Anita Boentarman Menduakan Desain Interior dengan Yoga

Fimela Editor diperbarui 14 Mar 2013, 05:00 WIB
2 dari 5 halaman

Next

Setelah sempat tertunda, akhirnya FIMELA.com berhasil menyambangi Anita Boentarman di showroom-nya di daerah Jakarta Selatan. Melakukan pencarian di dunia maya tentang seorang Anita Boentarman maka kita akan lebih banyak mendapatkan hasil Anita Boentarman dan Yoga, padahal perempuan berambut panjang ini banyak dikenal sebagai seorang interior desainer.

“Ya, memang ketika mengetik nama saya maka orang akan lebih banyak menemukan saya dan yoga. Ya, mungkin karena memang beberapa tahun belakangan saya tengah aktif membuat salah satu festival yoga terbesar di Indonesia. Padahal sih pekerjaan utama saya adalah interior desainer, tapi entah mengapa orang lebih mengenal saya “berhubungan” dengan yoga,” ujar Anita saat ditemui di showroom-nya.

3 dari 5 halaman

Next

Memelajari studi arsitek untuk jenjang sarjana, akhirnya Anita memutuskan untuk mendalami desain interior sebagai lanjutan studinya. “Setelah saya menyelesaikan arsitektur, saya mengambil desain interior. Karena saya merasa desain interior lebih dekat dengan jiwa perempuan. Dan juga interior memang berhubungan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari, bukankah memang waktu kita dalam satu hari lebih banyak habis dalam ruangan. Sedangkan ilmu arsitek menurut saya memiliki lingkup yang terlalu luas,” Anita mulai bercerita.

Tidak pernah mencoba bergabung dengan developer tertentu, selama 12 tahun berkarir Anita memutuskan untuk memainkan peran sebagai desainer interior lepasan. “Sejak kali pertama saya bekerja, saya memang tidak mau untuk bergabung dalam satu perusahaan tertentu. Tapi, walaupun demikian, untuk proyek-proyek tertentu secara tidak langsung saya juga bekerja sama dengan developer besar di Indonesia. Dan buat saya, kesempatan bekerja dengan berbagai macam developer inilah yang akan semakin memperkaya saya dalam mendesain ruangan,” Anita berbagi.

4 dari 5 halaman

Next

Bukan sekadar menciptakan tata ruang yang nyaman, terkadang perempuan yang memunyai ketertarikan pada olahraga yoga ini juga menciptakan produk-produk tertentu untuk menunjang pekerjaannya sebagai interior desainer. “Walaupun memang sebenarnya bukan bidang saya untuk membuat produk, terkadang jika memang dibutuhkan, saya pun membuat produk untuk menunjang totalitas saya. Misalnya saja rak buku yang ada di sini, saya menyebutnya flip flop book rack. Saya membuat rak buku tersebut karena terinspirasi oleh daun. Biasanya alam yang lebih banyak menginspirasi saya dalam membuat produk,” lanjut perempuan yang juga mendalami olahraga yoga.

Berbicara tentang tata ruang, FIMELA.com pun penasaran tentang sudut pandang seorang desainer interior soal Ilmu Feng Shui yang juga cukup banyak diaplikasikan orang dalam menata ruang mereka. “Feng Shui itu sebenarnya adalah ilmu yang mengatur agar suatu ruangan memiliki suasana bagus untuk menciptakan suasana nyaman.  Sesuatu yang positif maka akan menghasilkan hal-hal positif pula dan saya percaya itu. Misalnya saja untuk sesuatu yang sederhana, ruangan yang baik harus memiliki sirkulasi udara yang baik. Bayangkan saja bagaimana jadinya jika waktu selama 24 jam dihabiskan dalam ruangan yang sumpek. Saya percaya Feng Shui untuk beberapa hal yang memang masuk akal. Dan memang sedikit banyak pun saya belajar tentang Feng Shui walaupun tidak mendalami karena secara tidak langsung berhubungan dengan konsep meditasi yang saya jalani. Selama masih bisa diterima dengan akal sehat, saya bisa menerima aturan tata ruang Feng Shui,” ujar Anita sedikit serius.

5 dari 5 halaman

Next

Sebagai seorang desainer interior, Anita mengaku kalau ia termasuk orang yang cukup sering mengubah tatanan ruang di rumahnya. “Ciri khas saya dalam mendesain ruangan adalah simple dan elegan. Saya biasanya mendesain sebuah rumah cukup fleksibel agar tatanan ruang juga mudah diubah. Dan mengubah tata ruang bukan berarti merombak total satu ruangan lho. Dengan menggeser posisi meja, atau memindahkan letak lukisan, atau mengganti satu barang yang memang sudah harus diganti, itu sudah cukup mengubah suasana ruangan. Dan bukan berarti sebagai seorang edesainer interior saya rutin mengubah tata ruang, tapi memang bisa dibilang cukup sering karena mendesain satu ruangan juga kan tergantung mood yang baik,” tutur perempuan pengagum desainer interior asal Italia, Antonio Citterio.

Menganut aliran simple dan elegan dalam mendesain, Anita berpendapat bahwa sesuatu yang elegan tidak melulu dihasilkan dari sesuatu yang berlebihan. “Jika kita bisa mengatur penempatan semua barang, baik furniture maupun pernak-pernik lainnya dalam ruangan dengan tepat maka dengan produk yang minimalis kita pun masih bisa tetap menghasilkan sebuah ruangan dengan cita rasa elegan. Buat saya, sesuatu yang sederhana justru akan menampilkan sisi yang elegan,” ujarnya menutup pembicaraan siang itu.