Ini Dia 3 Kedai Mie Ayam Termahal di Jakarta!

Fimela Editor diperbarui 25 Apr 2013, 05:00 WIB
2 dari 4 halaman

Next

IWS Café and Noodle

Bagi mereka yang jarang main ke daerah Selatan Jakarta, mungkin kurang akrab dengan nama IWS. Ya, IWS adalah sebuah café yang awalnya muncul di Dharmawangsa Square. Namun kini, IWS juga hadir di Pacific Place Mall lantai 4.

Sesuai dengan nama tempatnya, IWS Café and Noodle, IWS memang terkenal dengan aneka bakmi yang ditawarkan. Dari kejauhan, IWS tampak seperti restoran pada umumnya, tapi ketika kita masuk, konsep IWS layaknya rumah makan pinggir jalan yang bersih.

Melihat beragam menu yang ditawarkan, kami pun langsung memesan satu porsi Mie Ayam Komplit yang berisi satu porsi Mie Ayam, 2 buah Pangsit Goreng, dan 2 butir Bakso, serta segelas Es Cendol untuk menyegarkan mulut kembali. Satu porsi Mie Ayam komplit di IWS dibanderol dengan harga Rp45.000,-. Untuk Mie Ayam, harga yang ditawarkan IWS memang cukup mahal dibandingkan dengan Mie Ayam yang biasa kita temui, namun kamu nggak perlu khawatir karena kocek yang kamu keluarkan terbayar dengan kelezatan yang didapat. Mei, bihun, dan kwetiau di sini ditawarkan mulai dari Rp35.000,- hingga Rp45.000,-.

Buat kamu yang sedang nggak mood makan bakmi, kamu juga bisa memilih hidangan lainnya, seperti Lontong Sayur, Soto Mie, Tekwan, Pempek, Nasi Goreng, dan berbagai jajanan pasar lainnya. Tapi, yang pasti saat mampir ke sini, Mi Ayam adalah menu yang wajib kamu cicipi, Fimelova!

IWS Café and Noodle

Pacific Place Mall lantai 4

Jalan Jendral Sudirman Kav. 52—53

(021) 57973270

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

Mee Kepang

Belum satu bulan usianya, tapi Mee Kepang sudah cukup ramai dibicarakan para pencinta kuliner. Terletak di Foundry 8, kawasan SCBD, kedai Mee Kepang terletak tidak jauh dari pintu masuk Foundry Eight. Beruntung, saat mampir di kedai Mee Kepang, FIMELA.com bisa bertemu langsung dengan salah satu si empunya kedai, Boedi Basoeki.

Mee Ayam Woku Rica, 1 buah Pangsit Goreng, dan Es Jeruk Pontianak pun menjadi pilihan kami untuk mengisi perut dan mendinginkan tenggorokan saat tengah hari. Kedai Mee Kepang cukup kecil, jarak dari satu meja ke meja lainnya cukup berdekatan. Bahkan, kita bisa mendengar apa yang menjadi topik pembicaraan orang di meja sebelah. Tapi, memang kedai Mee Kepang dibuat hanya untuk mengakomodasi orang menikmati mi. “Kedai ini memang dibuat untuk orang makan mi bukan tempat untuk ngobrol lama. Kalau bisa dilihat, memang interior di dalamnya pun kita buat menyerupai warung mi pinggir jalan hanya saja dibuat lebih nyaman dan tempat nyaman,” ujar Boedi saat ditemui FIMELA.com.

Tidak lama, pesanan kami pun datang. Tanpa basa-basi, kami langsung menyantap. Rasanya? Nggak perlu ditanya. Semangkuk mi yang disajikan dengan potongan ayam berbumbu woku rica dan pangsit goreng menjadi menu makan siang yang sempurna.

Sepintas, tekstur mi di Mee Kepang tampak seperti spaghetti atau udon versi lebih tipis. Selain tekstur, rasa Mee Kepang pun cukup berbeda dari mi lainnya karena rasanya lebih kenyal. “Kami memang sengaja ingin mempertahankan orisinalitas mi sehingga tekstur dan kekenyalannya pun kami buat semirip mungkin dengan mi Cina,” Boedi menjelaskan.

Seporsi Mee Kepang dibanderol dengan harga mulai dari Rp29.000,- hingga Rp35.000,-. Yup, harga di atas rata-rata mi ayam biasanya memang. Boedi mengaku harga yang sedikit lebih tinggi ini disebabkan karena semua produk yang dijual di Mee Kepang merupakan home made product, mulai dari mi, pangsit, bumbu yang digunakan, hingga menu Jeruk Peras pun diproduksi setiap hari. Jadi, nggak perlu khawatir migrain karena MSG usai menyantap Mee Kepang karena rasa gurih Mee Kepang diperoleh dari kaldu ayam murni.

Mee Kepang

Foundry Eight

SCBD Lot. 8

4 dari 4 halaman

Next

Mi Orpa

Rumah makan ini memang agak sulit ditemukan, terlebih bagi mereka yang memang jarang menginjakkan kaki di wilayah Jakarta Barat. Kedai Mi Orpa terletak di Jalan Orpa No. 11, namun kini, nama jalan tersebut sudah berubah menjadi Jalan Malaka II. Sebenarnya lokasinya tidak terlalu jauh dari Museum Jakarta, di kawasan Kota Tua, tapi memang karena kedai Mi Orpa agak terpencil, jadi pengunjung baru pun susah menemukan kedai ini, ditambah tidak ada papan nama yang mencolok.

Mi Orpa dari pagi sampai pukul 3 sore. Jadi, buat kamu yang ingin mencicipi kelezatan Mi Orpa yang sudah melegenda dan terkenal di kalangan para pencinta mi, harus bisa menyiasati datang di antara jam tersebut. Dan karena membludaknya pengunjung, sering kali Mi Orpa menjadi biang kemacetan di sepanjang Jalan Malaka.

Kali ini kami pun mencoba Mi Ayam Pangsit. Yang paling menyita perhatian lidah saya adalah pangsit rebus yang disajikan. Berbeda dengan angsit rebus yang biasa ditemui, pangsit rebus di Mi Orpa memiliki kulit yang cukup tipis dan sangat lembut. Ketika memasukkan pangsit ke mulut, seolah potongan pangsit begitu saja menggelincir ke dalam tenggorokan.

Selain itu, ayam yang digunakan pada mi juga merupakan ayam kampung yang, sepertinya direbus dengan menggunakan jahe. Jadi, rasa gurih yang pas pun memenuhi mulut ketika menyantap seporsi Mi Orpa. Harga mi di sini pun cukup mahal, untuk satu kali makan, kamu harus menyiapkan uang setidaknya Rp40.000,-. Tapi, jangan khawatir karena ‘ada harga, ada rasa’, Fimelova! Perjalanan jauh ditambah macet dan harga mahal pun akan terbayar begitu kamu mencicipi Mi Orpa.

Mi Orpa

Jalan Malaka II No. 25

Jakarta barat