Next
Saya bukan apa-apa tanpa perempuan
Kehidupan saya sangat dekat dengan perempuan. Saya dekat dengan ibu saya, pekerjaan saya pun menangani rambut perempuan. Maka, kalau tak ada perempuan dalam hidup saya, I will be a very sad lonely man hahaha… Tapi walau begitu, sebenarnya saya sering juga menata rambut laki-laki dan terlibat dalam men’s fashion show. Hanya saja, saya merasa ketika menyangkut laki-laki dan bersolek, sedikit lebih sensitif dengan keadaan sosial seperti sekarang ini.
Bila saya tak berambut…
Itu akan menjadi mimpi buruk untuk saya. Karena, dengan penampilan seperti inilah saya merasa nyaman dan percaya diri, dan saya nggak akan mengubahnya sampai kapan pun, seperti saya nggak akan menggunakan baju berwarna lain selain hitam. Sebenarnya rambut panjang ini adalah keturunan di keluarga saya. Mulai dari ayah, ibu, hingga semua saudara saya, berpenampilan seperti saya dengan rambut panjang. Ini seperti identitas untuk saya, maka tak mungkin dan jangan sampai hilang.
Saya bukan ahli karena masih belajar
Bila menganggap apa yang sudah saya kerjakan selama ini membuat saya ahli, salah besar. Saya masih sering melakukan kesalahan, yang sebenarnya saya suka karena membuat saya terus belajar dan bertambah ilmu. Salah satu kesalahan saya adalah menyamaratakan penataan rambut, dimana saya pernah bilang kalau semua teknik bisa diaplikasikan untuk semua orang. Pada kenyataannya, itu tergantung dari siapa pemilik rambutnya. Seperti untuk rambut ras Asia cenderung lebih kuat, terstruktur, dan tebal per helainya, sehingga memiliki banyak kemungkinan untuk ditata bermacam-macam. Itu membuat ada beberapa teknik pewarnaan dan penataan yang lebih cocok di rambut Asia daripada Kaukasia. Dari pengalamanlah saya bisa menyimpulkan, mengubahnya, lalu belajar lebih banyak lagi tentang rambut. Saya pun masih belajar, bukan?
What's On Fimela
powered by
Next
Cutting or styling?
Perjalanan saya di dunia tata rambut dimulai dari belajar di Vidal Sassoon. Drop out dari sekolah di usia 15 tahun, saya pada akhirnya menemukan bidang apa yang saya sukai untuk didalami dan dipelajari. Saya menghabiskan sekitar 4-5 tahun saya dengan mendalami teknik memotong, namun lebih menemukan kesenangan ketika menata rambut. Bisa dibilang, kini saya 90% styling dan sisanya memotong rambut. Keduanya membuat penampilan seseorang bisa berubah total, tapi menata menjadi kesenangan utama untuk saya. Menciptakan karakter dan mengubah penampilan adalah sebuah potensi yang masih terus bisa untuk dikembangkan. Setiap show, proyek, dan figur yang saya tangani, menuntut perubahan yang signifikan, dan saya suka itu. I do love my job!
Miranda Kerr, my favorite!
Bekerja untuk banyak fashion show, majalah, dan figur publik, jujur saya susah menentukan mana yang paling tak terlupakan. Tapi, kalau disuruh memilih, pengalaman saya dengan Miranda Kerr adalah salah salah satunya. Aslinya, Miranda berambut pirang panjang khas perempuan Australia. Namun, untuk pemotretannya dengan “Harper’s Bazaar” Amerika bersama Terry Richardson, saya membentuk rambutnya dengan bob ala 60-an dengan warna cokelat gelap yang ternyata Miranda menyukainya. Dia memang terlihat lebih cantik dengan tatanan seperti itu. Selain Miranda, karya saya yang menakjubkan adalah lima headpiece yang terbuat dari rambut asli yang saya buat untuk Iris Apfel. Dia adalah seorang legenda dan fashion icon berusia 91 tahun. Memiliki lebih banyak pengalaman daripada saya, ia dengan rendah hati memuji hasil karya. Amazing feeling, indeed.