Next
Fat Tax adalah metode penentuan harga tiket pesawat berdasarkan berat badan penumpang. Bharat mengatakan penetapan harga dengan metode seperti ini akan memberikan keuntungan bagi maskapai dengan membantu mengurangi emisi karbon dan juga harga tiket yang murah, tentunya harga murah adalah untuk mereka yang memiliki berat badan tidak berlebih. Bisa disimpulkan bahwa Bharat ingin memperlakukan penumpang pesawat sama dengan barang bagasi.
What's On Fimela
powered by
Next
“Saya pikir nggak masuk akal sih kalau alasan penerapan Fat Tax adalah untuk mengurangi emisi karbon. Kalau memang maskapai ingin benar-benar mengurangi emisi, kan mereka bisa menaikkan atau mungkin benar-benar membuat harga bagasi jadi mahal. Dengan demikian, penumpang akan enggan membawa bagasi banyak dan efeknya pada pengurangan emisi karbon saya rasa bisa langsung terlihat. Kalau untuk Indonesia, saya rasa tidak bijak jika aturan ini dilirik oleh negara yang dunia penerbangannya sedang berkembang,” ujar Budi, 27, Marketing.
Next
Next
Adalah privasi, faktor utama yang akan paling terusik ketika Fat Tax diterapkan. Bukankah tidak semua orang bisa mengungkapkan berat badan mereka dengan gamblang. Jangankan kepada orang luar, terkadang kepada pasangan dan orangtua saja kita enggan untuk menyebutkan angka pada timbangan. Mengingat tingkat obesitas di Indonesia belum menjadi topik pembicaraan utama, rasanya Fat Tax belum pas jika dilirik oleh maskapai di sini. Terlebih saat ini, dunia penerbangan Indonesia sedang bergeliat, maskapai satu dan yang lainnya saling berlomba memberika pelayanan terbaik dengan harga tiket murah. So, terbayang kan bagaimana jika ada maskapai yang memberlakukan harga tiket pesawat berdasarkan berat badan.