Next
Dalam buku Manage Your Mind, psikolog Gillian Butler mengungkapkan bahwa sebagian besar dari kita memang seringkali merasa panik. Tanda-tanda munculnya gangguan emosional tersebut adalah denyut jantung meningkat, sakit kepala, berkeringat, tubuh gemetar, nggak enak badan, sampai ingin pingsan. Menurut Butler, rasa cemas sendiri berasal dari tekanan ringan yang kita alami sehari-hari, kemudian meluas menjadi rasa nggak percaya diri, merasa segalanya nggak berarti dan serbasalah. Nggak mau kan, terjebak perasaan sendiri yang seharusnya bisa dihindari?
Bahan meeting tertinggal
Don’t: Gelisah di depan klien.
Do: Panik cuma bikin pikiran nggak fokus dan terlihat nggak profesional. Cukup tenang dan ingat-ingat beberapa materi, presentasikan garis besarnya, kemudian tinggal berjanji pada klien untuk mengirimkan data lengkap lewat email atau melengkapinya di pertemuan kedua.
Deadline meneror
Don’t: Terburu-buru.
Do: Teror deadline memang nggak ada habisnya, tapi juga bukan penyelesaian kalau dikerjakan terburu-buru. Selain hasilnya nggak maksimal, bisa jadi revisi berulangkali malah membuat kerjamu makin lama. Tenangkan diri sambil bikin segelas kopi atau minuman hangat lainnya, lanjutkan dengan konsentrasi penuh.
Lupa mencabut kunci rumah
Don’t: Balik haluan, pulang tergesa-gesa menerobos kemacetan.
Do: Segera hubungi siapa pun yang paling mungkin ada di rumah paling cepat, seperti tetangga atau petugas keamanan. Karena itu, untuk hal yang nggak terduga seperti ini manfaat mengenal dekat tetangga dan mencatat nomornya satu per satu sangat penting.
What's On Fimela
powered by
Next
Mobil ditabrak di sela hari sibuk
Don’t: Menumpahkan emosi dengan memaki-maki si penabrak.
Do: Tunjukkan wibawa dan bersikap bijak, karena masalah akan cepat selesai bila diatasi dengan kepala dingin. Lagipula, percuma emosi karena musibah sudah terlanjur terjadi. Kalau terburu-buru akan meeting, cukup saling bertukar identitas dan hubungi di luar jam sibuk untuk menyelesaikan masalah yang tertunda.
Ponsel jatuh ke dalam air
Don’t: Mengelap permukaan, segera menyalakan ponsel untuk memastikan masih bisa berfungsi.
Do: Segera selamatkan ponsel dengan mematikan dan melepas baterainya, kemudian keringkan dengan lap atau hair dryer—jaga temperatur tetap rendah karena panas yang berlebihan menyebabkan komponen sensitif ponsel rusak. Pastikan ponselmu benar-benar kering sebelum dinyalakan kembali, karena aktivitas listrik masih bisa terjadi ketika ada bagian yang belum sepenuhnya kering.
Ketinggalan pesawat
Don’t: Memaksa pihak bandara mengusahakan keberangkatanmu.
Do: Daripada melakukan ngotot dan sia-sia, lebih baik segera mencari penerbangan berikutnya kalau penerbangan itu sangat penting. Namun, kalau kepulanganmu bisa ditunda, berarti memang saatnya liburan diperpanjang. Tandanya alam bawah sadarmu masih butuh waktu untuk refreshing!
Kendaraan terjebak banjir
Don’t: Putus asa, diam di tempat.
Do: Daripada nggak berbuat apa pun, lebih baik matikan mesin mobil, kemudian tutup rapat knalpot dan saluran saringan udara. Sederhana, tapi tindakan cepatmu ini bisa menyelamatkan mesin agar nggak kemasukan air.
Next
“Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan pikiran, seperti mengunyah permen karet dan memperhatikan sekitar untuk melupakan hal yang membuat panik sekaligus menenangkan diri,” sambung dr. Yuda, “Sementara pernapasan perut dilakukan perlahan dan dalam, dan teknik relaksasi dilakukan dengan mengepalkan tangan sekuatnya. Setelah otot tangan berkontraksi lepaskan dan biarkan jari-jari melemas. Lakukan di seluruh tubuh, dari kepala sampai kaki, ditutup dengan membuat rileks pikiran. Memikirkan tempat yang indah, langit cerah, embusan angin, misalnya.”
Lakukan hal-hal itu dan kamu akan merasakan manfaatnya yang menenangkan. Terakhir, yakini saja bahwa segala hal yang kamu alami itu normal dan bisa juga terjadi pada siapa pun. Adil, kan? Nggak pernah ada satu hari pun yang membiarkanmu sial terus-menerus, karena yang ada hanyalah hari penuh hal untuk belajar mengendalikan emosi serta berpikir praktis!