Next
Tanya:
“Sudah sering mendengar tentang terapi stem cell untuk menyembuhkan penyakit, dan kabarnya itu juga bisa untuk memudakan kulit. Apakah itu benar? Dan, amankah teknik ini sebenarnya?”
Maureen, 35 tahun, marketing executive
Jawab:
Sebelum berbicara tentang stem cell lebih lanjut, perlu mengetahui dulu definisinya apa. Terapi stem cell adalah memasukkan sel hidup dari jaringan lemak atau sel darah yang nantinya bisa berkembang dan meregenerasi stem cell yang ada di dalam tubuh. Ya, stem cell sebenarnya adalah sel dari tubuh manusia yang diproduksi di daerah yang mengalami trauma atau kerusakan. Namun terkadang, kondisi tubuh yang sakit memerlukan stem cell yang lebih banyak sehingga membutuhkan asupan stem cell tambahan. Itulah sebabnya lalu berkembang terapi stem cell dengan memasukkan stem cell dari diri sendiri yang istilahnya autolog, atau berasal dari orang lain yang disebut alogenik.
Stem cell untuk kulit diambil dari jaringan lemak, seperti ketika seseorang melakukan liposuction, lemak itu kemudian diambil, dipurifikasi, dan disuntikkan ke bagian-bagian tertentu untuk menghilangkan kerutan. Sementara, stem cell untuk menyembuhkan penyakit diambil dari sel darah plasenta bayi yang baru lahir, lalu dipakai untuk penyakit berat seperti hemophilia, talasemia atau penyakit ketuaan seperti diabetes dan osteoarthritis. Stem cell untuk menyembuhkan penyakit berat inilah yang sudah diperbolehkan oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan, stem cell yang diambil dari binatang dilarang keras dan illegal di hampir semua negara, termasuk Thailand yang dikenal sangat inovatif dalam hal kecantikan, karena berisiko menimbulkan alergi serius yang bereaksi cepat ketika dimasukkan ke dalam tubuh manusia, bahkan hingga bisa menyebabkan kematian.
What's On Fimela
powered by
Next
Perkembangan stem cell yang cukup pesat ini, lalu diikuti dengan beberapa produk yang diluncurkan ke pasaran dengan klaim “stem cell”, padahal itu sebenarnya hanya growth factors. Maksudnya, krim itu hanya menjadi stimulan untuk mengaktifkan kembali stem cell yang sudah ada di dalam tubuh. Itu berarti, produk tersebut belum bisa dikatakan dan diyakini sebagai stem cell treatment, melainkan hanya stimulan. Selain itu, ada juga beberapa brand yang mengklaim perawatan stem cell, namun sel tersebut diambil dari sel tumbuh-tumbuhan yang belum jelas apakah bisa bereaksi dengan baik dengan stem cell manusia.
Perlu diketahui, sampai sejauh ini stem cell masih dalam tahap uji klinis, walaupun ada beberapa pihak yang telah berani mengomersialisasikannya. Dengan begitu, menurut saya, untuk meyakini cara kerja stem cell yang dikemas dalam sebuah skin care berharga mahal masih harus diteliti lebih lanjut karena terapi ini sendiri masih menempuh jalan yang panjang untuk disempurnakan.