Kebebasan dan fleksibilitas. Dua hal yang dicari oleh sebagian dari kita. Freelancing provides those two things. Bebas dari melapor ke bos, jam kantor, ‘drama’ di tempat kerja, dan yang jelas bebas dari rutinitas. Namun, saat keputusan menjadi freelancer sudah kamu ambil, kamu juga harus siap untuk menurunkan standar hidup di awal, karena nggak bisa dapat gajian rutin setiap bulannya. Buat kamu yang menghidupi diri sendiri saja masih harus ekstra hati-hati dengan keadaan finansial, apalagi jika kamu bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh freelancer agar dapat hidup aman secara finansial.
Catat Pemasukan
Fleksibiltas workload yang kamu punya sebagai freelancer juga berbanding lurus dengan naik-turunnya pemasukan tiap bulan. Untuk itu, mulailah mencatat lengkap jumlah pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya dan menyusun anggaran mini. Setelah beberapa bulan melakukan ini, kamu akan tahu rata-rata alur finansial sehingga jumlah pengeluaran dan pemasukan dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Penting bagi freelancer memiliki pengeluaran yang jelas setiap bulan. Ini bisa menyiasati keadaan pemasukan yang tidak menentu. Akan lebih baik lagi jika kamu menetapkan target minimum pemasukan agar lebih aman.
Strategi Pengaturan Keuangan
Freelancer harus cerdas mengatur stategi keuangan sesuai dengan kebutuhan. Menurut Ranjit Dani, seorang Certified Financial Planner, “A major reason why a freelancer’s financial planning need is different from a person with a steady salary is his erratic income pattern.” Untuk itu, buatlah pos-pos keuangan yang ingin kita isi. Secara sederhana, pos-pos yang harus diisi meliputi pengeluaran tetap, dana darurat, dan tabungan masa depan. Pengeluaran tetap adalah pengeluaran biaya hidup sehari-hari; makan, minum, transportasi, tagihan internet dan pulsa, servis kendaraan, dll. Tetapkan jumlah pengeluaran yang sama setiap bulannya, sehingga alokasi dana bisa diperkirakan setiap mendapatkan penghasilan.
Sedangkan dana darurat adalah ‘pelampung’ ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dana ini harus tersimpan manis dalam jumlah yang sudah ditentukan. Ranjit Dani menjelaskan bahwa penting bagi kita memiliki dana darurat dengan jumlah yang setara 6-12 bulan pengeluaran. Jumlah ini yang paling aman bagi freelancer jika terjadi sesuatu, misal tidak penghasilan tidak mencapai target, atau bahkan tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Hanya menyimpan dengan jumlah 3-4 bulan saja tidak cukup.
Yang terakhir adalah dana tabungan. Dana ini khusus disimpan untuk kamu yang memiliki target khusus di masa depan, misal melanjutkan sekolah ke luar negeri atau modal pernikahan. Jumlah persenan yang disisihkan setiap bulannya dapat tergantung keinginan masing-masing.
Asuransi Kesehatan
Sedia payung sebelum hujan itu penting. Sebagai pekerja tanpa ikatan, kamu juga tidak bisa mendapatkan kebutuhan asuransi kesehatan seperti pekerja kantoran. Untuk itu, sebelum memutuskan menjadi freelancer, pastikan kamu memiliki asuransi kesehatan. Pilih paket asuransi yang baik dan menguntungkan. Pelajari terlebih dahulu perusahaan asuransi tersebut, baik secara agen, pelayanan, kemudahan, pencairan dana, dan lebih baik lagi rekomendasi pengguna jasa tersebut.
Hemat dan Disiplin!
Memang menjadi freelancer itu butuh kedisiplinan yang tinggi. Misalnya, sebelum memenuhi jumlah dana darurat yang dibutuhkan, kebiasaan membeli barang secara impulsif harus dikurangi. Nggak mau dong hura-hura saat klien kasih bayaran, tapi melarat di akhir bulan. Disiplin bukan hanya menahan untuk tidak belanja, tapi juga cerdas dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran. Hal ini dilakukan agar secara finansial kamu bisa hidup selaras dan seimbang. Menjadi freelancer juga berarti harus mulai tahu diri. Penetapan dana pengeluaran setiap bulannya dilakukan dengan logis: berdasarkan kebutuhan dan bukan sekedar keinginan.
“Bagi sebagian orang mungkin nggak suka jadi freelancer karena nggak bisa dapat gaji bulanan. Awalnya aku juga berpikir gitu. Tapi aku nggak kuat dengan rutinitas kantoran. Apalagi kalau harus mengorbankan idealisme demi keinginan bos. Makanya aku memilih untuk kerja lepasan, dan memang sampai sekarang harus belajar dan disiplin untuk mengatur keuangan. But, it’s worth it!” ungkap Agrita (Social Media Strategist, 23th). Jadi, bukan nggak mungkin kok hidup sejahtera dengan menjadi freelancer. Good luck on pursuing your passion!