Next
Seperti ketika kami menanyakan pada Chantal Della Concetta tentang alis impiannya, sekaligus yang menjadi kesulitan terbesarnya ketika merias wajah. Menurutnya, sulam alis sudah sangat menggoda untuk dicoba. Tapi, tetap saja pertimbangan yang membuatnya menunda.
“Saya mau banget untuk mencoba sulam alis, karena itu pasti akan sangat memudahkan hidup saya. Tapi, saya masih belum terpikir untuk melakukannya dalam waktu dekat ini, karena belum yakin. Saya harus melihat langsung hasilnya seperti apa dari teman yang saya percaya, baru setelah itu mau melakukannya. Untuk masalah kecantikan, saya memang cenderung menunggu rekomendasi atau hasil nyata terlebih dulu dari orang lain, baru berani mencoba,” urai presenter tersebut.
Kenyataan ini juga terungkap dari polling kami, “Sulam Alis, Yes/No”. Puluhan Fimelova yang ikut ambil bagian dalam polling ini, mengakui bahwa teknik sulam alis adalah opsi yang menarik untuk dicoba. Alasan utamanya adalah alis sebagai pembingkai wajah memerlukan waktu khusus untuk dibentuk secara “manual”, sementara dengan alis yang sudah terbentuk sempurna, sudah pasti akan jauh lebih praktis. Harumi Sudradjat, beauty blogger, membuktikan hal ini. Sejak memiliki alis yang tersulam sempurna kreasi dari Anggie Rassly, pakar sulam alis dari sulamalis.com, ia mengaku puas dan menyukai hasilnya.
“I don’t know what I’ll do without sulamalis.com, probably laying at the beach, brow-less,” tulisnya sebagai caption di salah satu foto berliburnya di Instagram.
Next
Lain Harumi, lain dengan Karina (30 tahun, associate financial planner) yang mengurungkan keinginannya untuk sulam alis karena khawatir wajahnya akan terlihat aneh.
“Terlihat bagus untuk orang, tapi saya kurang yakin akan bisa sebagus itu di wajah saya,” katanya.
Inilah pertimbangan terbanyak yang terkumpul dari polling kami ketika beberapa orang masih perlu untuk pikir-pikir dulu mencoba teknik membuat arsir di alis ini. Selain itu, pertimbangan lainnya yaitu harganya yang kurang terjangkau untuk sebagian orang. Ya, sulam alis memang membutuhkan dana khusus. Di gerai milik Anggie ini saja, sulam alis berjenis 3D dikenai harga sekitar tiga juta Rupiah. Dengan garansi bisa bertahan hingga empat tahun dan hasil yang alami, harga ini nyatanya tak menyurutkan jumlah pelanggannya yang ingin disulam alisnya oleh Anggie.
Yang mengejutkan dari polling ini adalah kami mendapatkan fakta bahwa ketakutan rasa sakit yang katanya menyertai selama proses sulam alis, menjadi alasan paling sedikit yang dipilih oleh Fimelova. Menurut Veve (27 tahun, penulis), rasa sakit adalah “harga” yang perlu ditempuh untuk menjadi cantik.
“Selama sakit itu bisa saya tahan, saya nggak masalah. Toh, bukan hanya sulam alis yang sakit, ektraksi saat facial di salon pun sebenarnya sakit, tapi tetap saja saya setiap bulan kembali melakukan perawatan itu lagi,” ujarnya enteng.
Jadi, bisa disimpulkan dari sini, kalau sulam alis menjadi dilematis bukan karena faktor ketakutan akan rasa sakit. Melainkan, karena perlu keberanian lebih mencoba sesuatu hal yang baru, di samping hasilnya yang menggiurkan karena menjanjikan kepraktisan dan wajah yang lebih terstruktur dengan alis yang terbentuk rapi secara permanen. Terlepas dari semua itu, jawaban akhirnya hanya kamu sendiri yang memilih. Toh, kecantikan sebenarnya berawal dari kepercayaan diri. Setuju?