Next
Fashion bukan hal asing untuk saya
Di tahun 2011, saya pernah punya fashion line, “Just A Girl. Saya membuat itu karena saya suka dengan fashion, suka memperhatikan apa yang tren, lalu mencoba menerjemahkannya ke dalam fashion line yang bisa dijangkau oleh banyak kalangan. Tak bisa dipungkiri, kebanyakan orang ingin berpenampilan menarik seperti figur publik, tapi dengan harga terjangkau, makanya saya memiliki ide untuk memfasilitasi itu dengan konsep harga yang friendly. Sayangnya, fashion line itu tak berjalan dengan lancar, karena secara manajemen belum siap. Daripada memaksakan, kami putuskan untuk memberhentikannya dan hingga kini belum ada rencana selanjutnya.
Tapi, gerakan saya di bidang fashion tak berhenti di situ saja. Saya masih ingin tahu banyak dengan dunia ini, berkenalan dengan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya, seperti desainer hijab yang kini makin marak. Kecintaan saya dengan dunia ini, lalu bersambut baik dengan datangnya tawaran dari pihak pusat perbelanjaan di Kemang untuk mengajak saya menggelar Kemang Fashion Week. Tetap saja, ada sentuhan seorang penyanyi di fashion week ini, apalagi saya ambil bagian di urusan event organizer. Selain menampilkan hasil kara desainer papan atas terpilih, bersama Vina Panduwinata dan Titi DJ, saya menggelar konser sekelas music hall dengan orkestra lengkap di kawasan mall. Dua penyanyi senior tersebut adalah deskripsi yang pas ketika fashion dan musik dipertemukan, karena tak bisa dipungkiri kalau profesi kami di atas panggung juga tak ubahnya seperti model di atas runway yang memeragakan fashion item. Hanya bedanya kami sambil bernyanyi.
Next
Saya bukan penggila fashion, tapi pencinta barang bagus
Kalau sudah melihat barang bagus dan saya suka, akan saya dapatkan semampunya. Terutama tas, yang jadi fashion item favorit saya. Tapi, itu nggak membuat saya gelap mata dengan tergila-gila pada materi, karena pada dasarnya saya hanya keindahan dan fungsinya, bukan item-nya. Seperti kesukaan saya pada Kelly atau Birkin bag. Modelnya yang timeless dan kokoh, membuat saya tak rugi untuk merelakan sejumlah biaya demi mendapatkannya. Bila sudah tak saya pakai lagi, mewariskannya pada anak atau cucu saya kelak pun bisa dan mereka akan senang sekali menerimanya.
Fashion memang menggoda, tapi saya tetaplah saya. Saya hanya akan mengenakan dan membeli apa yang saya mau dan cocok untuk memakainya. Makanya saya berprinsip kalau everyday is not a runway. Ada masanya saya ingin kembali ke titik nol, dengan menjadi Rossa yang sederhana dan santai. Saya tidak tinggi dan jujur mengandalkan high heels untuk penampilan. Tapi, ketika ingin dress down, jalan-jalan ke mall dengan hanya kaos dan flat shoes ayo saja.
Sebelum kami berpisah, Rossa yang pada hari itu mengenakan tweed top dan glitter pants berwarna tembaga, menyeploskan dia tetaplah Rossa yang masih keranjingan dengan segala hal terkait desain interior. “Tak akan ada bosannya saya mendandani rumah. Selesai satu rumah, saya cari rumah lain yang bisa saya dandani lagi,” ujarnya tergelak dengan tawa lepas khas Rossa. Always have a nice chat with you, Ocha!