Next
Pernah bergelut di dunia bisnis tradisional sebelum pada akhirnya memutuskan untuk membuka usaha di dunia bisnis digital bersama sang suami, Iim mengaku tidak ada yang lebih baik di antara bisnis tradisional dan digital. “Buat saya tidak ada yang terlalu mudah dan tidak ada yang terlalu sulit. Berbicara soal biisnis berarti berbicara soal kemauan untuk belajar. Masing-masing, dunia bsnis tradisional dan digital, punya tantangan tersendiri. Selama menekuni kedua dunia ini, saya melihat bisnis tradisional dan bisnis digital saling melengkapi karena memang masing-masing sudah punya pasar tersendiri,” ujar Iim mengawali cerita.
Dalam menjalankan bisnis, Iim mengaku tidak pernah menjadikan sebuah perusahaan atau tokoh sebagai patokannya dalam berbisnis. “Saya tidak pernah menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai patokan dalam berbisnis. Saya banyak belajar dari orang-orang di sekitar saya, tidak hanya dari orang-orang tertentu,” ujar perempuan yang mengaku sering menghabiskan waktu untuk membaca buku ini.
What's On Fimela
powered by
Next
“Setiap usaha pasti akan mengalami fase merintis, fase tumbuh, dan tinggal landas. Setiap fase punya tantangan tersendiri. Saat ini perusahaan yang saya bangun masih berada dalam fase tumbuh. Drop dan merasa hampir menyerah saat menjalani bisnis ini tentu pernah saya alamai. Tapi, pada akhirnya saya melihat bahwa banyak orang-orang yang bergantung pada saya, saya punya tanggung jawab besar pada karyawan-karyawan yang bekerja pada saya. Dan ada masanya ketika kita berada di pucuk kepemimpinan, kepentingan pribadi kita menjadi tidak penting karena kepentingan orang lain yang menjadi prioritas buat kita,” ujar perempuan yang mengaku menggilai high heels ini.
Next
Bahkan, Iim pun setuju jika social media dijadikan sebagai salah satu tolak ukur untuk menilai pribadi seseorang. “Di social media kita tidak bisa berbohong. Terkadang kita bisa melihat sisi berbeda dari orang lain yang tidak bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Di perusahaan ini, saya dan tim HR selalu mengecek akun social media calon karyawan sebagai salah satu bentuk penilaian terhadap kepribadian. Karena apa yang kita tuangkan dalam social media pasti akan membentuk sebuah benang merah yang akan menunjukkan kepribadian kita yang sesungguhnya. Kadang-kadang saya pun juga suka mengintip akun-akun social media milik orang karena ternyata mereka lucu-lucu,” ujar perempuan kelahiran 1978 ini menutup pembicaraan dengan tawa renyah.
Don't miss it! Iim akan menjadi host dan membuka kisah para tokoh tenar di acara seminar sehari Fimela: IWOW Conference. Tertarik ikutan? Daftar di sini.