Hubungan Intim dengan Pasangan pun Perlu Cuti

Fimela Editor diperbarui 21 Sep 2012, 07:59 WIB
2 dari 6 halaman

Next

Saat haid…

Kalau kamu masih penasaran dengan baik-tidaknya hubungan intim saat sedang haid, ini jawabannya. Berhubungan intim dengan pasangan saat kita sedang haid ternyata tidak disarankan, karena selain membuat tak nyaman, penetrasi dan orgasme yang terjadi bisa membahayakan kesehatan, baik bagi organ vital, seperti jantung dan paru-paru, maupun pada rahim. Menurut seksolog Andri Wananda dari Universitas Tarumanegara yang juga anggota Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), gelembung udara dari pembuluh darah yang terbuka akibat pelepasan dinding rahim bisa terbawa aliran darah menyumbat pembuluh darah yang menuju ke organ vital tersebut saat penetrasi terjadi dan bisa menyebabkan kematian.

Risiko perempuan terkena endometriosis juga makin besar akibat darah kotor menstruasi yang masuk lagi ke dalam perut melalui saluran telur ketika rahim berkontraksi saat orgasme. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Dr. Li Yuan Zhong, spesialis Onkologi dari Jakarta Consultation Center. Selain itu, ketika dinding rahim meluruh dan kita memaksakan tetap berhubungan intim, bisa menimbulkan luka sehingga sperma atau darah kotor ikut masuk ke dalam tubuh. Karena tak steril, infeksi pun tak terhindarkan dan memicu trauma pada mulut rahim yang seringkali menyebabkan perut terasa mulas.

What's On Fimela
3 dari 6 halaman

Next

Saat hamil…

Selain haid, seks saat hamil juga sering menjadi bahasan. Pada dasarnya jika dilakukan dengan tidak berlebihan atau terlalu intens, artinya tetap menyesuaikan dengan kondisi pasangan dan kandungan, semua akan aman-aman saja karena calon bayi terlindung oleh air ketuban. Meskipun begitu, menurut dr. R. Muharam, SpOG dari Sam Marie Family Healthcare, hubungan intim sebaiknya dilakukan setelah trimester pertama trimester pertama—untuk mencegah kontraksi yang gampang terjadi di awal kehamilan—sampai usia kandungan 7 bulan untuk mencegah kontraksi yang bisa menyebabkan pecah ketuban. Dr. Hendro Sudarpo, SpOG, spesialis kebidanan dan kandungan RS Siloam Lippo Karawaci, menambahkan, “Jika ada riwayat keguguran atau vlek yang merupakan tanda ancaman keguguran, hubungan seks bisa ditunda sampai kandungan berusia paling tidak 16 minggu.”

Kasus kehamilan lain yang membuat kita harus cuti dari aktivitas seksual, misalnya, jika plasenta letaknya rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan kelahiran, karena dapat menyebabkan pendarahan. Memiliki riwayat kelahiran prematur pun membuatmu harus rela cuti berhubungan intim karena rahim lemahmu tak akan tahan mendapat rangsangan. Atau, bila pasangan mengidap penyakit menular seksual, sebaiknya lakukan pengobatan dan harus rela menahan keinginan bercinta sampai pasangan dipastikan tak akan menularkan penyakit yang berpengaruh pada kelahiran prematur sampai kecacatan janin.

4 dari 6 halaman

Next

Setelah melahirkan…

Yap. Masa-masa pasca-melahirkan adalah masa bagi kita untuk sejenak cuti berhubungan intim. Selain karena masa nifas terjadi selama satu hingga satu  setengah bulan, pada masa itu rasa sakit di sekitar vagina dan daerah dekat lubang dubur yang terluka masih mendominasi, emosi pun tak stabil akibat perubahan hormon, ditambah lagi rasa lelah mengurus bayi. Itulah yang membuat keinginan untuk berhubungan intim menurun.

Selama proses melahirkan, rahim dan leher rahim mengalami perubahan yang signifikan. Dan selama fase penyembuhan, lapisan rahim, terutama tempat plasenta, rentan terhadap infeksi. Karenanya, hubungan seksual sangat rentan menularkan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi. Butuh waktu beberapa minggu untuk sembuh, termasuk menyembuhkan trauma pasca-melahirkan. Kesembuhan rahim bisa kamu lihat dari warna darah nifas. Jika warna cairan yang keluar dari merah terang mulai berubah putih kekuningan, artinya tanda kesembuhan mulai tampak.

Nah, setelah tubuh terasa membaik, saatnya mengontrol emosi dan memanajemen waktu agar bisa sedikit lepas dari kesibukan merawat buah hati. Kamu juga membutuhkan “hadiah” atas proses panjang selama masa kehamilan sampai melahirkan dan merawat bayimu, karenanya mulailah memikirkan aktivitas seksual yang sudah terasa sangat lama tak bisa dinikmati sebebas setelah kamu melahirkan. Untuk tahap awal, kamu bisa melakukannya perlahan sebagai pemanasan dan “perkenalan kembali” tubuh masing-masing. Psikolog seksual Zoya Amirin juga menyarankan kita untuk mulai mengomunikasikan kembali gaya-gaya bercinta favorit berdua agar hubungan kembali bergairah.

5 dari 6 halaman

Next

Tinggal berjauhan…

Pasangan yang tinggal berjauhan mau-tidak mau harus kerap mengambil cuti berhubungan intim. Tapi, bukan berarti aktivitas seksualmu terhenti, kan? Siasati dengan teknologi yang kian maju. Kamu tetap bisa bermesraan dengan pasangan melalui pesan singkat, telepon, chatting, sampai video chat. Tetap bisa saling menatap dan bertukar rayuan menggoda! FIMELA.com sendiri pernah mengadakan polling mengenai phone sex yang ternyata jauh lebih diminati ketimbang chat sex. Artinya, interaksi langsung dengan pasangan walaupun tak bersentuhan ampuh membuat pasangan saling terangsang. Daripada menunggu terlalu lama hingga bertatap muka langsung sementara hasrat kian memuncak, perang suara menggoda, kata-kata nakal, saling pandang di video chat, toh bisa mengantarkanmu dan pasangan pada orgasme!

Intinya, jangan sampai cuti hubungan intim membuatmu dan pasangan harus mati-matian menahan keinginan untuk bercinta dan berefek negatif terhadap kondisi psikologis yang ikut mempengaruhi kondisi biologis, misalnya membuat suasana hati turun atau stres, sampai mengusik keharmonisan hubungan. Seks masih akan terus jadi kebutuhan pokok dan yang utama jika memang sama-sama kalian prioritaskan. Diprioritaskan, otomatis diusahakan bagaimana pun caranya cuti justru menjadi modal untuk mendapatkan kualitas seks yang lebih oke.

6 dari 6 halaman

Next

Saat berantem (NO!)…

Saat bertengkar, berbicara dengan pasangan saja kita malas, alapagi memikirkan seks. No way! Eits, tunggu dulu. Justru pertengkaran yang disatukan dengan seks akan menghasilkan sensasi yang… wow! Menurut American Psychological Association, perempuan memang dikenal paling bisa menahan marah jauh lebih lama dari laki-laki, tapi dengan berhubungan intim semua perasaan kesal itu bisa terlupakan dalam sekejap. Sambil menyelam minum air, sambil menikmati sensasi make up sex dengan suasana menantang—di mana emosi, ketegangan, kecewa, cinta, gairah, dan perasaan intim bercampur jadi satu—keintiman menggebu yang tercipta itu juga bisa meredam amarah dan memunculkan perasaan baru yang lebih menenangkan. Momen bercinta dahsyat kamu dapatkan, masih dapat bonus hubungan yang membaik pasca-pertengkaran. Hayo, siapa yang tak mau merasakannya?

Tapi, bukan berarti seterusnya make up sex bisa menyelesaikan masalahmu dan pasangan. Tetap andalkan komunikasi untuk membuat masalah tak berkepanjangan, karena pada intinya make up sex adalah media untuk meningkatkan keintiman. Jangan juga memancing masalah demi masalah untuk mendapatkan sensasi hubungan intim yang menggebu. Make up sex hanya bisa dilewati dengan manis dan benar-benar melahirkan keintiman ketika dilakukan secara natural. Mau coba?