Next
Memang cukup jarang terdengar di telinga kita, bahkan sekalipun mendengar istilah ‘Bapak Rumah Tangga’, bukan tidak mungkin kita langsung mengernyitkan dahi. Memang sudah terbentuk sebuah pola dalam masyarakat Indonesia bahwa tugas utama seorang istri adalah mengurus rumah sedangkan suami wajib mencari nafkah. Karena itulah, tidak heran jika celotehan miring pun menyertai langkah para perempuan yang memutuskan menjalani peran ganda, sebagai perempuan karir dan ibu rumah tangga. Bertukar peran antara suami-istri pun bukan tidak mungkin dilakukan dalam sebuah rumah tangga.
Next
Rumah tangga Fita dan Rizki kini telah dikaruniai 2 orang anak. Komitmen untuk bertukar peran pun membuat Rizki fokus untuk mengurus 2 orang anak dan masalah rumah tangga harian mereka. Walaupun sebagai Bapak Rumah Tangga, Rizki tidak sepenuhnya menganggur karena usaha foto yang dijalani Rizki masih mendatangkan job yang membuatnya tetap bisa berkontribusi dalam membiayai keperluan rumah tangga.
Next
“Ketika saya menikah nanti, saya tidak mau bekerja. Saya hanya ingin di rumah mengurus anak bersama istri, tapi kalau istri saya mau bekerja, saya tidak akan melarang. Menjadi Bapak Rumah Tangga bukan berarti lepas tangan dan tidak bisa menafkahi keperluan keluarga. Saat ini saya tengah merintis usaha, dengan demikian nanti ketika saya menikah, usaha saya yang akan menjadi sumber utama penghasilan dan saya tidak harus bekerja pada orang serta menghabiskan sebagian besar waktu saya di luar rumah. Keputusan saya ingin menjadi Bapak Rumah Tangga berdasarkan pengalaman pribadi saya yang tumbuh besar tanpa ayah, hanya bersama ibu yang juga sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya tidak ingin anak-anak saya kelak mengalami nasib seperti saya. Komentar miring? Saya tidak malu jika harus menyandang gelar ‘Bapak Rumah Tangga’,” bagus bercerita pada FIMELA.com.
Next
Seperti Fita dan Rizki yang bertukar peran hingga memiliki 2 orang anak, mengaku bahwa pro dan kontra dari keluarga tentang keputusan mereka pun pastinya menghujani rumah tangga mereka. Namun, mereka mengaku bahwa kunci utama yang harus dipegang adalah ‘rumah tangga langgeng’, dengan demikian pihak keluarga dan pihak-pihak lain secara otomatis akan mendukung. So, bagaimana menurut kamu, Fimelova, apakah bertukar peran antara suami dan istri bisa diterima?
*foto: berbagai sumber