anak itu.

Bukannya tak menghargai pencapaiannya, usaha yang pernah bangkrut diakui Rakhma sebagai pelajaran berharga. Karenanya, keberhasilan bukan alasan bagi Rakhma untuk bersantai, tapi sebagai tolok ukur untuk berusaha lebih keras mempertahankan sekaligus mengembangkan bisnisnya. Rakhma mau terus belajar menyusun strategi untuk menaklukkan pasar. “Intinya, kalau ingin berkarier secara profesional maupun terjun ke dunia bisnis, kuncinya adalah fokus. Lakukan seratus persen atau tidak sama sekali.” Fokus, artinya apa pun yang terjadi tetap meyakini apa yang tengah dirintis, dan lakukan seratus persen artinya total tanpa keraguan. Terbukti, dengan optimism bisnis kopi lokal yang Rakhma jalankan bersama sang suami kini bahkan sanggup bersaing dengan brand-brand luar.

Pentingnya spirit, pengetahuan, dan jaringan

Dian Noeh, Co-Founder sekaligus CEO perusahaan konsultan PR Kennedy, Voice & Berliner, juga contoh perempuan yang sukses berwirausaha. Setelah bekerja di dunia public relations selama belasan tahun, akhirnya tahun 2011 Dian memberanikan diri melepaskan jabatannya untuk menjadi perempuan mandiri. “Saya pikir inilah saatnya. Saya merasa sudah cukup modal. Bukan masalah keuangan melainkan spirit, juga pengetahuan dan jaringan,” ungkap Dian.

Baginya, modal utama adalah semangat, pengetahuan dan pengalamanlah yang kemudian membantunya merealisasikan mimpi berwirausaha. Semua itu kemudian disempurnakan dengan jaringan yang didapat selama bekerja kantoran plus dukungan dari orang-orang terdekat. Makin luas networking, artinya makin banyak dukungan dan kepercayaan terhadap bisnis yang kita rintis.

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

Temukan peluang bisnis dari hobi

Inilah bukti kalau hobi tak melulu menghabiskan uang. Lianna Gunawan, Founder brand sepatu berbahan lokal La-Spina, mengaku kejeliannya menangkap peluang bisnis dari hobi yang selama ini menguras tabungan berbuah manis. Dengan jujur, Lianna mengaku mengoleksi ratusan pasang sepatu bermacam model plus bermacam harga, sampai akhirnya sepatu-sepatu rancangan sendiri yang dipajang di salah satu situs jejaring sosial diminati teman-temannya dan laris manis terjual. “Sepuluh pasang, lima belas, terus naik. Akhirnya, saya serius berjualan dengan mengganti label sepatu pesanan saya dengan label sendiri, La Spina,” paparnya.

Lianna kemudian kembali menangkap momen di mana kain batik ketika itu sedang ramai dibicarakan. “Kenapa tidak membuat sepatu khas Indonesia, yang tanpa perlu melepas dan melihat mereknya sudah tahu itu asli negara sendiri?” tambahnya. Jadilah La-Spina yang dikenal dengan ciri khasnya berbahan tenun, songket, ukir, hingga tikar. Lewat La-Spina, Lianna bisa memenangi sejumlah penghargaan bergengsi, bahkan bisa mempromosikan sepatu sekaligus produk budaya Indonesia ke berbagai negara.

Ingin seperti Lianna Gunawan, Dian Noeh, dan Rakhma Sinseria yang sukses mengembangkan bisnis sesuai dengan passion? Jangan sia-siakan kesempatan, Fimelova. Indosat didukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (KPPPAI) serta menggandeng FIMELA.com mengadakan kompetisi untuk mencari perempuan Indonesia kreatif yang memiliki jiwa pengusaha. Kompetisi ini terbuka untuk kamu semua, baik yang baru memiliki ide maupun yang sudah merintis bisnis sekitar 2 tahun. Pendaftaran dibuka sampai 10 Juni mendatang, so jangan sampai membiarkan kesempatanmu lenyap dengan segera klik link ini!