5 Rutinitas Sehat Sebelum dan Sesudah Bercinta

Fimela Editor diperbarui 13 Mar 2013, 09:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Buang air kecil

“Penting! Buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan intim,” ungkap Debora (31, editor). Buang air kecil memang salah satu ritual wajib dalam aktivitas ranjang karena kebiasaan menahannya akan kandung kemih penuh. Padahal, kondisi kandung kemih yang penuh di sesi foreplay membuat kemungkinanmu terkena infeksi saluran kencing makin besar. Dan, penting juga buang air kecil tak berapa lama setelah berhubungan intim karena ikut membantu menghilangkan bakteri penyebab infeksi yang sama.

Lubrikan pencegah nyeri dan lecet

“Jangan lupa,” kata Anita (28, pengajar), “pelumas menentukan kesuksesan hubungan intim.” Ya, sebelum penetrasi kita pun harus memastikan kalau kita sudah memiliki bekal lubrikan atau pelumas yang cukup. Kalau tidak, sangat mungkin kita malah mengalami problem seksual yang paling sering dikeluhkan perempuan, yaitu dispareunia atau nyeri ketika berhubungan seksual.

Gesekan yang terjadi saat vagina dalam keadaan kering bisa menyebabkan lecet, yang sekecil apa pun bisa memicu masuknya bakteri atau virus penyebab infeksi. Karena itu, berpuas-puaslah di sesi foreplay yang tak cuma menghasilkan kesenangan, tapi sekaligus kesehatan alat reproduksi. Atau, kalau lubrikan alami dari tubuhmu dirasa kurang, bisa menggunakan pelumas yang dijual di pasaran. Seperti saran Debby Herbenick dalam bukunya, Because it Fells Good: A Womans guide to Sexual Pleasure and Satisfaction,  penggunaan cairan pelumas membantu mengurangi rasa nyeri saat berhubungan seksual, juga membuat aktivitas bercinta makin nikmat akibat sensasi hangat yang dihasilkan pelumas itu.

Bilas organ intim

“Kalau sudah selesai intim di ranjang ini yang sering dilupakan: beranjak dari tempat tidur,” lanjut Gina (34, assistant manager). Padahal, menurut Gina ada hal wajib yang mesti dilakukan dirinya dan sang suami. “ Jangan langsung tertidur lelap di bahunya. Obrolan ringan sambil menjaga keintiman itu penting dilakukan, tapi ada yang menurutku lebih penting lagi, yaitu sempatkan membilas organ intim,” sarannya. Mengapa penting? Jelas untuk menjaga kebersihan, termasuk menghindari bau tak sedap, terutama bagi kita, para perempuan. Seksolog dari Klinik Salsabila, Ryan Thamrin, menjelaskan, “Daerah lembap merupakan lahan subur berkembangnya Human Pappiloma Virus (HPV) penyebab kanker serviks.” Jadi, kita sendiri yang bertugas menjaga agar organ intim tak lembap dan selalu bersih, kalau tak mau menjadi salah satu korban dari kanker mematikan yang paling rawan diderita perempuan ini.

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

Jangan sepelekan kebersihan badan

Kalau Gina bicara mengenai kebersihan organ intim, sebenarnya ada bagian lain lagi yang wajib dijaga kebersihannya. Ini diungkapkan oleh Diandra (25, media representative), “Sebelum berhubungan intim pastikan mulut bersih, misalnya dengan menggosok gigi atau berkumur. Setelah selesai, kembali bersihkan area mulut plus badan. Kalau aku prefer mandi, baru tidur nyenyak di sisinya.”

Mulut maupun lidah sudah pasti ikut aktif dalam sesi bercinta. Untuk kerja keras mereka, bagian ini juga tak boleh lepas dari perhatian. Kesensitifan mulut dan lidah menerima rangsangan diikuti dengan kesensitifannya menerima kuman penyakit dari luar, apalagi jika hobi melakukan oral. Biasakan menggosok gigi sebelum dan usai bercinta, juga mencuci bersih bagian vital agar terbebas dari kuman maupun bau tak sedap. Atau, gunakan kondom agar tak terjadi kontak secara langsung. “Napas yang segar dijamin bisa bikin sesi foreplay makin nyaman karena tak terganggu oleh bau mulut. Oya, mandi sebelum bercinta juga bisa memberikan sensasi segar, rileks, dan menambah gairah. Coba, deh,” kata Diandra menutup obrolan.

Rutin mengganti alas bercinta

Perempuan cenderung lebih peduli terhadap kebersihan ketimbang laki-laki, jadi ingatkan pasangan untuk ikut menjaga kebersihan demi kenyamanan dan kesehatan bersama. Melia (29, project manager) mengingatkan, alas berintim ria juga tak boleh lepas dari perhatian. Ungkapnya, “Mengganti sprei dan sarung bantal secara rutin sama pentingnya dengan menjaga kebersihan badan untuk mencegah perkembangbiakan bakteri dan kuman penyakit, juga bekas keringat dan sisa-sisa ‘adegan intim semalaman’.” Apa kata Melia kemudian dibenarkan oleh dr. Iris Rengganis dari RS Siloam. Menurutnya, mengganti alas tidur memang sudah seharusnya dilakukan secara rutin. “Setidaknya satu kali seminggu,” tambahnya.

So, selain memikirkan gaya apa yang akan dicoba, sudut ruang mana yang siap dijelajahi, dan bagaimana membuat si dia dimabuk kepayang malam ini, terapkan rutinitas sehat yang sudah dibagikan beberapa Fimelova di atas. Atau ada rutinitas lainnya yang mau kamu bagikan? Kami tunggu di kolom komentar, ya!