Todd Anthony Tyler: Dari Kelas Biologi-Antropologi, Kini Menjadi Fotografer Kelas Dunia

Fimela Editor diperbarui 21 Jan 2013, 05:59 WIB
2 dari 5 halaman

Next

Q: Jadi, sebenarnya kapan sih  kali pertama berkenalan dengan  kamera?

A: Hm, waktu saya masih kecil, Ibu membelikan saya kamera. Sejak itulah saya jatuh cinta pada dunia fotografi. Tapi, waktu itu saya belum tahu bahwa dunia ini yang akan saya geluti sebagai pekerjaan profesional saya nantinya.

Q: Apakah keahlian ini didapat dari sekolah khusus fotografi atau belajar sendiri?

A: Ketika kuliah, saya mengambil jurusan biologi-antropologi. Jadi, sama sekali tidak ada latar belakang fotografi secara khusus. Saya belajar dan mendalami dunia fotografi sendiri.

Q: Bagaimana proses berkenalan dengan dunia fotografi fashion?

A: Sebelum menjadi seorang fotografer, saya mengawali karir di dunia fashion sebagai model. Tentu ini mendapat tentangan yang cukup kuat dari keluarga. Karena pastinya orangtua menginginkan saya untuk bekerja sesuai dengan ilmu yang sudah saya pelajari dulu di bangku kuliah. Namun, perlahan ketika saya bisa menghasilkan uang dari pekerjaan sebagai model, orangtua mulai memberi ijin karena mereka tahu dengan pekerjaan ini, saya bisa membiayai hidup sendiri. Kemudian, saya mengutarakan niat untuk menjadi fotografer. Tentangan baru pun kembali mencuat. Orangtua sama sekali tidak mendukung niat saya, tetapi saya sudah bersi kukuh untuk menjadi seorang fotografer.

What's On Fimela
3 dari 5 halaman

Next

 

Q: Ketika awal memulai karir, pernahkah dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak?

A: Ya, pasti. Dulu, penampilan saya tak ubahnya benar-benar seperti seorang model. Ketika saya melamar pekerjaan sebagai fotografer di sebuah majalah, mereka malah mengira saya adalah modelnya. Dan tidak percaya ketika saya mengatakan bahwa saya ini fotografer. Sejak saat itulah saya memutuskan untuk sedikit mengubah penampilan agar bisa meyakinkan orang bahwa saya adalah seorang fotografer.

Q: Menjadi seorang fotografer profesional ketika….

A: Saya berubah dari seorang fotografer amatir menjadi seorang fotografer profesional tentunya ketika saya bisa menghasilkan uang dari karya saya. Waktu itu saya menjadi fotografer sebuah majalah di Singapura dan kali pertama uang yang saya hasilkan adalah untuk pengerjaan proyek editorial. Memang tidak besar bayarannya, tapi saya sudah puas dengan mendapat bayaran. Karena artinya orang sudah mulai mempertimbangkan hasil karya saya.

4 dari 5 halaman

Next

 

Q: Kenapa akhirnya memutuskan untuk membuat base di Asia, terlebih di Shanghai, Cina?

A: Entahlah. Buat saya, Asia, khususnya Shanghai, bisa memenuhi kebutuhan saya sebagai fotografer. Shanghai memiliki keindahan Asia, letaknya cukup strategis sehingga saya bisa dengan mudah untuk pindah dari satu negara ke negara Asia lainnya. Selain itu, Shanghai cukup luas dan besar sehingga persaingan di sini tidak terlalu ketat dan pastinya pasar di sini juga berkembang.

Q: Adakah kebiasaan unik yang dilakukan ketika bekerja?

A: Kebiasaan unik? Oh, biasanya saat sedang melakukan photoshoot, saya selalu mengunyah permen karet untuk menjaga kesegaran napas pastinya. Kenapa? Karena saya cukup terganggu ketika harus berhadapan dengan model yang memiliki aroma napas tidak sedap. Jadi, saya nggak mau jika model-model saya harus mengalami hari yang buruk karena harus bekerja sama dengan fotografer bermulut bau.

Q: Pernahkah mengalami putus asa dan memutuskan untuk berhenti sebagai fotografer selama 11 tahun berkarir?

A: Nope! Karena sejak awal saya memutuskan untuk menjadi fotografer saya sudah bertekad bahwa memang inilah dunia yang saya inginkan. Saya sangat mencintai fotografi, tidak ada cinta yang lain kecuali cinta kepada dunia fotografi. Dan saya tidak akan pernah melepaskan sesuatu yang saya cintai. Itulah yang saya tanamkan sejak awal hingga sekarang dan seterusnya.

5 dari 5 halaman

Next

 

Q: Sebagai seorang fotografer fashion, majalah fashion mana yang terbaik di seluruh dunia?

A: Vogue Italia

Q: Sebagai salah satu juri di Asia’s Next Top Model, apakah masalah yang paling krusial dalam memilih model dari Asia?

A: Model yang keluar dari Asia’a Next Top Model, pastinya akan melanjutkan karir sebagai model internasional juga. Masalahnya adalah dunia model internasional mencari model dengan tinggi 178 cm, sedangkan di Asia, rata-rata tinggi perempuan 165 cm dan sangat jarang ada perempuan yang mencapai tinggi 178 cm. Padahal, tidak semua perempuan dengan tubuh tinggi memiliki kemampuan dan bisa menjadi seorang model. Banyak juga perempuan dengan tinggi rata-rata yang justru memiliki bakat sebagai model. Jadi, kendala yang nyata adalah masalah tinggi badan.

Q: Apa yang membedakan karya seorang Todd Tyler dengan fotografer lainnya?

A: Hm, saya sendiri kurang tahu. Mungkin para penikmat karya saya yang bisa menjawabnya dengan detil. Namun yang pasti, saya membuat foto menjadi sebuah medium untuk menyampaikan cerita. Jadi, foto bukan sekadar model cantik yang mengenakan busana yang bagus. Tapi, saya memadukan semua konsep detil, mulai dari properti, baju, hingga detil anggota tubuh dari sang model.

Q: Sebutkan alasan mengapa orang harus menyukai karya Todd Tyler?

A: Susah untuk menyebutkannya karena foto adalah seni dan seni adalah masalah selera pribadi. Tapi yang pasti satu, jika mereka memandang foto sebagai medium pengantar cerita maka mereka pasti akan menyukai karya-karya saya.