Next
Karina, 23, bercerita kepada FIMELA.com bahwa kista sudah tumbuh di rahimnya sejak tiga tahun yang lalu, “semua berawal saat saya mengalami nyeri akut di perut selama beberapa bulan berturut-turut saat masa menstruasi. Sakitnya perut yang dirasakan sampai menyebabkan saya kejang-kejang.” Ketika itu keluhan yang dirasakan oleh Karina hanya didiamkan saja dan berlanjut sampai tiga bulan. Keinginannya untuk memeriksakan diri ke dokter ginekologi (ahli sistem reproduksi wanita) ditentang oleh orangtuanya. “Orangtua saya seperti malu kalau harus membawa anaknya ke ahli kandungan, karena memang saya belum menikah.” Setiap bulannya, menstruasi menjadi mimpi buruk bagi Karina. Pada akhirnya ia memeriksakan diri ke dokter tanpa izin orangtua, dan ditemukan adanya kista jenis endometriosis di indung telur sebelah kirinya yang sudah berdiameter 2,5 cm. Ukuran yang cukup besar untuk sebuah benjolan. Itulah yang menyebabkan nyeri di perut terasa berkali lipat lebih sakit dari biasa.
Next
Kantung berisi cairan yang disebut kista sepertinya memang akrab dikeseharian wanita. Kista banyak muncul pada indung telur (ovarium), walaupun tidak menutup kemungkinan dapat tumbuh di payudara, kulit, syaraf, atau mata. Kista banyak muncul ketika terjadi gangguan pada proses mengecil dan menghilangnya kantung tempat tersimpannya sel telur matang (folikel) yang tidak dibuahi setelah ovulasi. Peristiwa ini juga dapat terjadi pada masa pubertas atau ketika memasuki masa menopause. Walaupun kista bisa dianggap normal dan hilang dengan sendirinya, bukan berarti tidak berbahaya bagi proses reproduksi wanita. Waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi tetaplah penting.
Hormon yang meningkat saat proses peluruhan ovum yang tidak dibuahi memang menimbulkan gejala-gejala tidak nyaman di tubuh kita. Ada yang merasa nyeri di bagian perut, sakit kepala, atau mual. Menurut Dr. Ita Rosita, SpOg, ada baiknya setiap keluhan yang terjadi saat haid diperiksakan ke dokter untuk mencegah berkembangnya ‘barang’ asing yang tumbuh di ovarium. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di tubuh kita jika tidak dilakukan pemeriksaan.
Saat masa menstruasi, rahim berkontraksi. Kista yang berada di rahimpun juga ikut berkontraksi. Nyeri akut yang dirasakan oleh Karina berasal dari situ. Untungnya, kista yang tumbuh pada rahimnya tidak mengharuskan Karina melakukan pengangkatan indung telur. Dokter masih menyarankan Karina untuk melakukan treatment berkala agar kista dapat mengecil dan hilang. Mulai saat itu, ia melakukan rawat jalan dengan meminum obat dan menjaga pola makan dengan baik. “Walaupun diindung telur sebelah kanan saya sempat tumbuh juga kista, setelah tiga tahun ini saya menjaga pola hidup, kista disebelah kiri sudah hilang. Saya tidak habis pikir kalau tidak memeriksakan diri dari awal, bisa saja di umur yang masih muda ini indung telur saya diangkat dua-duanya sehingga saya menjadi steril.” Hingga sekarang, Karina menjadi terbiasa makan teratur dan melakukan olahraga ringan setiap harinya. Kista yang ada di tubuh tidak bisa hilang sepenuhnya, jika tidak menjaga tubuh, kista tersebut bisa berkembang kembali.
Menurut Dr. Kunkun, seorang ahli gizi yang juga menangani Karina, “Semua penyakit itu bisa menyerang ketika metabolisme tubuh tidak baik.” Oleh karena itu, pencegahan munculnya kista dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup yang baik. Selain makan teratur, kita juga harus berhati-hati dengan semakin banyaknya makanan-makanan instan yang menggunakan bahan pengawet, atau junkfood di sekitar kita. Menggerakan tubuh (exercise) setiap harinya juga penting bagi proses metabolisme, “cukup gerakan ringan seperti berjalan kaki minimal setengah jam dalam sehari,” tambah Dr. Kunkun. Selain itu, Dr. Ita Rosita juga menyarankan perlunya kita memiliki waktu yang berkualitas untuk diri sendiri minimal satu minggu sekali. Ini dirasakan cukup untuk mengurangi stress, sehingga tidak memicu meningkatnya hormon diluar dari kebutuhan tubuh kita.