Arisan, Ajang Pertemanan Sekaligus Wujud Eksistensi Perempuan Urban

Fimela Editor diperbarui 01 Mar 2013, 12:00 WIB

Nadia Mulya dan Joy Roesma adalah “korban” kelompok arisan berbasis gaya hidup mapan. Sadar banyak sekali fenomena yang ditemukan tiap kumpul, dari yang menggelikan sampai bikin miris, mereka kemudian kompak mengulik semua tentang arisan dan mengubaknya dalam sebuah buku, Kocok!–The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites, diselipi dengan bocoran kisah konyol dari para pelaku arisan. Kalau selama ini harus puas melihat mereka dari sisi luar, temukan apa yang sebenarnya sehari-hari pelaku arisan temui, juga rasakan.

Nggak menyajikan humor, tapi menjadi lucu ketika membaca Kocok! dan menemukan fakta yang bikin geleng-geleng kepala. Misalnya saja, saat seorang anggota arisan harus meminjam tas teman dan mengakui sebagai miliknya, atau terjebak membeli tas palsu karena keburu demam gaya, atau ibu-ibu paruh baya dengan dandanan heboh sukses bikin bising satu restoran dan melupakan makanan di depan mata demi  berfoto ria dan eksis di Twitter, Instagram, juga Path. Seems like fake is a new trend?

Kocok! berkata jujur, tapi bukan sebagai ajang nyinyir atau menyindir sana-sini. Kocok! hanya potret dari realitas. Arisan ajang buang uang berkedok investasi atau tabungan, bisa jadi benar. Dari tradisi mengocok undian menjadi penuh dengan transaksi jual-beli dagangan, foto-foto dengan fotografer profesional, wawancara untuk majalah gaya hidup, atau obrolan tentang tren dan gosip terbaru. Kalau kemudian arisan menjadi ajang eksis agar masuk dalam sebutan "sosialita" dan ajang pamer barang mewah, dari tas sampai berlian, itulah fakta yang nggak bisa dipungkiri, atau ditutupi. Namun, arisan sederhana dengan uang kocokan bernominal kecil yang pure bertujuan untuk kumpul-kumpul, toh juga masih banyak. Ya, kita diajak memandang arisan dari berbagai sisi, nggak melulu negatif, nggak melulu positif. Itulah realitas. Buktinya, Joy-Nadia bisa menghasilkan karya dari hobi arisan mereka yang konon katanya cuma buang harta dan waktu. Ajang kumpul-kumpul pun sanggup membuat para perempuan banjir koneksi dan kenalan baru, sampai banjir uang bagi yang memang ulet berdagang.

Saking lengkapnya dengan rincian nama dan kegiatan kelompok arisan di beberapa kota besar terutama Jakarta, sampai tempat-tempat hits dan salon yang jadi langganan socialites, buku ini disebut sebagai “kamus wajib” pencinta arisan dan sosialita (termasuk socialites wannabe pastinya!). Di Kocok! kamu juga bisa menemukan apa itu "sosialita" dan siapa yang sebenarnya pantas mendapat “gelar kehormatan” itu, membenahi makna yang selama ini salah kaprah. Butuh yang makin menggoda rasa penasaran? Jangan khawatir, Nadia-Joy juga menyentil arisan dengan tarikan kontoversial: seks—dari lelaki, swinger, sampai orgy! Dan…masih banyak kejutan lain yang cuma bisa kamu tilik dengan membaca "kamus wajib" ini sampai halaman terakhir.