Next
Hasil polling menunjukkan bahwa perempuan mulai menerima seks oral sebagai salah satu stimulus alternatif saat bercinta selain tangan. Beberapa mengaku membutuhkan variasi dalam hubungan, ada pula yang mengaku blow job mampu menambah keintiman. Namun, tetap saja seks oral tak pernah lepas dari pro dan kontra.
Hand job & blow job, sama-sama berisiko!
Hand job maupun blow job adalah pelengkap utama dalam aktivitas bercinta. Ibarat bumbu dalam masakan, tanpanya akan terasa hambar. Namun, di balik sensasi luar biasa yang dihasilkan, blow job masih mengundang kontoversi karena alasan kehigienisan plus norma. Ya, selama ini seks oral selalu digadang sebagai salah satu aktivitas ranjang yang berisiko, terutama karena penularan penyakit. Kelamin yang kurang terjaga kebersihannya bertemu dengan bakteri mulut sukses membuat kuman penyakit berkembang biak. Padahal, penggunaan jari tangan untuk merangsang kelamin pasangan sama berisikonya dengan seks oral.
Dr. Andri Wananda yang merupakan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara sekaligus anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) mengungkapkan bahwa seks oral maupun penggunaan jari untuk mendapatkan kenikmatan saat berhubungan intim sama-sama berisiko menyebarkan penyakit kalau kehigienisan organ vital, tangan, mulut tidak terjaga, baik sebelum maupun sesudah selesai berintim ria. Jelasnya, “Sampai saat ini belum ada laporan ilmiah yang menyebitkan kegiatan tersebut menyebabkan kanker rahim maupun vagina. Namun, kalau ada luka di organ vital atau sariawan di rongga mulut sebaiknya tidak melakukan seks oral karena lewat luka bakteri sangat mudah berkembang."
What's On Fimela
powered by
Next
Blow job: dihindari, padahal bermanfaat…
Kenapa blow job penting bagi sebagian orang dan masih dihindari bagi sebagian yang lain? Untuk yang kedua, sudah jelas alasan kehigienisan dan norma masih dipegang teguh. Sementara seks oral juga penting bagi sebagian orang karena ternyata memiliki efek cukup besar dalam keberhasilan aktivitas ranjang. “Perempuan selalu ingin pasangan memberikan servis memuaskan, kita pun harus membalasnya dengan treatment yang nggak kalah oke. Karena blow job adalah favorit suamiku, mau-tidak mau aku harus memberikannya,” ungkap Soraya (29, sekretaris).
Renee Wade, pendiri situs Feminine Woman, pun membenarkan bahwa seks oral tak hanya membuat pasangan ketagihan, tapi juga membuat mereka merasa diakui sebagai laki-laki utuh karena “simbol maskulin”-nya diperlakukan dengan sangat baik oleh perempuan. Dan benar saja, servis seks oral yang kita berikan membuat si dia makin rajin menelusuri tiap inci tubuh kita karena perasaan saling menghargai dan ingin memuaskan satu sama lain. “Daya tarik seks oral memang luar biasa! Dulu, awal menikah aku masih enggan. Namun bosan juga melakukan gaya yang itu-itu saja. Pasangan juga jenuh. Akhirnya aku beranikan memberikan servis oral di sela permainan jari, dan hasilnya dia kembali bersemangat di tempat tidur, aku pun senang karena dia lebih memanjakanku,” Nonik (33, ahli gizi) berbagi pengalaman.
Next
Saling berbagi lewat tubuh…
Kita tahu bahwa klitoris ibarat tombol kenikmatan. Namun, bukan berarti cukup lewat klitoris kita bisa mencapai klimaks. Dalam buku The Clitoral Truth karya Rebecca Chalker dijelaskan bahwa pasangan harus melewati rangkaian rumit untuk menggugah gairah perempuan. Di sinilah peran sulit pasangan untuk memahami grafik emosi kita, sama halnya dengan “pengorbanan” kita melakukan blow job. Seorang teman pria juga mengungkapkan bahwa seks oral bukanlah hal yang mutlak, tapi menjadi salah satu cara supaya bercinta jadi tak membosankan jika dilakukan melulu dengan rangsangan jari.
“Sebenarnya juga bukan untuk kepuasan semata. Perempuan yang berlutut di depanku ketika melakukan seks oral memperlihatkan wujud penyerahan. Laki-laki merasa diterima seutuhnya dan dikagumi sebagai sosok pemimpin yang punya kuasa atas pasangan. Ketika yang kita sukai diberikan, kita pun akan berusaha memberikan kepuasan kepada orang yang kita cintai,” jelasnya.
Seorang pakar seks AllExpert, Martin M., bahkan menjelaskan bahwa seks dan cinta tak bisa dipisahkan. Jika cinta berbicara tentang hati, maka seks berbicara tentang saling berbagi lewat tubuh. Kamu bisa berbagi lewat interaksi tangan, kulit, mulut, organ intim, sekaligus mengombinasikan semuanya sekaligus dalam sesi bercinta untuk mengungkapkan perasaan menggebu kepada pasangan. Yang terpenting, sama-sama merasa nyaman dan bahagia.
So, kamu termasuk yang mana, yang melibatkan tangan, oral, atau keduanya untuk mencapai kepuasan di ranjang?