Pendidikan Indonesia Saat Ini: Bahasa Inggris Dikesampingkan, Pramuka Diwajibkan

Fimela Editor diperbarui 07 Jan 2013, 12:00 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Ajang pemilihan Puteri Sejagat, Miss Universe, selalu menyita perhatian banyak pihak setiap tahunnya. Bagaimana nggak, puteri terbaik dari masing-masing negara pun berlomba-lomba menujukkan kelebihan mereka demi memperebutkan satu gelar ‘Miss Universe’.

Tahun 2012 lalu, Indonesia tidak absen mengirimkan wakilnya dalam ajang tersebut. Adalah Maria Selena, pemenang Puteri Indonesia 2011 yang menjadi wakil Indonesia dalam ajang bergengsi Miss Universe 2012. Sebagai satu-satunya wakil, Maria Selena dan wakil Miss Universe terdahulu tentunya mendapat sorotan khusus dari masyarakat Indonesia. Selain bikini yang dikenakannya, Maria pun mendapat kritikan khusus saat dinilai tidak fasih menggunakan Bahasa Inggris dalam ajang tersebut.

Bukan hanya Maria yang mendapat sorotan khusus karena masalah kendala bahasa, Nadine Chandrawinata dan Qory Sandioriva pun sempat menjadi buah bibir akibat salah menyebut kosakata dan terlihat tidak lancar menjawab dalam Bahasa Inggris.

What's On Fimela
3 dari 4 halaman

Next

Bahasa Inggris memang bukan bahasa yang wajib dipelajari di sekolah-sekolah di Indonesia, sekolah negeri khususnya. Tapi, bukankah tidak ada salahnya jika kita menguasai salah satu bahasa pengantar di dunia internasional saat ini.

Namun, sepertinya pemerintah menganggap Bahasa Inggris menjadi ancaman bagi keberlangsungan Bahasa Indonesia. Dalam kurikulum sekolah dasar untuk tahun 2013-2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berencana menghapus kurikulum Bahasa Inggris. Namun, Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud, Suyanto menolak pernyataan tersebut karena menurut Suyanto sejak awal Bahasa Inggris tidak pernah masuk ke dalam kurikulum nasional sehingga keberadaan Bahasa Inggris diserahkan kepada masing-masing Kepala Daerah. Suyanto juga mengatakan bahwa penghapusan Bahasa Inggris guna mengurangi beban pelajaran anak yang dinilai terlalu banyak.

Belum selesai dengan kontroversial Bahasa Inggris, pemerintah kembali menuai kontroversi dengan berusaha memasukkan Pramuka ke dalam kurikulum pelajaran wajib. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengatakan bahwa sudah bisa dipastikan Pramuka akan masuk ke dalam kurikulum wajib tahun 2013 ini dan kajiannya pun sudah sampai pada tahap akhir.

4 dari 4 halaman

Next

Melalui Mendikbud, Wapres RI mengatakan bahwa saat ini kita memerlukan satu kegiatan khusus yang bisa menumbuhkan semangat nasional. Bahkan, Pasaman, Sumatera Barat, sudah memastikan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka akan masuk ke dalam kurikulum wajib sekolah dasar.

Tentu saja kedua keputusan tersebut menuai kontroversi yang belum juga usai di kalangan masyarakat. “Sampai saat ini, di sekolah anak saya, Bahasa Inggris masih tetap diadakan. Pramuka dan Bahasa Inggris, keduanya penting untuk perkembangan anak saya, namun jika memang harus ada yang dinomorduakan, tentu saya akan memertahankan Bahasa Inggris. Karena Bahasa Inggris akan berguna hingga ia besar nanti. Namun di sisi, lain saya juga mengerti bahwa Pramuka dibutuhkan untuk menanamkan rasa Nasionalisme pada putera-puteri kita,” ujar Ridha, Guru sekolah dasar sekaligus Ibu.

Di luar keberpihakan kita pada pemerintah atau tidak, mana yang menurut kamu sebaiknya diwajibkan? Bahasa Inggris yang bisa mendukung keberlangsungan kehidupan? Atau Pramuka yang akan semakin meningkatkan rasa Nasionalisme anak pada negara?

 

Ilustrasi: berbagai sumber