Candoleng-Doleng: Pertunjukan Tarian Erotis Merebak Di Sulawesi Barat

Fimela Editor diperbarui 27 Sep 2012, 12:40 WIB
2 dari 5 halaman

Next

Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa kehidupan sosial di perkotaan jauh lebih berbahaya daripada kehidupan di pedesaan dan daerah pedalaman. Tapi, ternyata pendapat seperti itu bisa dipatahkan dengan kenyataan terbaru bahwa di daerah pedalaman Sulawesi Barat dan Selatan tengah marak dipertontonkan tarian erotis di pesta-pesta rakyat.

Adalah Candoleng-Doleng sebuah tarian erotis, yang bahkan cenderung merupakan pornoaksi. Candoleng-Doleng merupakan bentuk hiburan yang biasanya digelar oleh masyarakat untuk menyemarakkan hajatan yang mereka selenggarakan. Saat ini Candoleng-Doleng ramai digelar di daerah Polewali Mandar dan merambah hingga Makasar.

3 dari 5 halaman

Next

Biasanya, penyanyi Candoleng-Doleng akan bernyanyi sambil menari dengan gerakan layaknya orang yang sedang berhubungan seksual. Bahkan, sang penari pun tidak segang-segan untuk menanggalkan pakaian mereka hingga memperlihatkan alat vital. Yang membuat miris adalah pertunjukkan seperti itu dipertontonkan di depan publik dan bisa disaksikan oleh semua orang, tak terkecuali anak-anak di bawah umur.

"Saya bisa mengatakan bahwa pergaulan di daerah lebih parah dari Jakarta. Bahkan, banyak juga perempuan-perempuan bersuami yang justru malah menjalin hubungan lagi dengan lelaki lain (dengan sepengetahuan suami mereka) hingga melahirkan anak lagi," ujar Sakti, 25, yang pernah bertugas selama 1 tahun di suatu daerah di Sulawesi.

4 dari 5 halaman

Next

Menanggapi peristiwa tersebut, pihak kepolisian daerah pun sudah melakukan penangkapan pada pelaku dan penyelenggara. Bukan tidak mungkin tontonan-tontonan seperti bisa berdampak buruk dan membuat anak-anak daerah yang mengonsumsi pertunjukkan tersebut meniru tindakan yang mereka lihat.

"Dalam hal ini pengawasan orangtua sangat diperlukan. Peran orang dewasa baik dirumah maupun disekolah yang tidak optimal memberikan dampak bagi anak-anak yang mungkin belum tampak saat ini tapi bisa saja menjadi epidemi terhadap perilaku kenakalan atau kriminalitas bertahun-tahun yang akan datang. Informasi yang diterima anak seringkali diikuti dengan keinginannya untuk mengetahui atau menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain di pikirannya dan saat tidak ada orang yang bisa menjadi tempat ia bertanya hal ini yang membahayakan saat si anak mencoba untuk bereksperimen terhadap keingintahuannya yang tak terbendung," ujar Karina, 25, mahasiswa S-2 psikologi sebuah perguruan tinggi swasta.

5 dari 5 halaman

Next

Nggak selalu kehidupan perkotaan menyeramkan seperti yang dibayangkan karena ternyata ada banyak peristiwa di daerah juga yang terlewatkan. Tentu kita tidak bisa menyalahkan anak-anak jika nantinya mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang di luar kendali mengingat tidak layaknya pertunjukkan yang mereka konsumsi sehari-hari. Tindakan tegas dan kerja sama masyarakat tentu sangat diperlukan dalam meminimalisasi dan menghapus kegiatan-kegiatan seperti ini. Nggak terbayang kan bagaimana jadinya masa depan anak-anak di pelosok daerah jika pertunjukkan seperti ini terus-menerus dibiarkan?