Next
Untuk sebagian orang, mem-bully orang lain bisa jadi sudah menjadi bagian dari rutinitas harian mereka. Rasanya nggak pas jika satu hari berlalu tanpa mem-bully. Apakah kebiasaan mem-bully seperti ini terjadi karena memang ada kesempatan dan ada korban yang bisa di-bully atau karena memang si pem-bully punya masalah atau gangguan kepribadian?
Next
Berbeda dengan apa yang dipaparkan oleh Amanda, Rosianna Silalahi, mantan jurnalis TV mengatakan bahwa bullying terjadi karena kurangnya sikap toleransi antarsesama. “Inti persoalan bullying adalah kita selalu merasa tren dan orang-orang yang berbeda dengan kita itu jelek. Jadi, jika kita ingin menghentikan bullying kita harus bisa menerima kelebihan dan kekurangan setiap orang. Kita harus bisa terima bahwa setiap orang itu spesial,” ujar Rosianna Silalahi di sela-sela waktu pemotretan untuk FIMELA.com.
Next
Amanda berpendapat bahwa biasanya mereka yang menjadi korban bully adalah orang-orang yang memunyai kesulitan dalam menyesuaikan diri di lingkungan sosial, serta memiliki kepercayaan dan harga diri yang rendah. Bisa jadi kita tidak berniat melakukan bully, tapi siapa yang tahu nanti jika ternyata perkataan kita justru malah menyakiti lawan bicara. So, sebaiknya jika ragu dengan perkataan yang akan kita ucapkan, lebih baik urungkan niat untuk angkat bicara. Go silent and (just) speak for peace! “Menurut saya, iseng atau bukan iseng, sadar atau tidak sadar, selama perilaku seseorang mengarah pada tindakan mengintimidasi atau melakukan kekerasan (fisik ataupun verbal) terhadap orang lain sehingga menyebabkan orang lain tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya (menjadi pemurung ataupun menarik diri) maka orang tersebut bisa disebut sebagai pelaku bully,” Amanda menambahkan.
Empowered by: