Next
Mengapa kami di sini? Apa peran kami sebagai manusia? Hanyalah beberapa pertanyaan yang terlintas di pikiran setelah kami berkaca di instalasi Sara. Selain itu, hal konseptual semacam arti kehidupan, arti dunia, sampai arti diri sendiri pun ikut menggelitik di kala kami menyimak satu per satu yang dipamerkan. Kami, tenggelam dalam ruang yang memaksa kami melihat dunia yang juga tak lepas dari kehidupan kami. Mungkin tepat menganggap karya Sara sebagai ruang meditasi.
Next
Salah satu karya yang paling menarik, menurut kami, adalah sebuah instalasi globe berukuran 3 meter yang terbentuk dari hampir 1000 kotak stainless yang bersinar. Kami bisa masuk dan duduk di dalamnya, menikmati perputaran globe dan melihat langsung distorsi yang, lagi-lagi, merupakan refleksi diri sendiri.
Next
Sentuhan fashion pun terasa dari instalasi sepatu dan high heels. Khusus untuk instalasi ini, Sara berkolaborasi dengan BIASA ArtSpace. Sepatu yang seolah menyimbolkan jejak, perjalanan, gambaran masa lalu, masa kini, maupun langkah di masa depan, diberi kaca kecil bundar. Melihatnya, kami kembali menemukan wujud diri sendiri, penuh dengan sejarah sekaligus harapan.
Next
Kolaborasi seni kontemporer dan fashion dikemas apik, elegan, dan cantik. Walaupun penuh dengan ruang refleksi, tapi tak ada kesan menggurui, apalagi menghakimi. Sara hanya ingin memancing pertanyaan-pertanyaan bagaimana audience menerima dan melihat dirinya secara personal. Seperti yang kami rasakan. Tiap menatap kaca, kami menemukan ingatan, mimpi, perasaan tidak aman, ketakutan, dan perasaan lain yang selama ini tersembunyi bercampur jadi satu.
Next
Sara menciptakan objek dengan kaca di sekelilingnya sehingga audiens bisa melihat diri sendiri meskipun banyak hal lain yang berkelibat di sekitarnya. Itu karena karyanya menggarisbawahi dua pemaknaan manusia, sebagai pusat kosmos dan sebagai bagian dari kosmos. Kami berada dalam satu ruang tertutup yang seolah memisahkan kami dengan dunia luar, tapi kami menemukan dalam konteks yang lebih besar bahwa kami tetaplah bagian dari dunia. Menarik.
Next
Pameran tunggal Sara ini berlangsung sejak 13 April hingga 15 Mei mendatang, menyediakan instalasi yang sudah Sara kerjakan sejak tahun 2010. Pameran tunggal yang dikuratori Alia Swastika ini juga pernah dipamerkan di Gwangju Biennale di Korea Selatan tahun lalu, salah satu pameran paling bergengsi di Asia. Berkat karya Sara, BIASA ArtSpace pun tampak seperti surga eksperimentasi bagi pencinta seni kontemporer dan fashion.
Next
BIASA ArtSpace sendiri baru saja melebarkan sayap ke Jakarta, setelah sejak 2005 berdiri di Bali. Tak lain, untuk menciptakan sebuah ruang alternatif yang bisa menjadi platform, baik bagi praktik seni dan pengembangan pemahaman sosial budaya, maupun menjadi lingkungan yang menginspirasi kerja sama dinamis antara seni, fashion, budaya, ilmu sosial, hingga politik, lokal maupun global. Segera berkunjung, dan temukan ruang favorit baru untuk bersahabat dengan karya seni, sekaligus menyegarkan jiwa.