Mana yang Lebih Menguntungkan: Bank Syariah VS Bank Konvensional?

Fimela Editor diperbarui 20 Mar 2013, 05:29 WIB
2 dari 5 halaman

Next

Sekitar tahun 90-an awal, bank syariah pertama muncul di Indonesia. Adalah Bank Muamalat, bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip syariah. Munculnya Bank Muamalat menjadi pemicu lahirnya bank-bank syariah lainnya, sebut saja Mandiri Syariah dan BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah, contoh tiga buah bank konvensional yang kemudian juga membuat bank syariah dengan berbagai produknya.

Menerbitkan produk perbankan syariah tidak semudah membalikkan telapak tangan karena menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Yuslam Fauzi, bank konvensional harus memiliki minimal satu unit usaha syariah agar bisa menjual produk syariah. Tak hanya produk perbankan syariah yang bermunculan, investasi syariah pun kini cukup banyak menjadi perbincangan. Apakah produk perbankan bank syariah sudah pasti lebih baik daripada bank konvensional?

3 dari 5 halaman

Next

 

“Belum tentu pembagian keuntungan di bank syariah lebih menguntungkan karena pembagian keuntungan hanya terjadi jika kinerja bank sedang bagus dan pihak bank mendapat untung.  Sedangkan jika kinerja tidak bagus maka tidak ada pembagian keuntungan atau kalaupun ada, pembagiannya lebih kecil dari bunga bank konvensional.  Tapi jika kinerja bank syariah sedang baik maka bagi hasilnya bisa berpontensi lebih tinggi dari bunga bank konvensional. Bank konvensional memberikan bunga yang tetap, tidak tergantung kinerja perusahaan,” ujar Lisa Soemarto, Senior Advisor AFC.

Namun memang, untuk sebagian orang yang mempertimbangkan masalah kehalalan uang yang mereka terima, pasti akan lebih memilih produk bank syariah daripada bank konvesional. “Saya punya beberapa rekening bank, salah satunya adalah rekening di bank syariah. Sebenarnya tidak ada alasan khusus mengapa saya membuka rekening di bank tersebut. Waktu itu saya buka rekening di bank syariah atas anjuran orangtua yang memang sudah menjadi nasabah bank syariah sejak lama. ‘Halal’ pastinya faktor utama yang menjadi pertimbangan mereka walaupun saya akui untuk bagi hasil yang diterima lebih kecil daripada bunga yang biasa saya terima dari bank konvensional,” Ira, 28, Senior Editor.

4 dari 5 halaman

Next

 

Dan ternyata, produk bank syariah tidak hanya diminati oleh mereka yang Muslim. Sebagai non-muslim, Santi yang berprofesi sebagai Editor In Chief pun tertarik pada produk perbankan syariah. “Untuk tabungan sih saya masih menggunakan tabungan dari bank konvensional. Tapi, beberapa waktu lalu, saya ditawarkan kartu kredit dari bank syariah dan karena bunga yang ditawarkan kecil maka saya pun menerima tawaran mereka,” ujar Santi berbagi.

“Bank syariah adalah sistem perbankan berdasarkan prinsip-prinsip hukum Islam syariah. Dalam agama Islam, untuk pinjam meminjam dilarang mengenakan bunga  (riba).  Oleh karena itu, bank syariah tidak memberikan bunga, tapi bagi hasil. Selain itu, dalam agama Islam juga dilarang berinvestasi pada usaha-usaha terlarang (haram). Beberapa faktor yang menjadi dasar perbankan dan investasi syariah, yakni tidak berdasarkan riba (interest), dalam operasinya tidak melibatkan elemen gambling, tidak melibatkan produk  dan/atau menjual barang atau layanan yang haram, dan tidak ada elemen gharar (ketidakpastian). Sedangkan untuk produk investasi syariah, keragamannya masih cukup terbatas karena itulah minat masyarakat untuk investasi masih terfokus pada bank konvensional,” Lisa kembali menjelaskan.

5 dari 5 halaman

Next

 

Setiap produk perbankan, pasti memunyai sisi plus dan minus tersendiri. Tak hanya soal keyakinan karena ternyata produk bank syariah pun sudah menarik minat mereka yang nonmuslim. “Untuk mereka yang muslim, pastinya bank syariah akan lebih baik. Akan tetapi, di luar pertimbangan masalah agama, produk-produk bank konvensional masih lebih diminati oleh masyarakat,” ujar Lisa.