Internet, Kini Jadi Media Melelang Keperawanan

Fimela Editor diperbarui 10 Jan 2013, 09:00 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Akhir tahun lalu, gadis cantik 18 tahun asal Brasil, Rebecca Bernardo, menarik perhatian seluruh dunia karena menawarkan keperawanannya lewat YouTube. Keputusan yang terbilang nekat itu dilakukan Rebecca untuk biaya pengobatan. Ibunya menderita stroke, sementara kondisi keuangannya buruk. Sehari-hari, Rebecca yang bekerja sebagai pelayan hanya mendapatkan penghasilan sekitar 70 ribu Rupiah, yang hanya cukup untuk membayar seorang perawat. “Ada saatnya kamu harus membuat keputusan berat untuk mendapatkan yang kamu inginkan…,” akunya. Video Rebecca sendiri hingga saat ini sudah dilihat belasan ribu pengguna internet, dan penawaran tertinggi keperawanannya saat ini mencapai USD 35 ribu atau sekitar 337 juta Rupiah.

Lelang ini bukan yang pertama kalinya terjadi di Brasil. Sebelumnya, Catarina Migliorini, seorang mahasiswi berumur 20 tahun juga melelang keperawanannya lewat sebuah situs. Diakui Rebecca, ia memang terinspirasi dari Catarina. Catarina sendiri mengaku tak dapat menemukan orang yang tepat untuk memberikan keperawanannya, sehingga lebih baik melelangnya daripada diberikan pada pemabuk di sebuah pesta. Ia juga berencana mendonasikan uang hasil lelang itu kepada sebuah LSM, untuk membantu warga miskin Brasil.

“Aku menganggap ini sebagai sebuah bisnis, yang memberiku kesempatan berjalan-jalan, bermain film, dan mendapatkan bonus dari sana. Aku bukan pelacur kalau aku cuma melakukannya sekali seumur hidup. Ibarat kamu mengambil satu foto dan hasilnya menakjubkan, tidak otomatis membuatmu disebut fotografer, kan,” kata perempuan yang dari tindakan kontroversialnya itu mendapat tawaran menjadi model majalah Playboy. Seorang pengusaha Jepang-lah yang akhirnya berhasil memenangkan lelang senilai USD 780 ribu atau 7,2 miliar Rupiah, dari 14 orang yang berminat membeli keperawanan Catarina.

Pelelangan keperawanan Catarina diselenggarakan Jason Sisely, seorang pembuat film asal Australia, yang bekerja pada situs Virgins Wanted. Ketika itu, Catarina tak sendiri. Alex Stepanov, laki-laki asal Sydney berumur 21 tahun, juga melelang keperjakaannya, dan terjual pada Nene B., perempuan asal Brasil, dengan harga jauh di bawah Catarina.

What's On Fimela
3 dari 3 halaman

Next

Niat Rebecca pun mendapat larangan dari sang ibu dan kecaman keras dari masyarakat. Bahkan, kabarnya orang-orang mulai melemparkan koin kepada gadis yang tak pernah tahu keberadaan ayahnya ini. Walaupun begitu, tawaran sebuah stasiun tv Brasil untuk membayar biaya pengobatan sang ibu ditolak Rebecca karena ia juga ingin menggunakan uang hasil lelang untuk pindah rumah.

Salah satu Fimelova, Margareth (25, marketing), menganggap keperawanan adalah aset pribadi, dan tiap perempuan punya hak penuh atas aset pribadinya itu, “Ya kalau dilihat dari hak asasi, mereka mau melelang atau memberikan ke orang secara cuma-cuma, bebas. Itu kan milik mereka sendiri. Masalahnya, kita semua hidup dalam komunitas yang barangkali punya pandangan berbeda. Saling menghormati apa yang tepat menurut masing-masing sajalah.”

Sementara Ika (23, pengajar), melihat fenomena ini dari sisi berbeda, “Hak asasi kan, tetap tak boleh mengusik, apalagi merugikan orang lain. Lihat deh, dari Catarina, muncul Rebecca. Nah, nanti dari mereka berdua sangat mungkin muncul yang lainnya lagi. Inilah yang kumaksud dengan merugikan orang lain, meresahkan, mengusik kenyamanan masyarakat. Sejak kapan keperawanan yang diperjual-belikan itu masuk akal? Di mana moral dan akhlak sebagai perempuan? Harga diri seseorang, sampai kapan pun seharusnya tak akan pernah cukup ditukar dengan uang sebesar apa pun. Dia jauh lebih berharga.”

Bagaimana denganmu Fimelova, tertarik ikut berkomentar?