Next
Menjalani segalanya sampai memutuskan menikah memang tak mudah. Perjalanan mencari cinta yang panjang, hubungan keluarga kedua belah pihak, faktor ekonomi, dan banyak hal lain jadi rintangan tiap kali dekat dengan seseorang. Pernah tidak sih, kamu merasa sangat mencintai seseorang tapi semua pupus karena ada hal yang tak mungkin bisa disatukan? Berbeda agama, tak direstui, atau bahkan banyak pemikirannya yang bertentangan denganmu, misalnya. Memang ada hubungan yang rumit, dan ada yang begitu mudahnya diterima semua pihak, berjalan sangat mulus sampai ke jenjang pernikahan.
“Jujur aku sendiri tidak suka dengan perempuan-perempuan yang panik karena tak juga menikah di usia yang menurut mereka sudah urgent. Buatku pernikahan itu saat kita menemukan orang yang tepat, jadi sama sekali tak ada hubungannya dengan waktu. Pada saatnya aku pasti akan menemukan orang yang tepat, yang membuatku benar-benar jatuh cinta bukan karena keadaan yang ‘memaksa’-ku membuka hati untuknya,” Putri (25 tahun, senior editor) angkat bicara.
Bagaimana kita mengetahui hubungan kita dan pasangan adalah hubungan atas dasar cinta, atau semata karena kehadirannya di waktu yang tepat membuat kita takut kehilangan (lagi) rasa nyaman? Bisa saja kan, dia ada di saat yang tepat ketika kita merindukan seseorang atau di ujung target menikah, dan kebetulan hubunganmu dan dia berjalan hampir tanpa halangan berarti. Ada baiknya bersikap lebih peka dan jujur pada diri sendiri, karena perasaan was-was jelang pernikahan bisa jadi penanda ketidakberesan kisah cintamu. Dalam Journal of Family Psychology, para psikolog UCLA bahkan sudah memprediksikan adanya perpisahan maupun kehidupan pernikahan yang tak bahagia jika dilandasi dengan ketidakyakinan.
What's On Fimela
powered by
Next
“Cinta itu cuma kita yang bisa rasakan,†Novi (27 tahun, fotografer) berpendapat. Cinta “terdeteksi†lewat perasaan yang kita tak tahu bagaimana mengungkapkannya. Perasaan yang berbuah keyakinan, tak sebatas membuat kita nyaman karena kehadirannya di saat kita membutuhkannya. Pada intinya kita yang akan merasakan sesuatu tanpa pernah bisa menjelaskan seperti apa. Tambah Novi, “Tanpa beban, tanpa tekanan, membuat kita bahagia, itulah cinta.â€
"Pada akhirnya perasaan cinta dan kesungguhan hati akan memenangkan keadaan, sementara hubungan yang terjalin karena keadaaan akan berakhir dikalahkan oleh keadaan pula."
Untuk itulah, pondasi perasaan yang kuat sangat penting untuk menjalani kehidupan pernikahan dengan sukses, bahkan sebelum mulai berpacaran dan mulai dekat dengan seseorang pun kita sudah harus memantapkan hati: benarkah dengannya kita akan menghabiskan hidup? “Cukup percaya pada hubungan kita dan pasangan karena rasa sayang dan keyakinan nggak akan bisa ditepis oleh apa pun. Cinta itu sebenarnya nggak rumit, tapi pikiran kita sendirilah yang bikin cinta dari rumit. Yang terpenting kita yakin dengannya dan dia yakin dengan kita, dan kalau orang-orang terdekat menyayangi kita, mereka pun akan menerima orang yang kita sayangi,†Novi berujar lagi.
Jika dia orang yang tepat, dia datang pada waktu yang tepat dengan alasan yang tepat. Sementara bolehlah kita menyimpulkan seperti itu. Orang-orang sekeliling tak mendukung, atau misi dan mimpi membuat kalian harus menunda hubungan yang lebih serius, tak perlu jadi soal. Itu tak membuktikan cinta tak bisa bertahan karena bisa jadi itu hanyalah bagian dari halangan yang memperkuat hubungan. Konselor pernikahan ternama Amerika, Dr. Gary Chapman, mengatakan bahwa dua orang yang berkomitmen mencari jalan keluar akan menemukan sebuah solusi, apa pun permasalahannya. Pada akhirnya perasaan cinta dan kesungguhan hati akan memenangkan keadaan, sementara hubungan yang terjalin karena keadaaan akan berakhir dikalahkan oleh keadaan pula. Just trust it.