Hanya Berteman, Tapi Kok Mesra?

Fimela diperbarui 27 Nov 2012, 09:30 WIB

Friendzone adalah saat orang yang kita suka memposisikan kita hanya di 'zona pertemanan'. Singkatnya, it's just one-sided love. Perbedaan sudut pandang dapat terjadi ketika kedekatan hubungan memicu banyak pertanyaan. Terlalu dekat, tapi bukan pacar. Inilah yang membuat friendzoning menjadi berbahaya, karena membuat kita berada di situasi yang full of uncertainties. Kita tidak tahu apakah kebaikan dia karena perasaan lebih yang dia miliki ke kita, atau 'sayang sebagai teman' saja. Kalau dia menyatakan secara langsung posisi kita bagi dia, the problem is just how to mend your broken heart. Tapi nggak enak banget kan berada dalam posisi 'digantungin'.

Tenang saja! Semua hal ada polanya. Berikut tanda-tanda laki-laki nge-friendzoning perempuan:

  1. Mereka meminta saran tentang hubungan

Kalau laki-laki yang kamu suka sudah mulai menceritakan ketertarikannya dengan perempuan lain, you should be worried. Apalagi meminta relationship advice dari kamu. If he's into you, he'll come and get you. Bisa saja perilaku itu dilakukan agar kamu cemburu. Tapi kalau dilakukan dalam waktu yang lama, he doesn't deserve the wait.

2. They don’t try anything

Is he really into you when he doesn't even make any move while there's just two of you left alone? Kecuali kalau dia super-grogi berada di dekat kamu, hmm...kayaknya dia hanya menganggap kamu teman saja deh. 

3. “I love you…..like a sister.

He declares it clearly! Dia cuman menganggap kamu sebagai saudara perempuan saja. Jadi jangan anggap lebih tindakan-tindakan gentleman yang dia lakukan ke kamu. Maybe there's just how he treats his sister.

4. Too comfortable, too dangerous.

Wajar bagi perempuan untuk menjaga 'image' di depan laki-laki. Nggak mau dong keburukan-keburukan atau masa kelam kita terungkap saat masa pendekatan. Begitu juga dengan laki-laki. Kalau dia menceritakan semua hal ke kamu, bahkan sampai rahasia sekalipun: dia sudah terlalu menjadi apa adanya. Menurut dia, impresi apapun dari kamu tidak berpengaruh baginya. Because, he's trusting you. Bahaya!

5. Dia menjadi ‘mak comblang’ untukmu.

Biasanya urusan perempuan bukan hal yang bikin laki-laki mudah menyerah, apalagi memberikannya secara cuma-cuma. Kalau dia punya ketertarikan denganmu, there's no way he tries to set you up with someone else. Tapi kalau dia pada akhirnya tertarik denganmu, he'll regret it indeed.

6. Dia ada...kalau butuh sesuatu.

Bantu beresin kamar, bantu packing, bantu nemenin adik, bantu mengerjakan tugas, you name it. Perhatikan deh, apakah dia selalu ada, atau dia akan ada di sekeliling kita hanya saat dia butuh bantuan? I have to tell you, it's way beyond being friendzoned, it's friend-of-convinience-zone, or even...mom-zone?

"Teknologi yang ada sekarang bikin kita lebih intens berkomunikasi. Intensitas itu udah nggak bisa sepenuhnya jadi tolak ukur perasaan seseorang ke kita. Makanya sekarang jadi lebih susah menilai perasaan seseorang," ujar Galuh (Karyawan Swasta, 25th) yang mengaku pernah berada dalam friendzone. Lain korban, lain pelaku. Menurut Nuzul (Graphic Designer, 24th), "Nggak mau berhubungan yang lebih dari teman bukan berarti kita nggak nyaman. We sometime value our friendship more than a date. Jadi jangan terlalu terpuruk kalau kena friendzoned." Hmm, ternyata mungkin sebagai seorang temanpun bisa jadi hal yang spesial. But for many who get in the zone, it’s easy to lose sight of how much of an honor it really is. So, in what zone are you?